Davian sampai di cafe dengan wajah lesu dan beberapa tingkat lebih datar dari yg sudah-sudah.
Gemerincing lonceng yg biasanya bisa membuat moodnya naik itu, kini tak lebih dari suara dentingan logam biasa yg tidak bisa menarik perhatian nya."Hai, Bestie.." Sapa Aska yg tengah tersenyum lebar dari balik counter coffee maker, lantas pemuda kecil itu buru-buru menarik kembali senyum lebarnya ketika tak mendapat apresiasi dari pemuda yg baru datang "Anjir, Ketus amat Lo kek ibu mertua.!"
Setelah menyimpan tas dan memakai Appron, davian bergegas menuju pantry.
Bekerja dalam diam selama beberapa saat, lalu kembali ke counter dimana Aska menunggu dengan espresso ice extra large less sugar ditangan nya."Buat siapa.?" Tanya Aska heran, pasalnya tak ada siapapun yg datang dan memesan kopi
"Gue.."
Tanpa bertanya lagi, yg lebih muda mendadak paham.
Pasti akan seperti ini jika davian ada masalah, satu hal yg tidak Aska sukai, seniornya itu lebih memilih diam, memendam, dan cenderung menyakiti dirinya sendiri jika ada problem yg mengganggu nya.
Karena hingga detik ini pun, Aska belum tahu bagaimana kelam nya masa lalu Davian Alexis, sehingga pemuda itu menjadi sedemikian pendiamnya."Kenapa lagi.? Berantem sama cowok Lo.?"
Diam.
Davian memilih menyesap kopi di tangan nya tanpa repot-repot mengalihkan pandangan.
Tatapan nya masih lurus kearah pintu masuk cafe."Lo udah makan belum.? Pake minum espresso segentong gitu.? Asam lambung dipikir, pak.!"
"Gue ngga akan mati cuma karena asam lambung"
"Kata siapa, Bambang.? Makanya Lo nonton berita, jangan nonton series BL Mulu.!!"
Davian menatap tidak suka pada Aska, sedangkan yg ditatap hanya cengengesan setelah berkata seenak hati.
"Canda, elah.. kenapa sih.? Cerita sama gue kak, jangan di Pendem sendiri. Ntar gila loh.!!"
Davian menggeleng, pemuda bersurai cokelat itu sama sekali tak berminat untuk membagi masalahnya dengan siapapun.
Kecuali, lingga.? Mungkin.
Tapi kali ini rupanya berbagi dengan lingga pun ia tak minat.
Rasa muak memenuhi dadanya sampai terasa ingin muntah kala davian mengingatnya.Lingga mengelak dan dengan tegas mengatakan bahwa pemuda Justin itu bukanlah apa-apa untuknya.
Tapi bahasa tubuh dan tingkah lakunya tidak mencerminkan demikian.
Lingga seperti tidak keberatan jika anak itu terus menempel padanya seperti lem lalat.
Dan, Oh... Bahkan baru saja Justin berkata lewat chat menggunakan nomor baru lagi, Jika akan membawa pulang lingga yg masih tidur dirumah nya."Fucking shit.!!" Umpat davian tanpa berpikir
Hanya masalah seperti ini saja ternyata bisa mengganggu kelangsungan hidupnya sampai separah itu.
Davian tidak sadar jika selama ini lingga sudah menggenggam hatinya terlalu erat.
Terlalu erat, hingga saat genggaman itu mengendur sedikit saja, rasanya bisa sesakit ini.
Pemuda itu lantas melangkah kebelakang untuk menenangkan diri karena tidak ingin menyakiti costumer yg tidak berdosa dengan wajah ketus dan kata-kata jahatnya.****
Beberapa saat sebelum jam kerja berakhir, Aska yg baru saja menerima telepon tampak terduduk dengan shock di belakang meja bar.
"Kenapa.?" Tanya davian singkat
"Nyokap gue dibawa kerumah sakit kak.!" Jawabnya lemas
"Kenapa masih disini.? Pulang sekarang, susulin kerumah sakit"
"Tapi Lo sendirian.?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAI
DiversosDavian Alexis (Park Jimin) Dia tidak terlahir dari keluarga yg bahagia, mengalami perundungan sejak kecil membuatnya terauma, anak laki-laki yg selalu murung dan tidak pernah punya teman. Lingga Pradipta (Min Yoongi) Si tampan bengis putra konglomer...