33(CdL)

1K 153 37
                                    


"Kok cuma bentar, cewek Lo aman.?" Tanya bian

"Dia cowok, gue gibeng juga Lo lama-lama.!" Balas lingga

"Oh iya sih, gue lupa. Habisnya dia cantik banget.!"

"Bi, gue udah peringatin Lo ya. Kalau Lo masih tetep jelalatan sama pacar gue, gue sambit leher Lo yg ngga berguna itu.!"

"Anjir, brutal amat.!"

"Lo ngga di bolehin ketemu kita.?" Tanya Delon

"Malah dia yg nyuruh gue kesini, justru aslinya gue males banget liat muka burik Lo pada.!"

"Kalau itu bukan Lo, pasti udah gue sleding.!" Sela Firga, setelah mendengar kata-kata busuk lingga

"Kepala Lo aman.?" Tanya bian

"Dah lah, bete banget gue. Kalau gue masih bisa duduk disini, berarti Lo yg ngga aman, paham.?"

Tak ada yg menjawab, semuanya malah saling bertukar pandang.
Kecuali Vani yg masih menatap tajam tanpa takut.
Gadis itu memang tak pernah takut apapun, pada siapapun.

Akhirnya, Galang yg duduk paling ujung di sebelah Vani.
Ia menegakkan badan, sebelum berkata pada lingga dengan sangat jelas.

"Vani pacar gue.!"

"Hah.? Gimana-gimana.?"

"Dia cewek gue, apa kecelakaan itu bikin kuping Lo budek.?"

"Gue ngga paham gal.."

"Gue pikir, Lo ngga butuh pemahaman apapun.! Kalau gue ngga diterima disini, gue bisa pergi sekarang.! Lo pikir muka Lo ganteng.? Gue disini karena Galang, bukan karena Lo.!"

"Nah.... Sekarang Lo paham kan boss.? Udah di jelasin sama Vani nya langsung" kata bian

Lingga menatap Galang dan Vani bergantian, keduanya juga balik menatap lingga dengan wajah masa bodo.
Baiklah, sepertinya ini bukanlah Apri Mop.

"Sejak kapan Lo punya rasa sama dia.?"

"Udah cukup lama, tapi dia suka sama Lo. Jadi gue biasa apa.?" Hanya itu yg bisa Galang ucapkan

"Dan.. bisakah kita pergi sekarang.? Suasana ini ngga cukup baik buat gue.!" Kemudian, gadis itu itu melangkah keluar tanpa menunggu persetujuan dari Galang

"Dan Lo.. utang penjelasan sama gue.." tuntut lingga, ketika melihat Galang turut pergi menyusul Vani

"Menurut gue ngga perlu. Seperti hal nya Lo, gue juga punya privasi yg ngga semuanya harus gue publikasiin.!"

Bukankah semua ini menjadi rumit.?
Masalah seperti datang silih berganti, sementara lingga belum juga menemukan petunjuk apapun.
Teman-teman nya seperti menjauh disaat ia membutuhkan nya.

Ahh tidak.
Bukan teman-teman nya yg menjauh, tapi lingga sendiri yg melakukan itu.
Bukankah mami nya sendiri yg mengatakan, jika akhir-akhir ini ia terlihat lebih baik.?
Lingga tidak mengira bahwa untuk itu, ada harga mahal yg harus ia bayar.

****

"

Jadi, mereka berdua pacaran.?"

"Iya loh, anjir banget kan.?"

"Yaudah sih, biarin aja"

"Kok yaudah sih.? Ngga niat banget tanggapan Lo, Davian Alexis.! Gue ngerasa di khianati nih.!"

"Di khianati siapa.? Emang kalau mereka berdua pacaran, aspek hidup Lo sebelah mana yg bakalan kena dampaknya.?" Avin melirik sinis setalah melayangkan pertanyaan cerdas nya

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang