Ending

290 22 2
                                    

Baba Sachi with little princess Danifa.

"Daniffa... Ciluppp ba!" balita itu tertawa riang saat bermain dengan ayahnya. "Ciluppp ba!"

Wanita itu menghela napas pelan, bisa bisanya suaminya ini selalu lupa waktu jika bermain dengan anaknya.

"Nah lihat lupa mandi kan?" Hiru menoleh mendapati Kourai dengan sodet ditanganya.

"Heheh, habisnya anak baba wangi banget." Hiru ndusel ndusel di perut balita itu membuat sang balita tertawa semakin kuat.

"Yaudah kalau gitu, a'a jangan lupa mandi dulu sana. Aku mau izin pergi." ucap Kourai.

"Kemana?"

"Tempat abi a'a."

"Mau ditemenin?"

"Mau ziarah a'a, gak usahlah. A'a jagain Danifa aja. Jangan diajarin yang macem macem loh a'a, jagain bener bener." Hiru yang mendapat wejangan dari sang istri segera memberikan hormat.

"Siapp!"

Kourai menghela napas kembali. Terakhir kali dirinya tingalkan Danifa bersama babanya, halaman rumah bersih dicabut semua taneman Kourai sampe ke bunga bunganya.

"Beneran loh a'a!"

"Iya sayang, iya."

Kourai percaya ajalah. Dia mengambil alih Danifa sembari menunggu suaminya bersih bersih.

Usai kepergian sang umma, anak dan baba satu ini saling menatap.

"Baba!!!" bocah tiga tahun itu menepuk kaki ayahnya. "Mu ndong."

"Gendong, ada satu syarat." ucapan sang ayah membuat pipi bocah itu mengembang.

"Ndong.. Ma!" pada akhirnya bocah itu nyariin mama nya. "Ma?"

"Umma lagi tempat buya." Hiru gendong Danifa dengan santai. "Danif mau apa?"

"Clim. Es clim."

"Waduhh kalau itu jangan dehh, bisa bisa umma ngamuk kita diusir terus tidur dijalanan." ucapan Hiru membuat mata sang bocah membulat lucu. Asli mata Danifa turunan dari umma nya, bulat besar.

"Uhmm tidul jalan?"

"Tidur dijalan, bukan tidur jalan." Hiru gemes banget sama anaknya. Cara ngomong nya itu loh pengen di gigit.

"Ba, ayo es clim." ajak nya terus menerus.

"Gimana kalau main ke tempat Dhika." tawar Hiru pada putrinya.

"Dkha?"

Hiru menggeleng. Itu ide yang buruk. "Apa tempat Suna aja ya, ehh jangan deh anaknya Suna rada gila." lirih Hirugami. Agak kurang ajar emang tapi nyatanya ya gitu.

"Hallo sahabat mu yang tamvan ini datang!" oke, Hirugami nyesel banget nyebutin nama Suna barusan.

"Sun, salam kek atau apalah?" tegur Hirugami.

"Ohh salah ye?" Hiru mau nangis aja boleh gak sih. Temenya satu ini kek setan jahanam.

"Mau apa lu?" ketus banget si Hiru nanya gini.

"Gabut sih, udah gua mau pulang. Bye bye Danifa cantik." udah gitu doang, boleh gak sih Hiru nusuk tuh anak pake paku payung. Sumpah gak ada kerjaan banget tuh anak.

"Baba.. Yo mam es clim." ini lagi satu, kalau diturutin Hiru dalam bahaya.

"No!"

Hiru meringis saat melihat putri nya mengeluarkan puppy eyes hendak menangis. Siapa yang tahan coba liat anak segemoy ini.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang