33

252 28 4
                                    

Tidur yang nyenyak, allah selalu melindungi mu.

_Suna Rin


"Shirabu!" gadis itu menoleh kala mendapati Taichi membawakan satu cup es untuknya.

"Thanks." jawabnya singkat lalu kembali pokus pada leptopnya.

"Kamu dapet sesuatu?" pemuda itu duduk dengan jarak dengan gadis yang dia ajak bicara. Shirabu menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Terakhir tidak bisa." kemarin Shirabu sempat menghubungi mamih nya dan itu bisa terhubung sayangnya kejadian Kourai membuatnya tak sempat melanjutkan panggilan itu.
Saat Shirabu kembali ke asrama leptopnya sudah mati kehabisan batrai.

Saat ini kedua orang itu ada di asrama para ikhwan, mengingat disana ada komputer dimana email misterius itu sempat mereka dapatkan.

"Kemarin saat jaringan terhubung ke mamih, aku ngapain ya?" Shirabu bingung banget mau ngotak atik apa lagi di leptopnya.

"Minum dulu Shir, gak usah terlalu dipikirin juga." saran Taichi. Taichi cuma takut Shirabu kebanyakan mikirin ini sampe lupa sama kesehatanya.

"Kamu gak liat bazar, aku perhatiin kamu sibuk sama jaringan terus sekali kali keluar lihat bazar." saran Shirabu. Emang diantara mereka Taichi ini yang paling effort buat memperbaiki jaringan mereka.

"Udah kok, ini aku bawa es dari bazar." jawabnya santai.

"Assalamualaikum." tak lama Ennoshita dan Tanaka masuk kedalam ruangan itu. Taichi emang bareng Tanaka balik tadi tapi si Tanaka izin ke dapur sebentar nah kalau Enno emang baru dateng.

"Waalaikumsalam."

"Makan dulu Bu, ntar lu sakit lagi." Ennoshita memberikan nasi bungkus pada Shirabu.

"Kita harus bisa jaga diri, Hiru, Sakusa, Atsumu sama Ning Kourai udah gak sama kita lagi. Jangan sampe kita lagi lagi kepisah." Tanaka duduk menghela napas kasarnya. "Gua gak espek bakalan jadi wakil walinnya Atsumu, gua kira para orang tua kita cuma nakutin."

"Nakutin? Kamu kira ortu kita gak ada perduli sama kita. Mereka perduli tau, makanya diminta buat gini." jawab Ennoshita, dia gak suka sama pemikiran Tanaka.

"Enn gua tau lu emosi karna kejadian Sakusa kemarin, udah jangan dibawa emosi." bisik Shirabu menenangkan sepupunya ini. "Gua gak espek kalau bakalan secepat ini." jujur Shirabu belum siap kalau harus diserang secara nyata gini.

"Harapan tim sekarang ada sama kak Tanaka. Gimana kak kita mau lanjutin ngurus jaringan ini apa enggak?" Taichi udah capek banget. Berhari hari mereka usaha buat memperbaiki jaringan tapi nyatanya, nihil.

"Setelah diskusi sama Hiru kemarin, kita pokusin ke email aja. Soal jaringan ini biarlah kayak gini." jawab Tanaka.

"Gak bisa dong, kalau kita gak nemuin cara buat hubungi keluarga kita. Mereka bakalan cemas, masalahnya seluruh anak mereka ada disini!"

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang