31 (CdL) Season 2

640 132 36
                                    

Pemuda bersurai keemasan itu terpaku dibalik kemudi mobil nya yg mendadak ia hentikan sebelum mencapai pintu gerbang rumah nya.
Irish biru nya menatap lurus pada entitas yg berada sejajar dengan jarak pandang nya.
Seorang pemuda manis berlesung Pipit, tengah duduk diam diatas kap mobil miliknya sendiri.

Rahang Galang mengeras.
Darah nya memanas hanya karena melihat wajah pemuda itu, ia membuka pintu mobil, melangkah terburu-buru mendekati apa yg membuat emosi nya terpantik.

"Berani-beraninya Lo setor muka kesini.! Belum cukup Lo bikin sahabat gue hancur, ha.?"

Justin terkesiap, karena tadinya ia sama sekali tidak menyadari kedatangan Galang.

"Kak..."

"Menyingkir dari hadapan gue, sebelum gue hancurin wajah sok suci Lo itu.! Get out.!"

"Kak, please" Justin menyela, memperlihatkan wajah mengiba yg demi apapun tidak akan pernah mengundang rasa kasihan dari Galang "Aku... Aku cuma pengen tau keadaan kak lingga. aku cuma pengen tau, kak"

"Kalau Lo udah tau, terus Lo mau apa.? Mau kasih selamat diri Lo sendiri karena berhasil hancurin hidup orang lain, iya.?"

"Kak..." Justin mengernyit, wajahnya tampak kesakitan "Aku ngga bisa hidup tanpa kak lingga"

"Kalau gitu kenapa Lo ngga mati aja.? Gue jamin, sedikitpun lingga ngga akan ngerasa kehilangan kalau Lo mati.!"

"Please kak.." secara tiba-tiba dan mengejutkan, pemuda manis itu jatuh bersimpuh dihadapan Galang, air mata berjatuhan membasahi pipinya "Aku mau minta maaf sama kak lingga. Bukan seperti ini maksudku, aku cuma terlalu cinta sama dia"

"Lo bukan cinta, tapi Lo terobsesi sama lingga. Lo cuma mikirin apa yg bakal nguntungin diri Lo sendiri, sampe Lo ngga sadar apa yg udah Lo perbuat justru bikin dia sehancur ini.!"

"K-kak..."

"Lo liat itu, Lo liat ngga.? Buka mata Lo lebar-lebar.!"

Justin mengikuti arah yg di tunjuk oleh Galang, sebuah balkon kamar dilantai dua, yg mana sesosok pemuda tengah duduk bagaikan patung, ditemani kepulan racun nikotin.
Hati Justin seperti tertusuk nyeri kala melihat itu, melihat lingga dengan jiwa yg seperti tidak bersatu dengan raganya.
Pandangan matanya kosong menerawang, tubuhnya seperti menyusut dengan cekungan gelap dibawah mata.
Justin menutup mulut dengan telapak tangan, tidak mengira perbuatan nya akan berdampak sehebat ini.

"Puas Lo udah bikin dia begitu, ha.? Sekarang apa lagi yg mau Lo lakuin ke dia.? Lakuin sekarang kalau Lo belum puas. Gue jamin, lingga ngga akan pernah ngelawan. Dia bahkan ngga sadar kalau dirinya masih hidup, mau Lo tikam jantung nya juga dia ngga akan ngelawan. Samperin dia kalau Lo belum puas hancurin dia.!"

Justin merasa separuh dirinya runtuh menyaksikan pemandangan itu, ia tidak ingin ini terjadi lagi, sungguh.
Ia tahu betapa egois kelakuan nya yg menginginkan lingga untuk dirinya sendiri, namun sama sekali tidak mengira jika keegoisan nya justru menghancurkan hidup lingga.
Meski demikian, tak bisa Justin pungkiri, ia tidak rela berbagi lingga dengan siapapun.

"K-kak... Aku minta maaf.!!"

"Telat, bangsat.! Permintaan maaf Lo ngga akan ngerubah apapun.!"

"Please kak, ijinin aku ketemu sama kak lingga.."

"Mau ngapain.? Yg lingga butuhin cuma davian. Bukan manusia ngga tau malu kayak Lo, pergi sekarang dan jangan pernah balik lagi"

"Kak—"

"Pergi atau gue bakar mobil Lo.!"

Galang mengusir mentah-mentah pemuda itu.
Disaksikan lingga dari tempatnya berdiam diri di balkon kamar, aliran darah lingga meningkat dia kali lebih cepat karena gejolak emosi kala melihat wajah Justin.
Namun ia terlalu lemah untuk bergerak, lingga harus berterimakasih pada Galang karena sudah mengusir pemuda itu hingga ia tidak lagi kesakitan.

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang