37

272 31 4
                                    

"Mobil siapa niehh?" Suna memutari mobil milik Hirugami, ada kek dua jam dia muter muter sambil megang kunci cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mobil siapa niehh?" Suna memutari mobil milik Hirugami, ada kek dua jam dia muter muter sambil megang kunci cafe.

"Si Sunarman kenapa?" bisik Hiru, mereka baru ketemu setelah tiga hari. Kelakuan Suna makin aneh menurutnya.

"Nyidam." sahut Terushima. "Nyusahin tuh ustadz satu kalau lu mau tau."

Tanaka nahan tawa, beneran emang si Suna rada pengen ditabok kelakuanya. "Nyidam, si Samu hamil?" tanya Hirugami.

"Belum periksa, Suna sibuk banget sekalinya pulang jadi anak bayi." balas Tanaka. Dia kan sering ke belakang rumah Osamu ngelihatin Enno yang juga lebih sering kesana.
Jadi kadang kala Sunarman ini sengaja memperlihatkan kemesraan didepan jomblo satu ini.

"Ini ada waktu kan, harusnya si Suna luangin buat Osamu dulu. Soal rencana kita biar nanti aja." ucap Hirugami. Dia berniat hendak meminjamkan mobil kepada Suna agar tuh anak bawa Osamu ke klinik deket perbatasan keluar kota.
"Sun.."

"Hir pinjem mobil." ucapan Hiru kepotong kala Suna tiba tiba saja minta kunci mobil.

"Baru mau aku kasih, bawa Samu ke klinik deket perbatasan kota. Disana klinik nya terpercaya." ucap Hirugami memberikan kunci mobilnya.

"Gua mau jalan jalan sama Camu!" ucapnya seperti anak kecil. Hirugami menatap Suna dari atas sampai bawah takutnya si Suna tertukar jiwa sama bocil kematian.

"Ehh Sunarman! Ya bini lu dibawa ke klinik di cek hamil apa kagak biar kalau lagi hamil kalian sebagai calon ortu bisa lebih menjaga!" gemes banget si Terushima sama Sunarman satu ini.

"Iya bener, jangan sampe kayak baba sama umma." Teru, Tanaka dan Suna menoleh kala Hiru mengatakan itu. "Seharusnya gua punya adek, kalau umma gak keguguran."

Semuanya terdiam, Hirugami itu punya sifat mudah deket sama anak anak jadi gak heran kalau dia selalu sedih mengingat hal itu.
"Astagfirullah, tidak boleh mengandai." ucap Hiru, nyesel dia pake kata seharusnya lah seolah dia gak bersyukur atas takdir yang allah berikan.

"Bener banget, lu guna kata seandainya atau seharusnya seolah nyesel sama takdir yang allah berikan." Tanaka menepuk bahu Hirugami sedikit kuat. "Mana kunci mobilnya, lu kagak tau kan si Sunarman kalau dah ngereog gimana?" bisik Tanaka.

Males banget Tanaka kalau harus berhadapan sama mood swiming nya Suna akhir akhir ini.

"Emang kenapa?"

"Terakhir kali Fukunaga disuruh Suna manjat jemuran gegara anak ayam kesayangan nya nyangkut." Hirugami sontak mendelik, tunggu dulu dia aja belum ada seminggu pindah dari pesantren kok si Suna udah ada anak ayam kesayangan?

"Emang si Suna punya." keduanya masih saling berbisik.

"Punya, satu. Gegara nemu di comberan."

"Ghibah sama dengan memakan bangkai sodara sendiri." Suna yang merasa menjadi topik pembicaraan segera menyela membuat kedua pemuda yang lain diam saling menatap.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang