"Pergi aja, gue ngga masalah" davian menatap lingga yg tengah diam dengan bibir mencebik diseberang ranjang"Tapi nanti Lo marah.?"
"Emang kenapa kalau gue marah.?"
"Serem, Bego.!!"
Mendengus pelan, Davian mengalihkan pandangan nya dari lingga yg kadang suka cosplay menjadi gadis belasan tahun yg labil itu.
Sudah jam setengah sebelas malam sekarang, beberapa jam selepas mereka berdua pulang dari cafe sore tadi.
Lingga sudah meminta ijin pacarnya untuk pergi dengan galang, dan davian juga sudah mengijinkannya.
Tapi sampai jarum jam hampir menunjuk waktu tengah malam, pemuda itu masih tidak beranjak dari rumahnya."Gue ngga apa-apa, lingga"
Mata kelabu lingga yg sipit tampak melebar penuh harap, ketika davian bersuara dengan nada yg lebih lembut sembari menyebut namanya.
Buru-buru ia mendongak untuk memeriksa ekspresi bocah kesayangan nya itu.
Ternyata yg bersangkutan juga tengah memandang nya dengan wajah datar seperti biasa."Pacar, sumpah gue ngga pergi sama Justin. Lo boleh ikut kalau Lo ngga percaya"
"Ngapain.? Mending gue turu dirumah, Lo mau pergi sama dia pun apa urusan gue sih.?"
"Kok gitu.? Lo bikin gue overthinking Mulu dari tadi.!"
"Gue ngga merasa ngelakuin apapun yg ngebuat Lo overthinking"
"Ya tapikan gue ngga suka Lo cuekin"
"Mulai deh kang drama, Lo jadi sub aja deh mendingan. Mana ada Dom modelan kek Lo gini.?"
"Tuh kan.. Lo sebenernya masih sayang ngga sih sama gue.? Dari tadi mulut nya jahat banget tau ngga.?"
Sumpah.
Davian geli melihat gelagat lingga saat ini, Kemana perginya preman sekolah yg kejam dan tukang bully itu.?
Perasaan davian saja, atau memang semenjak bersama dirinya, lingga menjadi sangat melankolis.?
Pemuda itu masih mencebik, cemberut kesal ketika davian memutuskan mengalah saja agar urusan cepat selesai."Oke, lupain Justin. Gue perlu istirahat karena besok ada kuliah pagi, Lo pergi aja. Kali si Galang udah nungguin Lo, jangan lupa kunci pintunya dari luar. Gue males bangun-bangun"
"Peluk dulu sini...."
Nah kan.?
Sudah diberi hati, ternyata lingga masih minta jantung."Lo kenapa sih.? Melow banget kek ibu hamil, eneg gue lama-lama.!!"
"Bodo amat sama mulut Lo yg pedes itu, pokoknya gue mau peluk" lingga mendekat dan melemparkan tubuhnya untuk mendekap bocahnya erat-erat, memejamkan mata disana selama beberapa saat
Sebenarnya, perasaan lingga tak bisa dijelaskan.
Rasanya rindu, sedih dan sesak ketika ia menatap wajah pemuda yg sangat dicintainya itu.
Rasanya seperti akan ada sesuatu yg terjadi, sesuatu seperti kejadian bertahun-tahun silam, ketika almarhum sahabatnya berusaha memisahkan davian darinya.
Lingga ingin tetap berada disini, tapi ia juga butuh sesuatu untuk membuat kepalanya terasa lebih ringan."Lo tuh lagi ada masalah dirumah atau kantor.?" Karena pelukan itu terlalu lama, davian jadi agak khawatir
"Ngga ada, pacar."
"Ngga biasanya Lo begini"
"Gue cuma kangen, biarin gue peluk Lo bentar lagi aja"
Benar-benar aneh, lingga yg hidup seenak hati itu tidak pantas galau begini.
Davian menepuk-nepuk punggung nya dengan lembut.
Jika selama ini lingga selalu ada saat kapanpun ia butuh, sekarang ia juga harus demikian.
Walau ia tak tahu kekasihnya itu butuh apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAI
AcakDavian Alexis (Park Jimin) Dia tidak terlahir dari keluarga yg bahagia, mengalami perundungan sejak kecil membuatnya terauma, anak laki-laki yg selalu murung dan tidak pernah punya teman. Lingga Pradipta (Min Yoongi) Si tampan bengis putra konglomer...