NOTES: panjang guys, Koreksi Typo nya yaa 💜💜🙏🙏🙏 Terimakasih
Davian diam sepanjang perjalanan, tidak bertanya akan dibawa kemana, atau basa-basi apapun, ia seperti pada kebiasaan nya jika bersama orang asing, diam tanpa suara.
Jangan di fikir gampang merebut hati Davian Alexis, lingga saja butuh berbulan-bulan penuh perjuangan dan sedikit paksaan untuk mendapatkan nya."Bener disini tempatnya.?"
Pemuda itu tersentak dari lamunan kala suara Frans terdengar bertanya.
Baru menyadari jika mobilnya sudah berhenti berjalan, padahal sendirinya dari tadi memandang keluar kaca jendela.
Tersentak dua kali saat menyadari juga di mana mereka berada saat ini.
Makam, makam dimana ibu nya di kebumikan."Benar kan, Avin.?"
"Hem" hanya menjawab dengan gumaman dan mengangguk singkat
"Ayo boy, Kita turun dan jenguk mama"
Frans mendahului membuka pintu mobil nya dan keluar, davian sebenarnya tidak mau ikut, bukan karena takut akan bersedih, tapi matahari sedang bersinar garang nyaris lurus dengan kepala.
Davian malas kalau harus kepanasan dan rambutnya jadi bau matahari, tapi memang nya ia bisa menolak.?"Avin, yg mana makam nya.? Papa cuma tau alamatnya, Lokasi pastinya ngga tau yg mana. Kamu jalan duluan, boy"
Maka davian melangkah duluan, berjalan diantara batu-batu nisan yg tertata rapi, sudah lama ia tidak kemari, namun jelas belum lupa dimana letak nisan milik ibu nya.
Cukup terkejut ketika sampai, karena diatas gundukan rumput itu, sudah ada dua tangkai mawar putih yg tergeletak tak bertuan.
Melihat dari kondisi kelopaknya yg agak layu, mungkin sudah dua atau tiga hari berada disana."Kamu Dateng kesini boy.?" Tanya Frans
"Ngga pernah"
"Siapa ya.? Tapi ngga apa-apa lah, tujuan nya baik. Ayo duduk sini"
Sungguh, davian tidak tahu harus melakukan apa.
Ia bukan seorang yg religius, maka pilihan terbaik hanya menuruti perkataan laki-laki didepan nya, duduk dan mendengarkan percakapan sepihak dengan batu nisan."Hai, sa..."
"Sa.?" Davian membatin "Ouh, mungkin panggilan kesayangan nya" lanjutnya lagi
"Udah lama ya.? Kamu apa kabar.? Sa, Aku kangen..."
Oh, tolonglah.
Davian mendengus jengah, si Frans ini pastilah tidak tahu bagaimana perangai Lilis yg sebenarnya.
Yg memperlakukan davian dengan semena-mena tanpa hati nurani semasa hidupnya, bisa-bisanya dia berbicara begitu lembut, seolah-olah Lilis adalah ibu peri untuk Davian."Sa, Aku minta maaf...." Frans masih melanjutkan "Ini semua salahku, seharusnya aku ngga buru-buru dan cari kebenaran ceritanya terlebih dahulu. Maafkan aku, karena semua kebodohanku, kamu dan putra kita harus hidup dalam neraka.!"
Mulai terdengar agak sentimental, davian melirik laki-laki didepan nya, lalu ia terkejut kala melihat ada air mata yg menetes dari dua manik hazel yg sangat identik dengan miliknya sendiri itu.
"Sa, Putra kita udah besar. Makasih ya, kamu udah jaga dia sampai dia tumbuh jadi seorang pangeran kecil seperti ini. Sekarang giliran ku, aku akan jaga dia baik-baik seperti janji yg pernah kita ucapkan dulu. Jangan khawatir, kamu istirahat yg tenang, sampai kita berkumpul lagi sebagai keluarga yg bahagia, nanti di kehidupan selanjutnya."
Meski sangat dingin dan kadang sosiopat, tapi davian masihlah seorang yg punya rasa.
Bagaimanapun hatinya seperti di aduk-aduk kala mendengar pengakuan yg berurai air mata itu.
Dan mau tak mau, davian jadi penasaran dengan kisah hidup dua orang ini, yg menyebabkan ia lahir ke dunia tanpa sedikitpun tersentuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAI
SonstigesDavian Alexis (Park Jimin) Dia tidak terlahir dari keluarga yg bahagia, mengalami perundungan sejak kecil membuatnya terauma, anak laki-laki yg selalu murung dan tidak pernah punya teman. Lingga Pradipta (Min Yoongi) Si tampan bengis putra konglomer...