sembilan belas

330 27 3
                                        

Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

(QS. An nur ayat 27)



Para bocah itu bermain di jalan jalan perumahan seperti biasa.

"Omi omi! Ayo!" gadis kecil itu berlari lari menghampiri temanya yang duduk dipojokan pagar rumahnya, masker yang dikenakan dengan raut wajah enggan menatap teman kakaknya itu.

"Ayo Atsumu jangan ganggu adekku." gadis berusia 9 tahun itu menarik temannya menjauh dari jangkauan sang adek.

"Liburan dari pondok, malah ketemu anak itu." lirih Sakusa menatap mbak nya yang terus menggeret Atsumu menjauh.

"OMI OMI OMI!" Atsumu kecil persis reog ponorogo saat ini.

"AYO LOMBA LARI!" Pekik anak 10 tahun menatap semua temanya. "Ada apa? Bubu ayo lomba!" Terushima kecil menatap adeknya yang malah menutup pagar rumah, lebih memilih masuk kedalam rumah ketimbang main.

Hirugami terkikik geli menatap ekspresi Terushima. Disisi lain ada Kenma yang berjongkok dibawah pohon mangga milik Daichi. Pohon mangganya didalam pagar tapi dahanya sampe meneduh keluar, ngerti kan?

"EHH AYO KAMU JUGA!" Kenma melirik Teru dengan kesal.

"Males!" jawabnya lalu kembali melanjutkan sesi mengadem.

"Dasar pamalas, anak yang pemalas tidak naik kelas!" Terushima berteriak kembali namun Kenma tidak mau membalas ucapanya.

"Camu!" gadis kecil merasa terpangil. Suna kala masih kecil tubunya berisi dan gemuk, pipinya terlihat sangat cubby dengan gigi tengah yang ompong.
Btw dia umurnya dah 9 tahun ya!

"Apa Rin?" Suna menunjukan senyum pepsodent dimana giginya yang terlihat ompong kelihatan dengan jelas.

"Ayo lomba lari!" ajaknya. Osamu yang memang sangat dekat dengan Suna sontak saja menganguk.
Pada akhirnya kala teman teman mereka sedang berdebat tidak jelas Osamu dan Suna memutuskan untuk lomba lari dari rumah Daichi sampe ke masjid (depan rumah Bokuto).

Osamu waktu itu begitu semangat sampai dia mendahului Suna disana. Osamu kecil menang dan sampai di masjid duluan, wajah Suna nampak kesal tapi juga tersenyum melihat Osamu yang begitu bahagia.

"Yeyy Samu menang, Rin kalah! Rin sih mbul!" ucap Osamu.

"Mbul sehat!" Suna membela diri.

"Rin kebanyakan minum susu makanya embul, tapi Samu suka!" keduanya lalu tertawa bersama didepan masjid, tak lagi terpikir para teman teman mereka yang entahlah gak nyampek nyampek. Masih debat kayaknya, dah kek debat pemilu.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang