dua puluh

251 30 3
                                    

Iman itu dipercaya dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

HR ibnu majah

Suna menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah butik dengan plakat "Sheitarita." Sakusa menatap Suna horor.

"Butiknya bibi Tarita?" teriak Sakusa. Mampus ini mah butik istri paman nya.

"Kenapa emangnya?" tanya Suna lalu tanpa rasa bersalah. Mari garis bawahi TANPA RASA BERSALAH!
masuk gitu aja ke butik.

"Semoga gak ada paman Shei." doa Sakusa, bisa bisa dia digodain suruh nikah apalagi undangan Suna disebar hari ini. Aran dan Bokuto serta Asahi yang menyebarkan undangan sekalian nyari penghulu.

"Assalamualaikum." Suna duluan yang masuk terus Saksua habis itu baru si kembar.

"Waalaikumsalam." jawab seorang wanita paruh baya disana. Dapat Sakusa kenali dia adalah Tarita istri dari Sheii.

"Nikah kamu Yo?" Sakusa refleks kaget kala sang paman tiba tiba saja sudah ada disebelahnya.
Laki laki itu tertawa keras melihat ekpresi keponakanya yang lucu dimatanya.

"Astagfirullah paman Shei udah kaya jalangkung." Sakusa degdegan banget. Kaget ya allah, batinya pengen teriak.
"Bukan Kiyo paman, itu si Suna!"

"Ohh anaknya Bokuto, yaudah pilih pilih aja ya paman mau ajak bibi kalian makan diluar." Sheii menarik lengan istrinya tanpa mengucapkan apapun langsung ngacir gitu aja.

"Permisi mbak, mas ibu udah titip kalian ke saya, ayo silahkan lewat sini." seorang wanita muda menghampiri mereka. Dapat mereka tebak dia adalah pelayan disana.

"Samu kamu sendirian aja ya, aku ada urusan bentar." Atsumu segera keluar meningalkan mereka. Osamu menatap kembaranya dengan kesal, kebiasaan banget si Atsumu pasti ningalin Osamu.

Mereka kelilingin lantai satu nyari baju yang cocok. Osamu nampak memperhatikan satu gaun yang terlihat sederharna.

"Kamu suka yang mana Sam?" tanya Suna menatap gaun dihadapanya.

"Semuanya."

"Yaudah pesen semua aja." ucapan Suna sontak saja membuat Osamu mendelik. Enak saja pesen semuanya, mubazir lah yakali mereka mau gonta ganti baju.

Sakusa megeratkan maskernya, kurang ajar ini kenapa dia cape Vape disana.
Sakusa memilih kabur ajalah ketimbang lebih lama jadi vape, bisa bisa keracunan dia.

Sakusa keluar dari butik, dilihatnya Atsumu lagi duduk mojok di bangku taman depan butik.
Sakusa samar samar mendengar keluhan dari seorang Atsumu.

"Fa'as haabulmaimanah maaas haabulmaimanah, yaitu..yaitu yaitu apa ya allah, Atsumu lupa." Atsumu nampak menutup wajahnya dia lagi lagi lupa hapalanya sendiri.

Ya Zaujati (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang