4. Anak Artis

725 69 9
                                    

Heboh Yamanaka Ino cium pipi Sasuke di depan umum. Hubungan keduanya mulai dipertanyakan!”

Keesokan harinya, gosip tentang cinta lama bersemi kembali antara Sasuke dan Ino pun tersebar di media televisi dan online. Seorang paparazi memotret kebersamaann mereka, lalu mengeksposenya. Berita Sasuke pun langsung menjadi trending topik di mana-mana. 

“Kyaaa, tuan kembali berhubungan dengan Nona Ino! Ini berita yang sangat bagus! Oh my gooooooood!” Sakura pun kegirangan hingga menggelepar-gelepar sendirian. Dari dulu memang Sasuke lebih cocok dengan Ino ketimbang dengan Uzumaki Karin, menurut penglihatan Sakura. Entah kenapa, melihat mereka berdua seperti sudah dilahirkan untuk bersama. Tiada cacat untuk dicela, keduanya sempurna menjadi pasangan.

Televisi yang sedang Sakura tonton tiba-tiba mati. Dia berbalik hendak mencari remot tetapi, langsung kikuk kala mengetahui Sasuke–majikannya yang pendiam dan sangat irit bicara–lah yang mematikan televisinya. Sakura lekas menunduk saat Sauke memangkas jarak mereka. 

Dia malu jikalau harus bertatapan dengan artis tampan yang terkenal itu. Melihat Sakura salah tingkah dan malu, Sasuke pun menyeringai tipis lalu meninggalkannya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Sementara Sakura langsung memegangi dadanya yang berdetak kencang seraya menghela napas. “Tuan hobi sekali membuat saya sport jantung. Bisa-bisa, pulang dari sini, saya bawa uang banyak bersama vonis jantung kronis.”

***

Sore harinya Sasuke kedatangan tamu. Dia adalah Sarada–anaknya Sasuke dari Karin yang kini berusia sembilan belas tahun. Namun sangat disayangkan, Sasuke baru saja pergi sekitar satu jam yang lalu.

“Saya Sarada, anaknya Papa Sasuke. Kakak, namanya siapa?”

“Saya Sakura, Nona. Panggil saya Bibi saja biar lebih nyaman. Umur saya sudah tiga puluh tahun. Sudah tidak pantas dipanggil kakak,” tutur Sakura dengan hati-hati. Dia amat menjaga sopan santun di depan anak sang majikan, supaya tidak memicu perselisihan. Sakura harus menjadi ART yang patuh dan ramah agar disayangi para junjungannya.

Sarada menyengir. “Tidak mau, ah. Aku lebih nyaman manggil Kak Sakura saja. Tiga puluh tahun itu umur yang masih muda, Kak. Masih cocok dipanggil kakak. Orang kita cuma beda sebelas tahun. Aku sembilan belas tahun loh, sekarang.”

Sakura pun tersenyum canggung, tidak dapat menolak. “Ya sudah. Terserah, Nona, saja.”

Sarada benar-benar rendah hati dan pandai berkomunikasi. Seperti yang diharapkan dari anak seorang selebriti terkenal, Sarada berbicara dengan penuh percaya diri. Sangat mengesankan bagi Sakura yang pemalu dan gampang canggung.

“Jangan panggil aku nona, ah. Itu membuatku merasa kayak noni-noni Belanda. Panggil aku Sarada saja. Hmm?”

“Tidak, Nona! Tidak bisa! Nanti tuan mengira saya kurang ajar.”

“Tidak akan, Kak. Kalau Kakak, takut, aku akan beri tahu papa. Papa selalu mengikuti apa pun kemauanku. Papa tidak akan marah. Gimana?”

Sakura menghela napas. Mana tega menolak permintaan anak gadis seimut itu. Kepribadian Sarada mirip anime Jepang kesukaannya. Keimutannya sama-sama mematikan. “Ya sudah. Tapi nanti Nona Sarada harus ngomong ke papanya, supaya tidak ada kesalahpahaman.”

“Jangan Nona Sarada juga, Kak Sakura. Aku jadi merasa tua. Panggil aku Sarada saja, sebagaimana papa memanggilku. Ayo coba!” Pinta Sarada dengan antusias.

Sepertinya ayah dan anak itu sama-sama suka membuat Sakura berada di situasi yang canggung. Namun jika tidak menurut, artinya Sakura tidak akan bisa lepas dari situasi tersebut. “Baiklah, Sarada.”

“Gitu dong! Ohya, apa papa menitip pesan akan pulang jam berapa?”

Sarada begitu ramah dan sopan. Sakura menyukai etiket anak artis terkenal itu. Menurut kawan-kawannya, rata-rata anak artis memiliki sikap sombong dan kurang ajar, tetapi bagi Sakura, Sarada merupakan pengecualian.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang