"Pacar.."
"Pacar.? Hehh.!!"
"Davian.!!"
Lingga harus mengulangi panggilan nya hingga tiga kali, sampai davian menoleh kepadanya.
Pemuda itu mengernyit kesal, mendapati fakta bahwa sepanjang hari ini pacar kesayangan nya sangat banyak melamun dan tidak bisa fokus di ajak bicara."Hem.?"
"Kenapa sih sayang.? Mikirin apa.?"
"Nggak.."
"Mikirin cowok lain.?"
Ya memang benar sih...
Lingga masih menatap dengan wajah tertekuk, rasa kesal benar-benar memenuhi dadanya.
Terjebak pikiran sendiri tentang cowok lain yg ia sebut tadi."Kenapa diem.? Jangan-jangan emang bener, Lo mikirin cowok lain.?"
Davian berdecak malas.
"Pacar ihh... Liat gue.!! Jangan liat yg lain-lain.!"
Ada apa sih dengan lingga ini.?
"Pacar.!!"
"Lo bisa diem ngga.?"
"Engga, lah.!! Mana bisa diem kalau Lo mencurigakan kek gini"
Davian berguling, merebahkan tubuhnya diatas rumput tebal, memejamkan mata dengan kedua tangan berada dibawah kepala.
Mengabaikan lingga yg terus merengek seperti anak bebek.
Sore yg indah.
Mereka berdua sedang berbaring diatas rumput yg lembut di mansion kesayangan lingga.
Davian senang, karena sudah lama tidak kemari.
Tempat ini penuh dengan kenangan manis, tempat pertama kali ia dan lingga melakukan sesuatu yg tidak seharusnya waktu itu."Pacar, jangan kacangin gue ih.! Gue lagi ngomong.."
"Lingga.."
"Apa.?"
"Lo berisik banget.!!"
Davian kembali memejamkan mata.
Sepenuhnya mengabaikan lingga yg kelakuannya persisi anak gadis baru dewasa, rewel sekali.
Tidak tahukah lingga, dalam benak davian kali ini sedang terjadi peperangan.?
Ia sedikit pun tidak bisa mengalihkan pikiran nya dari.."Avin, ini papa nak.."
Sial sial sial.!!!
Kata-kata itu seperti kaset yg diputar ulang untuk kesekian kalinya, ia melihat dirinya sendiri yg sudah bangkit dari kursi, menoleh secara perlahan sembari melayangkan senyum dingin.
"Maaf, anda salah orang. Saya tidak punya papa, permisi. Selamat malam"
Orang bodoh mana yg bisa percaya begitu saja.?
Setelah dua puluh satu tahun tak pernah mengenal istilah ayah, tiba-tiba datang orang asing mengaku-ngaku sebagai ayah nya.
Bermodal sekantong rupiah, berharap davian semudah itu menyerahkan diri.
Never gonna happen.!!Ahh, sudahlah.
Angin sore yg hangat meniup-niup rambut dikening davian.
Membuat matanya kian terpejam rapat dan merasa mengantuk.
Sesaat sebelum nyaris terlelap, ia kembali tersentak ketika sesuatu yg basah dan lembut menyentuh bibirnya.Deru napas yg terdengar keras dan panas membuatnya sadar apa yg sedang terjadi.
Lingga sudah berpindah posisi, berada di atasnya.
Davian tidak membuka mata, ia biarkan tetap seperti itu, membuka sedikit bilah bibirnya, membiarkan lingga melakukan apapun yg di inginkan.
Karena sampai detik ini, ia masih tetap merasakan sensasi melayang ringan saat skinship dengan lingga seperti ini."Dahlah.. pusing gue, Lo manis banget sih anjir.!" Bisik lingga ketika sedikit menarik tubuhnya dari Avin
"Hem..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Luka (YoonMin) SELESAI
De TodoDavian Alexis (Park Jimin) Dia tidak terlahir dari keluarga yg bahagia, mengalami perundungan sejak kecil membuatnya terauma, anak laki-laki yg selalu murung dan tidak pernah punya teman. Lingga Pradipta (Min Yoongi) Si tampan bengis putra konglomer...