Sejak tadi aku hanya memperhatikan oline dari kejauhan...
"Oline, tolong jangan seperti ini,, jangan menyakiti dirimu sendiri"
Aku hanya menangis melihatnya berlari masuk ke dalam hutan,, aku sangat khawatir dengan keadaanya.. namun aku juga takut untuk menemuinya...
Apakah dia akan takut padaku jika aku menemuinya?? Aku tak bisa membayangkan bagaimana ekspresinya saat dia melihat ku sekarang...
Hahhh.. hahhh...
Suara nafas oline tersengal sengal,,
Dia duduk sambil memegangi dadanya yang terasa sakit,, dadanya mulai terasa sesak... jantungnya berdetak 100x lebih cepat dari biasanya..
"Ahh inhaler ku" ucap oline sambil merogoh saku clananya
Sialnya,, Dia lupa membawanya karna terlalu terburu buru pergi...
"Ahh sekarang apa yang akan terjadi padaku??"
"Erine,, Aku akan menyusul mu" gumam oline dalam keadaan yang sudah setengah sadar..
"Oline.. bangun oline..."
"Buka mulut mu dan hisap ini !!"
"Ahh itu suara erine"batin oline,, dia kembali mencoba untuk membuka sedikit matanya...
"Erine.." panggilnya sambil memegangi pipi erine..
Walaupun pandanganya kabur,, tapi oline yakin dia adalah erinenya..
"Iyah ini aku,, ayo atur kembali nafas mu!!" Teriak erine.. dia sedikit kesal dengan sikap oline yang seperti ini.. harusnya dia menjaga dirinya sendiri!
"Oline ayo bangun!!"
" olineeeeee !!"
"Hisap ini!!" Ucap erine sambil memaksa memasukan inheler ke dalam mulut oline
"Kenapa??,, kenapa tak menghisapnya,, ayo buka matamu!!" Ucap erine panik...
Semua pikiranya berantakan,, dia tak tau apa yang harus dia lakukan...
Dia mendekatkan telinganya ke dada oline...
"Untung saja masih berdetak,, aku harus membawanya !!"
Erine pun memapah tubuh oline yang sudah tak sadarkan diri dengan susah payah... terkadang mereka terjatuh bersama karna tubuh oline yang lebih besar dari erine..
Namun erine terus berusaha untuk membawa oline keluar dari hutan agar ada seseorang yang membantunya...
"Aku mohon,, siapapun tolong" batin erine dengan penuh harap.. dia tak ingin kehilangan oline
Mereka sudah berjalan cukup lama,, sebentar lagi mereka akan tiba di ujung jalan hutan ini..
"Ahh ada seseorang" ucap erine yang mendengar langkah kaki dan canda gurauan mereka
Erine menyandarkan tubuh oline di pohon besar dan dia mengambil beberapa ranting pohon yang sudah mengering di tanah...
Dia mengayun ayunkan ranting itu ke dahan pepohonan yang merambat .. mencoba membuat suara agar mereka bisa mendengarnya dan datang kearahnya...
"Ehh kamu dengar sesuatu gak?" Ucap nala kepada temanya
"Iyah yah,, kayanya suaranya dari dalam sana"
"Coba kamu liat sana ada apa"
"Jangan-jangan ada macan"
"Ngacoo,, mana ada macan di sini"
"Ya udh coba sana kamu yang liat"
"Ahh dasar penakut semua" ucap nala sambil berjalan mengikuti arah suara itu...
Saat dia dan beberapa temanya masuk kedalam hutan,, betapa terkejutnya mereka melihat oline yang sedang terkapar di sana..
"Heii,, itu oline keponakanya tante chika,, ayo kita tolong" ucap nala menghampiri oline
Mereka pun membantu membawa oline kerumahnya...
"Ahh syukurlah" erine menghela nafas panjang...
"Semoga dia baik-baik saja" ucapnya sambil menundukan wajahnya..
Erine sedang duduk di dalam kamarnya,, dia ingin melihat keadaan oline dan ingin tau kabar tentangnya.. namun sayang,, saat dia ingin menemui oline di rumah tantenya,, oline sudah tak ada di sana... dia sudah kembali kejakarta di jemput oleh keluarganya...
Sudah hampir sebulan berlalu sejak kejadian itu,, selama itu pula erine tak bisa melihat oline.. dia sangat rindu padanya... selama ini erine hanya menyibukan dirinya untuk membaca buku di kamarnya...
Dia tak pernah keluar dari rumah pondok itu,, dia sering melihat ke arah luar dari jendela kamarnya, melihat kearah dimana oline sering berdiri dan memanggil namanya... erine selalu menunggu momen itu terulang kembali...
"Aahh a-ada apa ini" ucapnya saat melihat tubuhnya sedikit demi sedikit mulai menghilang..
"Ahh tunggu,, kenapa ini.. apa yang terjadi sebenarnya"
Segala macam pertanyaan muncul di kepala erine.. kenapa dengan tubuh ku yang disana...
"Mungkinkah ini sudah waktunya" air mata erine mulai berlinang
"Aku tak bisa pergi sekarang,, aku ingin melihat oline untuk yang terakhir kalinya,, tuhan,, jika aku harus pergi,, setidaknya ijinkan lah jantungku menyatu dengannya" ucap erine menangis,,
Itu adalah kata-kata terahkir yang keluar dari mulut erine sebelum seluruh tubuhnya mulai menghilang...
Pip... pip... pip
Bunyi suara alat pendeteksi detak jantung di ruangan itu terdengar sangat nyaring di telinga..
Kedua orang tua erine duduk dengan cemas sambil memegang tangan putri satu-satunya itu..
Mereka berdua menunggu anak kesayanganya membuka matanya dengan cemas
"Tenang mah,, oprasinya pasti berhasil" ucap papah gracia mencoba untuk menenangkan istrinya..
"Tapi ini udah lebih dari 10 jam setelah oprasi pah"
"Eine pasti akan bangun mah, erine kan anak yang kuat" ucap papah gracia sambil memeluk istrinya dari belakang...
Sebenarnya papah gracia juga sangat khawatir dengan keadaan anaknya,, namun dia mencoba untuk tetap tegar untuk istrinya...
"Ahh pahh,, tangan erine bergerak" ucap mamah shani senang
Ergggg
"Dimana ini" batine erine saat dia mulai membuka kedua matanya
"Sayang,, sayang kamu baik baik saja? Pah panggilin dokter pah,, cepet!!"
Papah shani langsung meencet bel di ruangan erine untuk memanggil dokter yang memeriksa anaknya...
"Bagaimana keadaan anak saya dok?"
"Untuk sekarang semuanya baik bu,, kita akan memberikan obat antibiotik agar tidak ada infeksi,, kita juga akan terus memantaunya apakah ada penolakan pada tubuh pasiena atau tidak"
"Untuk sekarang lebih baik bapak dan ibu tunggu di luar dahulu,, karna kita akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut"
"Baik dok, terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
ORINE (OLINE DAN ERINE)
RandomRomantis, horor, misteri, thriller.... genre mana yang lebih kalian sukai ? Cerita cerpen tentang mereka berdua,, bagaikan rolercoster, author akan mengguncangkan hati kalian 🤫