dua puluh satu

230 25 8
                                    

"Suna Rintarou bin Bokuto Koutarou

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Suna Rintarou bin Bokuto Koutarou."

Suna yang namanya dipangil menatap lawan bicaranya. Dia sudah siap, dia sudah siap! Dia harus siap!

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Osamu Miya alal mahri seperangkat alat solat, wa 100 milyuunu, wa al surah ar-rahman hallan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril mazkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." dengan satu tarikan napas Suna mengucapkan akad nikah dengan lancar.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!!!"

"Alhamdulillah."

Suna bernapas lega dengan mengusap wajahnya sendiri. Kala itu Osamu Miya gadis yang hari ini dia nikahi berjalan mendekat dengan wajah yang tersenyum malu.
Suna ikut tersenyum, gadis itu begitu manis, Suna suka melihatnya.

Osamu mengambil tangan Suna untuk menyalaminya. Suna mengelus pelan kepala Osamu lalu menyentuh ubun ubunya sembari mendoakan.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltahaa'alaih.
Ya allah sesungguhnya aku memohon kepadamu kebaikan dirinya dan kebaikan yang telah enggkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepadamu dari kejelekanya dan kejelekan yang engkau tetapkan atas dirinya."

Suna membisikan dengan lembut tepat di telinga Osamu, membuat Osamu tanpa bisa dicegah meneteskan air matanya.

Suna mencium kening itu dengan lembut sebelum tersenyum dan mengusap pelan pipi yang sudah merah entah akibat menangis atau karna malu.

"Samu jangan nangis, make up mu luntur!" teriak Atsumu.

"Mbak MUA nya dah keluar! Kamu luntur make up gak ada yang mau make up in!" Kenma menimpali.

Inuoka tertawa sedangkan Kourai celingukan. Ini Atsumu sama Kenma terharu kan? Begitulah kira kira pemikiran istri Hirugami ini.
Shirabu dan Ennoshita asik makan bolu, terserah lah mereka dah nebak si Atsumu akan berulah.

Suna dan Osamu menyalami Aran lebih dahulu. Pundak Suna di cengram kuat oleh Aran lalu menatapnya dengan tatapan serius.

"Jaga anak ayah ya Rin, mulai sekarang Samu adalah tangung jawabmu, jika dia salah maka tegurlah dengan lembut jangan sesekali membentak dirinya, sesungguhnya hatinya itu rapuh seperti kaca, dia akan menangis kalau kamu membentaknya." Aran mengusap sudut matanya sendiri.

"Iya ayah, Rin janji gak akan pernah bentak Samu."

"Samu juga, kalau ada masalah jangan di biarin larut terlalu lama, jangan mis komunikasi, jadi istri yang baik kamu bukan lagi tangung jawab ayah."

"Ayah!" Osamu meluk Aran kuat banget. Gak bisa diungkiri dibanding Atsumu, Osamu ini yang paling apa apa ya ayah.
"Samu sayang ayah."

Suna cuma bisa ngusap sudut matanya, dia juga terharu beneran dia gak bisa lihat Osamu nangis gini.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang