spesial hut RI 2

163 14 0
                                    

Hari menjelang siang, usai perlombaan para bocil kini para orang tuanya lah yang akan bermain.

Pertandingan pertama adalah futsal daster yang terbagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5 orang.

Sayangnya nih kakek kakek kagak mau kalah weh, alhasil kelompok bapak vs anak tak dapat lagi dihindarkan. Di kelompok eyang Daichi ada Kuroo, Bokuto, Terushima dan Hirugami.
Sedangkan dikelompok Oppah Oikawa ada Ushijima, Sakusa, Tanaka dan Suna.

Di pertandingan pertama ini, sang wasit yang ditunjuk adalah bapak Reon dan Asahi sedangkan komentator kesayangan kita siapa lagi kalau bukan bapak Matsukawa.

"AYOOO WAKA JANGAN KALAH DARI YUUJI YA!" teriakan Semi membuat Suga meliriknya jengah. Apakah mereka akan taruhan lagi?

Bapak Daichi dengan daster biru laut milik sang istri sudah siap selaku kapten. Mereka sepakat menaruh Bokuto dengan daster pink nya sebagai keper.

Sedangkan disisi lawan ada Oikawa sebagai kapten, daster unggu milik Iwa nampak besar di tubuhnya.
Sedangkan keper mereka adalah Sakusa dengan hayoo Sakusa pake daster Atsumu yang warna apa.

Ya, warna orange dengan motif daun janda bolong.

"Yakk, nampaknya bapak janda sedang kesulitan menggiring bola!" Matsu dengan semangat 45 menjadi komentator dihari yang panas ini.
Oikawa menggiring bola dengan sedikit kesusahan. Sumpah daster punya Iwa nyangkut terus bawahanya di kaki Oink.

"Yok daster janda mau kemana?" Terushima dengan daster merah menyalah milik Kenma siap sedia menghadang bapak Oikawa.

"Ba, udah ngalah ajalah sama anak." Hiru ikut ikutan ngepung. Daster cream milik Kourai malah terlihat cingrang di tubuhnya. Bagaimana tidak, itu daster diatas lutut si Hiru woy!

"HEH WASIT MANA WASIT!" teriak Suna membuat semuanya menoleh. Ada Suna dengan daster pelangi miliknya, gradasi warna nya banyak banget buat mata pusing ngelihatnya. "ITU SI HIRU DASTETNYA DI DISKUALIFIKASI ITU!" kagak terima banget si Suna ngelihat Hirugami mudah gerak pake dasternya si Kourai.

"Dasternya aja kan, orangnya enggak." Kuroo menjawab ucapan anak bestai nya ini. Daster kuning anyut milik Kuroo membuat mata silau melebihi silaunya matahari.

Ushi stay kalem, di suruh nendang dia nendang di suruh lari dia lari, manut lah pokoknya. Btw, Ushi pake daster coklat punya Eita. Kekecilan woy, bukanya kek Hiru yang luasa bergerak, ini malah kagak bisa gerak.

Sisip dikit tuh daster yang robek.

Tanaka senderan di tiang gawang, tau sih dia si Sakusa yang jadi keper tapi dia lagi males ngejer bola jadilah dia senderan dulu.
Daster warna hijau lumutnya aja belum dia pake, masih di sampiran pundaknya padahal bola sudah digiring oleh Oikawa.

Suara riuh dari para bocil kematian tak kalah ikut meramaikan.

"Heh Sachi durhaka kamu sama baba, udah minggir baba mau lewat!" ucap Oikawa.
Namun bukanya minggir si Kuroo dengan cepat menendang bola sampai teroper ke arah Daichi.

"YOK CHI GIRING CHI, KALAHKAN PERTAHANAN ANAKMU!" teriak Kuroo dengan senang.

"WAHH APA YANG TERJADI PERMISAH, NAMPAKNYA BAPAK JANDA KECOLONGAN BOLA OLEH BAPAK TAI KUNING!" heboh banget sumpah si Matsu.
Saking hebohnya ini bapak satu naek ke atas meja, mic nya dia bawa bawa sampe kepala hampir nyundul tiang tenda panitia.

Saking semangatnya.

Taichi yang awalnya disuruh ikutan jadi komentator merasa tertekan, tau gini dia ikutan Fukunaga yang lagi bantuin Aran nyiapin lomba selanjutnya.

"DANN APA YANG TERJADI, WAHH SAYANG SEKALI PERMISAH TENADANGAN RONALDOWANTO DARI BAPAK DAICHI BELUM BERHASIL MEMBOBOL PERTAHANAN ANAKNYA SENDIRI."

Sakusa berhasil menangkap bola yang Daichi tendang. Segera yang lainya mundur menunggu bola Sakusa lemparkan.
Tepat saat itu bola terlempar ke arah Suna, dengan senang hati Suna menggiring bola diikuti Oikawa didepan serta Tanaka dibelakangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang