7. Menghindar

593 52 2
                                    

Sakura mulai merasa tidak betah bekerja di sana. Dia ingin berhenti. Sakura merasa haknya sebagai manusia, tidak dihargai. Dia berada di sana untuk mencari nafkah, memperbaiki hidupnya. Namun, malah menerima perilaku yang demikian tidak bermoral. Apakah semua ART artis memang diperlakukan seperti ini?

Sakura pun menghubungi yayasan ART yang memberinya pekerjaan ini. Dia berbicara kepada pihak yayasan, memberi tahu mereka bagaimana keadaannya sekarang. Namun, sesuai kontrak, Sakura diharuskan membayar penalti bila ingin berhenti bekerja sebelum masa kontraknya habis. 

Sakura keberatan dengan jumlah denda yang lumayan besar. Bukannya memberikan solusi, pihak yayasan justru malah menyuruh Sakura bertahan selama sebelas bulan lagi. Setelah itu, mereka berjanji akan mencarikan Sakura majikan yang baru.

Sakura yang gelisah pun melakukan video call dengan putri semata wayangnya. Berbicara dengan sang anak, selalu berhasil memperbaiki suasana hatinya. 

"Hallo, Kae sayang!"

"Hallo, Ma! Ma, aku sudah bisa mendongeng, lo. Aku sudah menemukan bakatku!" ungkap Kae yang membuat Sakura bangga. Selama ini Sakura melatih Kae supaya menjadi anak yang suka membaca dan gemar bercerita. Tidak sia-sia latihan literasi dan public speaking yang dia ajarkan selama ini. Sakura benar-benar bersyukur sang anak telah menemukan bakatnya.

Kae merupakan anak yang cerdas dan memiliki kepekaan emosional. Dia sangat suka belajar dan kritis terhadap hal-hal baru. Selama beberapa bulan ke belakang, Kae menunjukan kegelisahannya pada Sakura, sebab dia belum mengetahui bakat apa yang dirinya miliki. Kae begitu giat belajar demi mencari tahu bakat apa yang Tuhan anugerahkan padanya.

"Syukurlah! Sekarang kamu sudah mengetahui bakatmu. Selamat, ya!" Sakura tersenyum haru, matanya berkaca-kaca. Dia tahu betapa keras usaha dan rajinnya Kae belajar demi menggali bakatnya. Syukurlah sang anak tidak akan gelisah lagi dan bisa mengasah kemampuannya mulai sekarang.

"Terima kasih, Ma! Ohya, buku cerita yang ada di rumah, sudah kubaca semua. Aku mau buku cerita baru, Ma. Nanti kalau sudah gajian, belikan yang baru lagi, ya."

"Iya. Mulai sekarang, Mama, tidak akan membelikan buku cerita bekas lagi. Kamu akan mendapatkan buku-buku baru.”

Kae terkinjat kegirangan kala mendengar perkataan ibunya. Sakura yang tidak memiliki penghasilan tetap, hanya mampu membelikannya buku bekas. Memang masih layak dibaca, tetapi lebih baik memberikan yang baru, supaya anaknya makin semangat lagi membaca. Syukurlah usahanya tidak sia-sia untuk membuat anaknya menyukai membaca dan menjadikan membaca sebagai hobi.

Setelah melakukan panggilan telepon dengan Kae, suasana hati Sakura pun membaik. Dia amat bersyukur, karena kini sang anak sudah tegar, tidak lagi berbicara sambil berlinangan air mata. Begitulah anaknya yang membanggakan, tidak ingin membuat Sakura khawatir.

Wanita yang mengenakan dress gombrong itu pun membuka laptopnya dan kembali melanjutkan tulisan yang kemarin. Sakura menulis hingga kantuknya menyerang.

***

Keesokan harinya Sakura kembali sibuk dengan pekerjaannya sehari-hari. Sebisa mungkin dia menghindari berpapasan dan berbicara dengan Sasuke. Sakura tidak ingin mengulangi kejadian-kejadian yang lalu.

Sakura menyelesaikan semua tugasnya dengan cepat. Usai membuatkan sarapan, dia pun menatanya di meja makan, lalu kembali bersembunyi di kamar. Kini dirinya sudah tenang dan bisa beristirahat setelah berjuang dari pukul empat dini hari.

Sakura kembali menyibukan diri dengan laptop usangnya. Dia menulis disambi membaca dan membalas komentar para pembaca ceritanya. Sakura merasa senang melihat ceritanya dibaca banyak orang. "Bertambah seribu views lagi hari ini. Yee!" serunya senang dengan wajah berseri bahagia.

Sasuke turun untuk sarapan, tetapi tidak menemukan keberadaan Sakura. Isi rumahnya sudah bersih dan menu sarapan sudah tersaji lengkap di meja makan. Sayang sekali, padahal tangan Sasuke sudah gatal ingin menggodanya.

Selesai sarapan, dia kembali ke atas. Hiatus membuat Sasuke memiliki waktu istirahat yang cukup. Tiada yang lebih menyenangkan selain bekerja dari rumah. Sepertinya Sasuke kian yakin mengenai keputusannya banting setir menjadi pengusaha. 

Brand fashion-nya pun semakin populer dan diminati gen-Z serta kaum milenial yang merupakan target pasarnya. Keuntungannya kian meningkat dan membuat rekening Sasuke semakin gendut.

***

Sasuke tersenyum kecut. Kini dia tahu alasan Sakura jarang menunjukan batang hidungnya. Sepertinya wanita itu sedang menghindarinya. Semula Sasuke merasa tidak masalah. Namun, rupanya hal tersebut berlangsung lama dan itu lumayan mengganggunya. Sudah seminggu lamanya Sakura memperlakukan Sasuke seperti itu.

Sasuke ingin komplain, tetapi tidak bisa, karena pekerjaan Sakura sudah bagus. Bosan berada di rumah, pria itu pun memutuskan untuk mencari kesenangan di luar. 

"Sasuke!" Neji Hyuuga atau yang lebih dikenal Neji itu menyapa Sasuke. Neji merupakan seorang aktor, pembawa acara, penyanyi, pengusaha, selebritas internet, dan produser asal Jepang. Dia adalah artis papan atas yang menempati posisi ketiga artis terkaya di Jepang, mengalahkan Sasuke.

"Hmm, whats up?" Sasuke memeluk Neji sejenak lalu menepuk bahunya.

"Tumben baru ke sini lagi? Sibuk?"

Sasuke terkekeh. "Biasa!"

"Oke, because tonight you stopped by my club, aku akan mentraktirmu, tapi dengan satu syarat. Temani aku minum sampai mabuk. Bagimana?"

Sasuke yang sudah menyelesaikan pekerjaan dan tidak memiliki kesibukan pun mengiyakan ajakan Neji. Sebab penting baginya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama artis.

Neji langsung memanggil beberapa pelayannya dan memesan minum termahal. Keduanya minum sampai puas sambil menikmati musik racikan disk jockey favorit klub tersebut.

Pukul tiga dini hari, Sasuke kembali dalam keadaan mabuk berat. Sakura buru-buru bangun, berjalan terseok-seok menuju pintu. Saat pintu dibuka, bau alkohol yang kuat lekas menyergap indra penciumannya. Namun, dengan sabar dia memapah Sasuke, membantunya berjalan. Sakura berusaha seprofesional mungkin, karena sadar bahwa itu merupakan salah satu tugasnya.

"Hati-hati, Tuan. Sebentar …." Sakura membuka pintu kamar Sasuke sambil berusaha keras menopang berat tubuh lelaki itu.

Setelah pintu kamar terbuka, Sakura pun segera menuntunnya ke dalam. Wanita itu merasa tidak nyaman, sebab sedari tadi Sasuke terus memandangi wajahnya yang sedang memandu berjalan. 

Ketika hendak membaringkannya, tiba-tiba Sasuke berbalik dan mendorong wanita itu ke tempat tidur, mengurungnya di bawah tubuhnya. Sakura yang terkesiap pun lantas terbelalak. Tubuh Sasuke terus menekan Sakura, membuat wanita itu terperangkap dan tidak bisa melarikan diri.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang