23 (CdL) Season 2

695 129 48
                                    


Bian melangkah dengan tergesa.
Menghampiri Galang yg tengah duduk berdua dengan sang kekasih hati ditaman kampus.
Ketika telah dekat, tanpa basa-basi atau apapun, ia langsung bertanya.

"Gal, Lingga mana.?"

Galang yg tak menyangka dengan kunjungan dadakan itu sontak mengangkat alis dan memandang tak mengerti.

"Lingga siapa.?"

"Ada berapa temen Lo yg namanya lingga, Anjir.? Lo kebanyakan pacaran lama-lama jadi bego ternyata"

"Lo aja yg bego.! Emang gue pikirin lingga dimana.? Dia siapa gue, dih.?"

Bian berdecak sebal karenanya, pemuda itu meraih ponsel di saku celana dan kembali menghubungi lingga.
Tetapi tetap saja, hanya suara operator yg menjawab.

"What's Going on.? Ada masalah apa sih Lo.?" Galang bertanya

"Masalah gue sama si monyet satu itu.!"

"Lo kalau cuma mau gangguin gue pacaran mending menyingkir aja yg jauh, bi. Idup gue surem banget liat muka Lo.!" Vani menambahkan

"Lo ngga ketemu lingga sama sekali dalam dua puluh empat jam terakhir, gal.?" Bian bertanya lagi

"Terakhir ketemu dia dua hari yg lalu, dia mabok parah sampe gue mikir mau lempar aja dia ke jalan. Tapi ngga jadi, kasian banget. Lagian dia yg traktir"

"KAMU MABOK.?!!"

Nah, Bian segera menyingkir setelah Vani berteriak maksimal dan tercium bau-bau konflik rumah tangga.
Lagipula, tak ada info yg diperoleh dari Galang yg agak-agak itu.
Menghela napas lelah, bian melangkah pelan menuju mobil putihnya di parkiran kampus.
Sama sekali tidak perduli dengan kuliah yg sebentar lagi mulai, mungkin bian harus datang ke cafe saja, barangkali lingga ada disana.
Mungkin mencari pacarnya yg tidak bisa ia temukan karena tak tahu keberadaannya.
Bisa jadi, kan.?

"Kalau gue ngga cinta sama Davian, mana Sudi gue capek-capek nyari si monyet sialan itu.! Bodo amat dia mau mampus kek.!!" Sungut si bian dengan kesal

Tengah hari yg panas menggelegak berada didalam mobil diatas jalanan yg stuck, nyaris tak bergerak sama sekali, nikmat mana lagi yg kau dustakan.?

Dan setelah menempuh waktu dua kali lebih lama dari seharusnya, mobil bian akhirnya berbelok ke pelataran cafe yg tidak terlalu ramai.
Arah pandang pemuda itu otomatis tertuju pada sebuah mobil berwarna navy yg sudah lebih dari familiar.
Ia bergegas mengayun langkah lebih cepat, mengabaikan gemerincing lonceng di pintu masuk, dan menerabas menuju bar dimana seorang boss muda tampan yg mengenakan setelan jas hitam dipadu dengan kemeja warna putih, tengah berdiri dengan resah disana.
Pemuda itu menyadari kehadiran bian.

"Bi—"

"Lo kemana aja, Anjing.?"

Suara bian menggeram dalam nada rendah.
Ia rapatkan tubuh, mendekat kearah lingga, karena tak ingin pelanggan lain mendengar pertikaian yg mungkin akan ia ciptakan.

"Heh.! Lo—"

"Jelasin sama gue, Lo kemana aja dari kemarin.? Usahain penjelasan Lo masuk akal, Karena kalau enggak. Gue hancurin muka Lo yg songong itu.!"

"Apaan sih Lo, bangsat.!"

"Mohon dong kerjasama nya, kalau mau berantem diluar aja sana" itu suara Aska "Kalau Lo mecahin gelas atau sesuatu yg lain, gue males beresin. Gue kerja sendirian nih.."

Mendengar itu, bian langsung menyeret lingga kearah pintu dan keluar dari sana, diiringi tatapan penuh tanya dari beberapa costumer terdekat.

"Bi, Maksud Lo apaan.?" Lingga kibaskan lengan bian yg masih mencengkeram lengan nya dengan keras, alisnya menukik dengan raut seperti sudah siap menumpahkan amarah

Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang