story of SunaOsa

223 30 1
                                    

_Kelahiran Suna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Kelahiran Suna

Bokuto baru saja pulang dari kantornya. Hari ini banyak yang terjadi di tempat perlatihan, Sugawara yang cuti juga banyak hal lainya.

"Assalamualaikum." laki laki berambut silver itu menatap istrinya yang baru saja duduk bersandar disofa.

"Waalaikumsalam."

Bokuto segera merubah raut wajahnya menjadi senyuman.

"Dek." Akaashi menatap Bokuto dengan lirikan pelan. Apalagi yang akan suaminya ini lakukan, pulang pulang bukanya mandi dan bersih bersih dia malah lendotan di tangan Akaashi.

Mana nih Akaashi susah woy, perutnya dah lumayan gede si burhan masih aja manja gak tau tempat. Rasanya Akaashi ingin marah tapi sifatnya tak mau mendukung.

"Bersih bersih dulu sana, apek." Akaashi mendorong pelan pundak sang suami.
Bokuto dengan kepolosan bagai anak kecil mencium sendiri ketek miliknya.

"Lah iya apek." Bokuto nyengir lebar ke arah Akaashi sebelum lari ke kamarnya sendiri berniat untuk bersih bersih.
Akaashi menghela napas lalu mengambil minyak diatas nakas, kakinya mulai membengkak kalau kata ibunya ini wajar karna dia lagi hamil.
Hajime dulu gitu juga katanya, jadi Iwa saranin buat dipijet aja biar gak terlalu pegel.

Berkali kali Akaashi sedikit menghela napas, perutnya yang menghalangi tanganya untuk sampai pada kaki dan tumitnya.
Belum lama setelahnya tangan itu datang mengambil alih minyak yang Akaashi bawa.

"Hei." Bokuto dengan tampilan habis mandi nya membawa bantal disana.
"Udah biar aku aja, kamu tidur gih." Bokuto menaruh bantal itu di sisi sebelah sofa lalu menidurkan Akaashi disana.
Kaki Akaashi dirinya bawa dan ditaruh tepat diatas paha miliknya sembari memijatnya pelan.

"Harusnya kan aku yang mijitin kamu." Bokuto tertawa saat suara Akaashi terdengar.

"Aku gak capek, aku sendirian kamu yang bawa nyawa." ucapnya enteng sembari tetap memijat kaki sang istri.
"Gimana hari ini?" Bokuto menyingkirkan anakan rambut Akaashi kebelakang telinga.

"Tadi mbak Iwa ngajak Sachi kesini. Ya allah lucu banget anaknya mbak Iwa." tawa Akaashi saat mengingat tadi dirinya sempat bermain dengan keponakan.

"Anak kita nanti gitu. Mirip kayak aku." tawa Bokuto, Akaashi ikut tertawa entah kenapa suaminya ini selalu bisa membuat dirinya tertawa. Apapun yang mereka bicarakan.

_Pertemuan

Gadis cilik itu celingukan di taman bermain sendirian. Dirinya meringkuk ketakutan kala menatap langit dengan awan hitamnya.

Gleder..

Osamu Miya, gadis cilik itu awalnya bermain bersama temanya yang lain namun saat melihat akan hujan mereka sepakat untuk pulang. Sialnya gadis cilik itu bermain tidak bersama sang kembaran, rumahnya yang paling jauh jadi dirinya takut pulang sendiri.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang