50. Menang

168 19 1
                                    

Sasuke hanya membawa satu ransel berisi pakaian serta laptop. Dia menitipkan barang bawaannya tersebut di tenda Sakura dan Sarada, sebab tidak memercayai teman satu tendanya, Naruto. Entah kenapa Sasuke merasa bahwa laki-laki berkacamata itu tidak menyukainya. Dia seperti perempuan yang sedang ovulasi, pikir Sasuke.

Selesai beristirahat dan makan, peserta pun diminta berkumpul di tanah lapang. Akan diadakan beberapa lomba, diantaranya lomba: memanah, menyusun puzzle, menyusun batu, tarik tambang, dan lain sebagainya. Sarada dan Sakura kira, mereka hanya bisa menjadi tim hore, sebab bukan bagian dari perusahaan tersebut. Akan tetapi, nyatanya mereka diizinkan turut berpartisipasi.

Sakura dan Sarada begitu semangat mengikuti lomba. Hadiahnya pun lumayan, tujuh ribu yen untuk juara pertama perorangan, sedangkan untuk juara pertama kelompok, dua puluh ribu yen. Keduanya mengikuti setiap lomba dengan antusias, tiada yang terlewatkan. Sarada dan Sakura menjadi rival untuk lomba perorangan dan satu tim untuk lomba berkelompok.

“Semangat, Kakak!” teriak Sarada pada lawannya yang lekas Sakura sahuti, “Semangat! Kamu siap-siap kalah ya!”

Suasana tengah hari di sana kian ramai. Terik matahari tidak menyusutkan semangat semuanya. Yel-yel penyemangat malah makin keras dilaungkan. Perlombaan pun berlangsung seru dan sengit. Sayangnya Sakura kalah dalam lomba menyusun batu, dia kalah cepat oleh Sarada dan satu orang peserta lain.

Akan tetapi Sakura bersorak gembira saat Sarada keluar sebagai pemenang, setelah tanding satu lawan satu dengan rival serinya. “Uangnya buat kita traktir Dango!” teriaknya seraya tertawa.

Sarada lekas bertos ria dengan Sakura saat kembali ke kerumunan. Kae beberapa kali menutup telinga dengan ekspresi wajah keki, lalu menepi, duduk di bawah pohon memainkan kembali ponselnya. Dia merasa malu melihat tingkah Sarada dan Sakura yang terkinjat-kinjat kegirangan hanya, karena uang ribuan yen. Sementara Sasuke cuma tersenyum kecil sembari bertepuk tangan.

Perlombaan berlangsung selama berjam-jam dan pada pukul empat sore diadakan lomba terakhir: tarik tambang. Sakura dan Sarada bekerja sama dalam satu tim. Peserta dibagi menjadi empat kelompok dengan masing-masing tim berjumlah sepuluh orang.

Setelah melalui perlawanan yang cukup ketat, tim Sarada dan Sakura pun menang di babak pertama. Seluruh anggota dalam kelompok berteriak-teriak kegirangan. Mereka melakukan perayaan dengan menari-nari dan melompat-lompat. Tim itu percaya diri, mereka akan keluar sebagai pemenang.

Mereka diberi waktu istirahat selama tiga puluh menit sebelum akhirnya maju ke babak penentu. Tim Sakura dan Sarada pula melawan kelompok pemenang. Tiada yang mau mengalah, semua berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi pemenang.

“A–ayo tt-tarik, Ss–sa–sarada!” pekik Sakura tersendat-sendat sembari mengerahkan seluruh tenaganya menarik tambang besar itu.

“Kk–kakak juga! Ss–semangaaaat!” seru Sarada menyahut dengan wajah yang memerah bak kepiting rebus. Kakinya beberapa kali terpeleset, tetapi beruntung dia mendapatkan kembali pijakannya, tidak sampai terjatuh.

Setelah tarik menarik cukup sengit, juri pun mengangkat bendera merah dan menyatakan tim Sakura dan Sarada sebagai pemenang. Sontak pengumuman tersebut membuat seluruh anggota tim melompat-lompat kegirangan, lalu saling berpelukan. Napas mereka sudah terengah-engah, tetapi kemenangan membuat mereka melupakan rasa lelah yang mendera.

Sakura berhenti terlonjak saat Sasuke tiba-tiba menghampirinya, lalu mengulurkan tangan. Janda itu pun tersenyum lebar lalu menerima jabatan tangannya. “Terima kasih.”

Sasuke membalas senyumannya seraya mengangguk, lalu menghampiri putrinya yang masih melakukan selebrasi.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang