Empat

354 32 9
                                    

Kelima pemuda itu telah sampai di gerbang kota yang dimaksudkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelima pemuda itu telah sampai di gerbang kota yang dimaksudkan. Pas sekali kala itu mereka sampai waktu ashar, memutuskan buat solat dulu disalah satu masjid besar.

Usai solat seperti biasa imam naik mimbar buat kultum singkat, tapi anehnya kultum ini sangat membuat kelima bahkan Kourai sendiri kaget.

"Jadi ibu bapak sekalian, mabuk itu sebenarnya tidaklah dosa. Lebih dosa jika kita berzina dan membunuh tapi mabuk itu personal dia tidak membahayakan orang lain."

"Apa apaan ini?" Teru dah naik pitam duluan tapi tenang Sakusa dah dari dulu ditugaskan untuk pawangin si Teru kalau macem macem.

"Suka sama orang lain, mending nikahin jangan diajak zina. Gitu juga kan kalau suka sama istri atau suami orang dari pada selingkuh ya nikahin aja."

"Astagfirullah." pekik Suna namun masih dalam skala kecil.

"Wahh hebat tuh imam, paling hebatnya itu kok bisa ini warganya pada nurut." Tanaka heran banget ngelihatnya.

"Lu dah dua kali kan balik kesini, kagak tau sama imam ini?"tanya Teru.

"Gua gak solat di masjid besar." balas Tanaka jadi emang ini pertama kali dia denger ceramah imam.

"Tegur gak sih?" tanya Hirugami.

"Tegurlah, ini dah salah banget tau." ucap Terushima gemas. Kalau bisa mah dia mau teriak kuat kuat menyatakan bahwa apa yang imam itu sampaikan adalah kebohongan.

"Bentar, kata bapak jangan terlalu di tekan ntar dia balikin fakta." lanjut Tanaka dan semuanya menoleh ke arah Tanaka.

"Kalau gini mah susah." monolog Sakusa. Dia punya pemikiran yang tenang tapi tindakanya gampang gegabah.

"Hir rencana lu apa?" kalau si Hiru ini panikan tapi rencana nya selalu berhasil.

"Bicara baik baik aja dulu, kita lihat respon dari imam ini." saran Hiru namun Suna menolak.

"Gua bukannya takut ya, lihat gak ada dua polisi di sana, ada satu jamaah yang selalu lirak lirik kek nyari sesuatu." Suna paling tajem penglihatan nya.

"Lah iya baru nyadar, Tanaka gimana sekarang?" Teru nanya ke Tanaka. Kalau Tanaka dia kadangan punya firasat yang peka gitu.

"Kalau gua suruh lu pukul tuh imam pasti lu pukul kan?" tawa Tanaka dan Terushima meremas jari jarinya nah soal tenaga Terushima adalah orangnya.
Adu jotos bukan lagi hal baru buat nih anak.

"Pastilah, seneng gua malahan."

"Pikirannya kekerasan mulu." ucap Sakusa membuat Teru terkekeh.

"Uumm firasat gua bilang jangan sekarang, belum waktunya." ucap Tanaka. Sama dia bukanya takut tapi dia baca situasi apalagi Suna dah bilang ada beberapa orang mencurigakan disana.

"Yaudah kita langsung balik aja gak perlu sampe abis." saran Hirugami dan semuanya setuju.
Mereka nunggu di emperan masjid, nunggu ning Kourai tapi di tunggu punya tunggu kok si ning gak keluar keluar.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang