Hari sudah malam, waktu menunjukkan pukul Setengah sembilan.
Ketika Avin sendirian di cafe, bang tria sudah pulang lebih dulu karena tidak banyak pengunjung yg datang, sebab ini bukan weekend.
Hanya beberapa pemuda sebayanya yg masih menikmati malam sembari bercengkrama, bersama secangkir Americano atau Latte.
Biasanya weekday seperti ini, davian akan menutup cafe nya sekitar jam sepuluh malam.Namun, satu orang di meja sudut sana membuat davian sedikit was-was.
Tidak bisa di bilang pemuda, mungkin laki-laki itu bisa dibilang berusia pertengahan lima puluhan.
Dengan penampilan rapi berwibawa dan high clas, sudah nyaris dua jam duduk sendiri berteman gelas-gelas kopi yg sudah terkumpul tiga buah.
Yg menakutkan, orang itu terus saja mencuri pandang kearah Avin, dan yg lebih menakutkan lagi, sepertinya ini bukanlah yg pertama.
Davian yakin orang ini pernah berkunjung sebelumnya, memori tentang Alex membuat Avin menyimpan trauma lain kepada laki-laki paruh baya.Mengabaikan rasa was-was nya, davian mengambil ponselnya untuk menelepon lingga, dan langsung dijawab pada dering pertama.
"Hallo, Kitty.."
"Lingga..." Davian terlalu tegang untuk menanggapi candaan yg tidak lucu itu
"Yes.?"
"Lagi apa.?"
"Ditelpon pacar"
"Selain itu.?"
"Bernafas.."
"Serius, kampret"
"Iya iya... Barusan pulang nih pacar, tadi di sandera mami di rumah temen nya. What's up pacar.? Merindukan ku.?"
"Ke cafe sekarang, lingga"
Lingga cukup peka menangkap nada gelisah dalam suara davian. Lagipula, pacarnya itu tidak pernah meminta nya untuk datang tanpa ada tujuan penting.
"On the way sepuluh menit, baby..."
Kemudian menutup telepon tanpa bertanya apapun, karena tanpa bertanya pun lingga tahu Avin sedang membutuhkan nya.
Maka pemuda tampan itu segera melesat pergi bersama pinky.Pink adalah sebuah mobil hyundai palisade, SUV gagah perkasa berwarna navy yg dibeli lingga dengan uang tabungannya.
Mengapa mobil berwarna navy tapi diberi nama pinky.? Ya suka-suka lingga, mau dia namakan Pororo juga tidak masalah, Tuan Muda bebas.Benar-benar hanya sepuluh menit, mobil lingga berbelok memasuki parkiran cafe yg sepi.
Sudah ia tebak, tak ada Brio kuning milik bang tria, berarti davian sedang sendirian.
Suara gemerincing lonceng ketika pintu terbuka menyita perhatian beberapa pengunjung termasuk Avin yg sedang tafakur di balik counter.
Seketika pemuda itu bernafas lega."Sekangen itukah sama gue, baby.?" Sapa lingga tahu malu, seraya menarik sebuah kursi didepan meja bar
Avin melirik lagi kearah meja sudut, dimana dimana penghuninya sekarang malah terang-terangan menatapnya.
Lingga, dengan peka mengikuti arah pandang Avin barusan, dan seketika aura panas memenuhi kepalanya.
Itukah alasan Davian meminta untuk datang mendadak.?"Perlu gue bikin perhitungan sekarang.?" Tanya nya dengan nada rendah penuh ancaman
"Apa.? Eehh.. enggak-enggak.."
"Tapi gue ngga suka pacar gue ditatap kek barang pajangan gitu.!"
"Lingga, enggak.. sejauh ini dia ngga ngapa-ngapain, cuma sesekali aja ngeliatin gue"
"Cuma.?!!"
"Please.." davian menggeleng lagi, bisa runyam urusan nya jika lingga sampai mengamuk dan menghancurkan separuh isi cafe, bisa-bisa bang tria meminta ganti rugi kerja seumur hidup nanti... "Jangan, dia costumer"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAI
DiversosDavian Alexis (Park Jimin) Dia tidak terlahir dari keluarga yg bahagia, mengalami perundungan sejak kecil membuatnya terauma, anak laki-laki yg selalu murung dan tidak pernah punya teman. Lingga Pradipta (Min Yoongi) Si tampan bengis putra konglomer...