lima belas

251 27 1
                                    


Dari pada takut mati, saya lebih takut kehilangan orang yang saya sayang karna kematian.

Osamu Miya

Apa yang kamu harapkan dari seorang manusia, semua hamba akan mati pada akhirnya kembali pada sang pencipta.

Suna Rintarou

"Osamu!! Berhenti, Osamu miya!!" teriakan pemuda itu tak membuat pemilik nama berhenti dari larinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Osamu!! Berhenti, Osamu miya!!" teriakan pemuda itu tak membuat pemilik nama berhenti dari larinya.

Kenma yang emang pada dasarnya benci lari lari gini jadi kesel gak ketulungan waktu lihat dua temenya kejer kejeran kek di flm india.

"WOY KALIAN MAU NYEBAR DAKWAH APA MAU PACARAN!" teriak Kenma gemas. Yakali dia mau ceramah sendirian disini.
"ASTAGFIRULLAH, GUA NIKAHIN JUGA NTAR KALIAN BERDUA!" emosian mirip Yaku waktu muda.

"Osamu!!" Suna berhenti tepat di belakang Osamu. Suna melirik apa yang Samu lihat dihadapanya.
Sialnya dia malah dihadapkan dengan beberapa geng motor yang lagi tawuran.
"Astagfirullah."

"Stt diem ih ustadz." Osamu mencubit pelan lengan milik Suna.

"Mereka tawuran loh Sam, kita harus hentikan." ucap Suna.

"Tadz ada bedanya tolol sama mau berbuat baik, oke." Suna membelangakan matanya, Osamu pedes banget jawabnya.
"Lagian kalau salah satu dari kita ada yang mati disini gak lucu tadz."

"Osamu Miya, kamu takut mati?" tanya Suna. "Hidup dan mati hanya milik allah Sam, jika allah berkehendak yang terjadi biarlah terjadi." raut muka Suna menampakan ketegasan.

Osamu menghela napas panjang. "Dari pada takut mati, saya lebih takut kehilangan orang yang saya sayang karna kematian."

"Apa yang kamu harapkan dari seorang manusia Sam, semua hamba akan mati pada akhirnya kembali pada sang pencipta. Osamu miya jika kamu bergantung pada ketakutan akan kehilangan orang karna kematian maka kamu salah." ucap Suna kembali nadanya semakin lembut berbicara dengan Samu.

"Lalu aku harus bagaimana ustadz, bagaimana jika orang itu bahkan mungkin tidak tau perasaanmu." Osamu memalingkan wajahnya.

"Hasbunallah wanikmal wakil." Osamu menoleh pada Suna yang menatap para gerombolan anak muda yang sedang tawuran itu.
"Cukuplah allah menjadi penolong." lanjutnya lalu maju ke arah orang orang disana.

"Hentikan Suna Rintarou!" pekik Osamu. Tak sadarkah Suna bahwa sedari tadi Osamu membicarakan tentang dirinya.
"Suna!! Ustadz Suna!!" pekik Osamu lari mengejar Suna yang hampir sampai.

Lalu menariknya menjauh.
"Anda mau apa ustadz?" tanya Osamu gemas. Disana ada sekitar 10 orang yang tengah adu jotos.

"Memisahkan mereka, lagi pula
tidak terlalu banyak." jawab Suna.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang