22(CdL)

999 148 23
                                    

Avin mematikan ponselnya dengan kesal.
Bukankah lingga sedang marah dan tidak ingin menghubungi nya.?
Tapi mengapa suaranya terdengar panik.?

"Ling—"

"Pacar, Lo baik-baik aja kan.?"

Lingga memeluknya erat sekali, nafasnya memburu seperti habis keliling lapangan.

"Apa sih.? Lepasin, gue ngga bisa nafas.!"

"Lo ngga apa-apa.? Ada yg sakit.?"

"Maksud Lo apaan sih.?"

Lingga melepas pelukannya, mencengkeram kedua bahu Avin sembari menatapnya lekat.

"Maafin gue, gue biarin Lo sendirian dalam bahaya.!"

Avin mengernyit, apakah lingga mengetahui kejadian yg menimpa dirinya.?

Lingga mengambil ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Avin.
Membuat pemuda itu tertegun dalam firasat buruk.

Sebuah rekaman video.
Jelas sekali itu adalah mobil Jeep besar yg berusaha menabrak seorang pemuda yg masih berseragam abu-abu putih.
Avin merinding.
Ternyata kejadian tadi terlihat sepuluh kali lebih mengerikan jika dilihat dari rekaman video seperti ini.

"Ada orang yg ngirim video ini ke gue.! Pacar, ini Lo kan.? Ini beneran Lo atau bukan.?"

Avin tercekat.
Jadi semua itu memang di sengaja.?
Sengaja di lakukan dan di rekam untuk di tunjukkan pada lingga.?
Siapa yg tega melakukan nya.?

"Beneran Lo atau bukan.?" Ulang lingga panik, ketika bocah nya hanya diam

Avin menghela nafas, menatap iris legam yg sekarang bergetar gusar.... "Lo kemana aja.?"

"Aaahhhh....." Teriak lingga frustasi... "Itu... Gue...."

Avin menatapnya tanpa berkedip.
Sejauh ini, tak ada tanda-tanda lingga akan marah karena ucapannya pada Bian tadi siang.

"Gue bakal jelasin nanti, sekarang yg paling penting. Sekarang Lo jawab pertanyaan gue dulu, itu Lo atau bukan.?"

"Ya.. Itu gue.!"

"Ya tuhan.."

"Beberapa jam yg lalu, gue nyaris ketemu malaikat maut.! Kalau terlambat sembunyi, mungkin sekarang Lo disini lagi berkabung.!"

Lingga tidak lagi bisa berkata-kata.
Ia kembali menarik tubuh Avin dan menenggelamkan nya dalam pelukan.

"Maafin gue, pacar.... Maafin gue.."

"Kenapa Lo yg minta maaf.? Apa Lo yg ngelakuin itu ke gue.?"

"Ya bukanlah bego.! Lo pikir gue Saiko gila sampe mau bunuh pacar sendiri.!"

"Terus ngapain minta maaf.?"

"Gue minta maaf karena ngga bisa jagain Lo, sampe Lo nyaris mati kek tadi"

"Lo kemana aja.?"

"Lo ngga mau suruh gue masuk dulu atau apa gitu.? Ini udah setengah jam loh, gue berdiri disini.!"

"Engga.!"

"Anjjir.!"

"Kalau udah ngga ada yg mau Lo omongin, gue mau masuk. Badan gue sakit semua.!"

"Sakit.?" Matanya membulat saat mendengar pernyataan itu... "Sebelah mana yg sakit.? Coba gue liat sini, atau mau ke—"

"Ngga perlu."

"Pacar, please..."

Lingga mengucapkan nya dengan nada benar-benar memohon.
Sepanjang yg bisa di ingatnya, baru kali ini ia memohon sesuatu dengan tulus kepada orang lain.
Padahal sebelumnya tidak pernah.

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang