26. Sabotage Gone Wrong

35.6K 3.7K 95
                                    

Semalam tuh aku double up karena 19k. Sekarang udah 21k aja. Apakah ini saatnya triple?

*

Perhelatan single's day  alias 11.11 tinggal dua hari lagi dan siapapun yang bekerja di e-commerce atau berjualan online akan semakin sibuk saat mendekati hari H. Tak terkecuali, Lia. Di kalender yang berada di depannya, tampak berbagai post-it warna-warni yang merupakan daftar tugasnya, menunggu untuk dikerjakan.

"Gila, udah kayak di restoran luh berjejer begitu!" komentar Rana melihat kertas yang tertempel di meja Lia. "Padahal udah ada Trello loh, Li. Harus banget manual pake post-it begini. Paper waste, nggak go-green!"

Lia hanya mengabaikan ucapan Rana. Call her an old soul, tetapi, ia memang tidak terlalu menyukai digitalisasi untuk hal-hal semacam ini.

Rana lagi-lagi mengintip ke arah kertas-kertas itu. "Meeting sama Time Tales lagi jam empat? Doyan banget sih mereka cari waktu mepet-mepet gitu? Si Wira modus ya biar jemput lo balik?"

Lia membelalak pada Rana yang bersuara cukup keras. "Ssh! Volume lo!" tegurnya.

Rana hanya terkekeh. Melihat Lia yang salah tingkah, ia malah semakin ingin mengejek. "Bisa-bisanya ya, dari cinta semalam jadi cinta selamanya!"

Lia hanya bisa menggeleng sebal. Sementara, Rana terus tertawa-tawa kecil. Lia tak menggubris Rana sama sekali. Rana masih belum bosan menggodanya padahal sudah satu atau dua minggu berjalan.

Siapa yang tahu kalau Rana dan Wira bertemu saat itu? Dan siapa yang menyangka kalau akhirnya begini? Urgh!

"Nggak nyangka gue, ini anak diputusin ikan kakap eh dapat ikan paus!" Rana menggoda. "Sumpah sih, daripada mantan lo, Pak Wira jauh ke mana-mana! Mana gue dengar, tiba-tiba Lidya ngumumin pertunangan sama mantan lo, kan? Akhirnya go public, kan? Gue lihatnya merinding!"

Hembusan napas keras keluar dari mulut Lia. Minggu lalu, media sosial cukup ramai lantaran Lidya tiba-tiba mengumumkan pertunangannya dengan Bryan.  Hiruk pikuk bermunculan terutama karena Bryan yang sejatinya bukan dari keluarga mana-mana walaupun menyandang jabatan tinggi di perusahaan media yang dipegang Lidya dan keluarga Daniswara.

Lia nyaris muntah ketika melihat foto dengan tajuk, "It's funny how fate can make us fall in love this deep." 

Tak sedikit yang mencemooh, menganggap hubungan itu setting-an belaka demi meningkatkan popularitas Galang Daniswara, ayah Lidya yang akan maju sebagai calon legislatif DPR pada pemilu 2024 nanti. 

Ada juga yang berpikiran negatif bahwa Bryan hanya mengincar harta Lidya saja. Untuk yang satu ini, mungkin, Lia bisa setuju.

"Mau dong gue satu yang kayak Pak Wira. Punya saudara lagi, nggak? Atau apa, kek!" ejek Rana makin menjadi.

"Mau lo ke manain si Abi yang kata lo mainnya bisa berjam-jam itu sampai tepar?" balas Lia sambil menjulurkan lidah.

Rana langsung melempar Lia dengan gulungan kertas yang diikuti oleh tawa. "Mending Adhyaksa, deh! Nggak bisa ngapa-ngapain juga gue nggak kenapa-napa!"

"Ye! Gila!" cibir Lia sebal.

Rana lagi-lagi tertawa. Candaan ini seperti oase di tengah sintingnya persiapan acara tanggal kembar.

"But I bet he is a good one, isn't he?"

Lia tak menjawab. Ia memalingkan wajahnya yang bersemu kemerahan.

"Now tell me, is he a rough type guy or gentle one?"

"Sumpah ya, Rana! Ini di kantor, loh!" Tanpa bisa menyembunyikan raut wajah yang berpias malu, Lia menghardik.

Lead MagnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang