Apa arti cinta? Ketika masih kecil, Wira mendengar cerita cinta dari orangtuanya. Secara spesifik, ibunya. Cerita itu selalu berulang-ulang kali diceritakan oleh mereka seperti dongeng sebelum tidur.
Keduanya merupakan teman semasa kecil. Mereka bertemu saat SMA lalu cinta muncul dan berkembang setelahnya. Di usia yang begitu muda, Satya menikahi Dafina. Hubungan itu begitu harmonis, begitu penuh cinta, dan begitu hangat.
Sejak kecil, Wira mendamba akan punya hubungan percintaan yang semanis orangtuanya. Bertemu dengan cinta di masa SMA lalu menikah dan punya keluarga. Sebuah impian kecil yang sederhana.
Dari semua orang di sekitarnya, ia kemudian bertemu keluarga dari Galang Daneswara. Seorang politikus yang sebelumnya punya usaha kanal media. Salah satu putrinya adalah teman main Kartika—Stefani, namanya.
Stefani begitu cantik. Siapa saja mengakui hal ini. Arjuna yang waktu itu sama-sama mash SMA juga mengidolakan perempuan itu.
"She is the epitome of every man's sensual fantasy, Bro!" Arjuna berucap dengan tidak senonoh pada Wira nyaris setiap kali Stefani bertemu dengan mereka.
Wira hanya tersenyum simpul walau diam-diam mengamini kalimat yang sama. She is every man's walking wet dream.
Hingga suatu hari, Stefani mengiriminya pesan. Pesan itu berlanjut ke pertemuan. Pertemuan berpindah ke sentuhan. Dan berakhir ke perasaan yang menggebu.
Buat Wira yang tak mengerti apa-apa karena masih SMA, perasaan itu seperti sebuah kata bernama cinta. Tidak salah, karena yang Wira rasakan memang valid, nyata adanya.
Jadi, Wira memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya. Dan, Stefani menerimanya. Seperti sebuah mimpi, bukan?
Perbedaan umur dan fenomena lelaki yang lebih muda tampak bukan masalah. Mereka seolah nyaman dengan itu. Tak ada yang menganggap semuanya sebagai sebuah keanehan. Stefani yang lebih tua beberapa tahun memang lebih banyak mengayom ketimbang Wira dan itu bukan hanya masalah hidup saja. Seks termasuk di dalamnya.
Stefani gila dan Wira masuk dalam perangkapnya. Wira yang tidak pernah mengerti apapun disulap jadi lelaki bodoh yang dimanfaatkannya sesaat. Perempuan itu hinggap dari satu lelaki ke lelaki lain, lalu setiap kali ada masalah, Wira yang jadi pelampiasannya—tanpa Wira tahu sama sekali.
Hingga suatu hari, Stefani yang bosan dengan Wira memutuskan untuk pergi menghindar dengan menyatakan dirinya mau bersekolah ke luar negeri. Tentu bukan Wira namanya jika tidak mengejar. Jadi, ia putuskan untuk menyusul dengan harapan akan kembali bertemu dengan kekasihnya.
Hancur adalah kata yang mendeskripsikan perasaannya ketika malah memergoki dua lelaki lain di apartemen Stefani. That was crazy! Wira langsung mual.
Kalau bukan karena kakak-kakaknya—kecuali Arjuna karena saat itu belum bergabung dengan perusahaan Adhyaksa—mungkin saja, Wira bisa gila.
Setelah hari itu, Wira tak bisa menjadi orang yang sama. Ia aneh. Seolah ada yang hilang dari dirinya. Fungsi dirinya juga tak seperti sedia kala. Satu yang pasti, ia tidak bisa punya hasrat menggauli siapapun.
Setiap kali menyentuh perempuan, ia merasa ingin muntah. Bayangan Stefani muncul lagi dan lagi. Seks yang biasanya jadi sebuah pelarian menyenangkan kini jadi aktivitas paling mengerikan.
Mencoba seperti apapun tidak berhasil. Kartika dan Gayatri membawanya ke psikolog, tetapi tidak mempan sama sekali. Darma dengan sintingnya malah melempar Wira ke kelab striptease, tetap Wira bergeming. Ramdan yang lebih gila lagi malah melemparnya ke gay club dengan alasan kalau-kalau Wira belok arah—keputusan yang langsung dapat tempelengan dari Gayatri, tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lead Magnet
RomanceADHYAKSA SERIES no. 5 🌼 *** Lead Magnet (n.) An incentive to attract and capture potential customer. Lia--Hazelia Salim--nyaris jantungan ketika ia tahu, kekasihnya, Bryan ternyata sudah berpacaran dengan Lidya Kani Melatika, putri pemilik perusah...