30 (CdL) Season 2

595 128 27
                                    

Terengah-engah, panik, dan merasa bagai di timpa dunia seluruh isinya, lingga mengayun langkah secepat kaki lemahnya bisa membawa.
Sesekali pemuda itu mengumpat karena rasa sakit di beberapa bagian tubuh akibat perbuatan Galang kemarin.
Meski begitu, lingga menerima nya dengan lapang dada, sepenuh hati menyadari bahwa dirinya memang pantas dihajar sampai babak belur.

"Lantai empat, ruang lima...." Bibirnya komat-kamit, menghapal kata-kata barusan, seolah itu adalah mantra penyelamat "Lantai empat... Ouh fuck.! Lantai empat ruang lima itu yg mana.? Sialan.! Kenapa davian harus ditaruh ke rumah sakit begini sih.?!"

Baru saja lingga berpikir untuk memindahkan kekasihnya ke rumah sakit milik keluarga nya, ketika fakta yg menyakitkan itu seketika menghantam kesadaran nya dengan hebat.
Bahwa, ia bukan lagi anggota keluarga Pradipta, itulah akar masalah yg menyebabkan semua ini terjadi.

"Lantai empat.? Ouh, ini dia. Lantai empat..." Lingga nyaris berlari kala menemukan tempat yg benar, dengan degup jantung yg menderu, pemuda itu berbelok menuju koridor ruang lima

Dan...

"Om..."

Frans Adrian Martadinata menyambutnya, tepat berhadapan dengan nya.
Hanya dengan melihat air muka ayah kekasihnya, lingga sudah pasti tahu apa yg terjadi.

"Mau apa kamu kemari.? Belum puas kamu bikin putra saya celaka.?"

"Om—"

"Mau bilang apa.? Mau bilang kalau semua ini hanya salah paham dan yg davian lihat itu tidak benar, iya.?"

Lingga hampir menghela napas lega, berpikir bahwa Frans sudah mengetahui duduk permasalahannya.
Tapi ketika raut horor pada wajah lelaki itu tetap berada disana, lingga tahu dirinya salah.

"Dengar baik-baik, Lingga Pradipta...." Ouh, ini terlalu menakutkan, lingga tidak ingin mendengarnya "Saya tidak perduli jika itu adalah sejuta kali salah paham, kamu sudah menyakiti putra saya. Jadi itu sama saja dengan kamu memutuskan hubungan kamu dengan davian saat itu juga.! Silahkan pergi, saya tidak Sudi melihat kamu ada disini.!"

"O'om.." lingga menggeleng lemah, tidak adil, ini tidak adil "Om, saya mau ketemu davian... Tolong om..."

"Saya akan mengizinkan kamu bertemu dengan anak saya, jika kamu berhasil memutar waktu dan membuat semua ini tidak pernah terjadi.!"

Lingga tercekat.
Rasa nyeri menusuk jantung nya dengan hebat.
Ia hanya ingin memastikan bagaimana keadaan davian.
Lingga hanya ingin menggenggam jemari rapuh itu.
Mengatakan bahwa dirinya menyesal dan mengucapkan seribu kata maaf.

"Om, saya mohon.. Tolong izinkan saya ketemu davian.."

"Saya belum lupa, lingga. Berapa kali kamu sakiti putra saya, berapa kali kamu pertaruhkan keadaan mentalnya yg sudah rusak itu hanya demi semua kesalahan konyol mu.!"

"Kalau gitu hanya liat dari luar saja om, dari luar aja. Please om, saya hanya ingin tahu gimana keadaan davian. tolong..."

Frans mengerutkan dahi.
Memandang remeh kepada lingga yg saat ini keadaannya begitu menyedihkan.
Berantakan, dan tampak beberapa memar dibagian wajahnya.
Frans tidak mau tahu apa yg terjadi pada lingga sebelumnya, ia terlalu muak.

"Kamu yakin mau lihat dia dari luar aja.?"

"Y-yakin om.."

"Kalau begitu silahkan, silahkan kamu lihat dan pikirkan apa yg ada didalam sana. Nanti kamu pasti memutuskan untuk tidak akan lagi kembali kesini"

Kepala lingga terlalu penuh untuk mencerna kalimat dari Frans, ia tak perduli, sungguh.
Ia hanya ingin melihat kekasihnya, memastikan orang yg paling ia cintai baik-baik saja.

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang