23

304 34 5
                                    

Jangan lupa solawat

Hari ini cafe rame seperti biasa. Karna pihak pengajar tidak dilarang untung mencari kerja lain di luar pesantren jadilah kelima pemuda itu hari ini ada di cafe.

"Rame banget woy!" seru Suna saat keadaan mulai sepi.

"Iya rame bener, alhamdulillah sih malahan kan?" ucap Tanaka dan ketiga temanya yang lain menganguk.
Hirugami muncul dengan kopi lima gelas di nampan lalu memberikanya pada teman temannya.

"Ehh Hir ini cookies siapa, laku keras banget banyak yang suka kayaknya?" Tanaka ngelirik toples yang isi setengah cookies.

"Ohh itu titipan mbak mbak." balas Terushima. "Ehh bawa sini deh Tan, kemaren gua mau nyobain gak sempet terus habisnya laku keras."

"Idihh sape lu, izin ke yang punya cafe lah." Tanaka natap Hiru. "Boleh nih Hir."

"Bawa aja Tan." balas Hirugami mulai memasukan gula batu ke kopisusunya.

"Asekk, makan gratis." pekik Suna.

Saat toples itu berada ditengah mereka, Tanaka, Suna dan Teru mengambil satu. Sakusa entah kenapa juga ikutan ngambil tapi belum sempat dia makan dia ada lihat sesuatu dari cookies itu.

"STOP!" pekiknya membuat mereka behenti makan.
"Tanaka, muntahin!" perintah Sakusa.

Hiru yang emang gak makan noleh bingung ke Sakusa. Begitupun yang lainya.

"Apa kamu nih Sak, gak baik muntahin makanan." ucap Teru. Untungnya Suna dan Teru baru mau gigit.

"Tan, muntahin." Hirugami memberikan tisu pada Tanaka. Tanaka nurut dalam pikiranya pasti ada yang gak beres kalau Sakusa udah serius gini.

Sakusa remas sedikit cookies itu sampai menjadi butiran. Dirinya meratakan butiran cookies di meja memperhatikan setiap butiran.
Sakusa mencium kembali cookies itu lalu mengeryitkan keningnya.
Sakusa mengambil sedikit dari butiran itu, tepatnya pada satu butiran berwarna putih seperti kristal.

Sakusa menggigit lalu dia lepehkan dengan tisu. Keningnya kembali mengernyit.

"Hir, apa cookies ini kejual laris banget dari yang lain?" tanya Sakusa dan Hiru menganguk.
"Apa pembelinya tetap?" lagi lagi Hirugami menganguk.

"Ada apa Sak?"

"Narkoba, gak berbau." sontak saja keempat temanya dibuat kaget dengan apa yang Sakusa katakan.
"Ada kandungan narkoba disini, walaupun gak banyak tapi tetep kalau di konsumsi dan ketagihan ya efeknya akan buruk."

"Astagfirullah untung gua lepehin." ucap Tanaka.

"Jadi selama ini kita jual barang haram." ucap Terushima. Hirugami menatap butiran cookies yang Sakusa remas.
"Hir." tegur Teru saat melihat temanya melamun.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang