Di panggung utama, Kamakura Hibari sedang tampil, menyanyikan lagu hits yang langsung memancing kebingaran dari penonton. Sorak-sorai riuh rendah memenuhi udara saat penonton bernyanyi bersama dan bergerak mengikuti irama musik yang menghentak.
Sakura yang duduk di samping Utakata pun tidak mau ketinggalan. Dia ikut bernyanyi dengan penuh semangat, tak memedulikan Utakata yang menatapnya keheranan. Pria itu merasa senang melihat Sakura begitu antusias dan tak terbendung dalam mengekspresikan dirinya. Utakata bahkan tergelak melihat Sakura begitu terlibat dalam menyanyikan lagu hits yang sedang dipentaskan.
“Sepertinya kamu sangat menikmati acara ini!” seru Utakata yang lekas berhadiahkan senyuman dari Sakura. Suara pria itu teredam riuh penonton dan musik dari panggung, sehingga membutuh fokus dari lawan bicaranya supaya dapat mengerti apa yang dia katakan.
“Iya, aku lagi suka banget lagu dia yang ini!” teriak Sakura menyahut. Keadaan di sana benar-benar bising, membuat telinganya terasa penuh.
Sakura merasa senang dan terhibur. Dia menikmati aksi panggung dari penyanyi cantik yang sedang naik daun tersebut. Duduk di samping Utakata–di barisan eksklusif–Sakura tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya melihat betapa bersinar dan bersemangatnya atmosfer di sana.
Keseruan acara ini tidak hanya dirasakan oleh penonton di gedung Sa*tama Super Arena, tetapi juga oleh pemirsa di rumah melalui layar televisi.
Mereka dapat menikmati berbagai penampilan spektakuler, keseruan kontes interaktif, dan momen-momen menyenangkan lainnya yang disajikan dalam acara ulang tahun HarmoniTV dengan tajuk HarmoniTV 30 Anniversary Celebration Spectacular Flyboard & Fireworks Show.
Suasana penuh semangat dan kegembiraan benar-benar terasa di seluruh gedung itu, menjadikan acara ulang tahun ini momen yang tak terlupakan bagi semua yang menyaksikan.
Jam dua belas malam, acara pun selesai. Penonton mulai membubarkan diri dengan teratur, begitupun dengan Utakata dan Sakura. Kini keduanya berada di lobi gedung Sa*tama Super Arena. Di sana lah Sakura yang sedang menunggu Utakata–tengah berbicara dengan rekan kerjanya–bertemu Yamanaka Ino.
“Hallo, Sakura!” sapa Ino seraya tersenyum penuh kepalsuan. Dia sangat terkejut melihat Utakata datang bersama janda satu anak itu. Ino tak menyangka, wanita bertampang lugu sepertinya, bisa menggaet laki-laki sehebat Utakata. Ino tidak ambil pusing jika itu Sasuke, tetapi untuk Utakata, dirinya tidak terima, sebab masih mencintainya.
“Hallo juga, Kak Ino!” Sakura tersenyum ramah. Dia senang, takdir kembali mempertemukannya dengan bintang film cantik tersebut. Rezeki nomplok, pikir Sakura bahagia.
“Gak nyangka kita bakal ketemu lagi di sini.” Ino berbasa basi.
Diajak ngobrol oleh artis secantik dan secemerlang Yamanaka Ino, tentu saja Sakura merasa beruntung. Dia rela menukarkan keberuntungannya seumur hidup demi bisa berbincang akrab dengannya. “Iya, Kak. Saya juga tidak menyangka. Senang ….”
“Ada yang mau saya tanyakan ke kamu. Ini penting.” Ino tiba-tiba menyela. Wajahnya yang semula berseri-seri, kini menunjukan keseriusan, membuat Sakura tergemap, menelan salivanya.“Ada hubungan apa kamu sama Utakata?”
Sakura yang terpegun pun lantas tersenyum lega. Dia kira Ino akan membicarakan tentang Sasuke, rupa-rupanya tidak. “Oh itu. Saya dan Pak Utakata memiliki hubungan profesional, Kak. Kami sedang ada proyek bersama.”
“Proyek?” Ino bingung.
“Novel saya akan diadaptasi menjadi sinetron di HarmoniTV.”
Dahi Ino mengernyit, masih tidak mengerti. Kenapa Utakata mengurusi adaptasi sinetron? Dia tak pernah tahu jikalau Direktur Utama pula memegang pekerjaan lapangan, sekarang. Apakah semuanya dapat Utakata handle? Pikir Ino.
Sebagai Direktur Utama HarmoniTV, Utakata memiliki tanggung jawab strategis seperti pengembangan konten, manajemen operasional, keuangan, dan pengembangan bisnis. Namun, tugas lapangan seperti adaptasi novel menjadi sinetron sewajarnya dilakukan oleh tim produksi yang khusus terlibat dalam proyek tersebut.
“Nunggu lama, ya?” tanya Utakata pada Sakura. Dia lekas menghampiri janda cantik yang sedang berbincang dengan Ino.
“No Problem. Apa urusannya sudah selesai?”
“Sudah.” Utakata menjawab pertanyaan Sakura seraya melekukan senyuman ramah. Dia tak mengacuhkan keberadaan Ino. Utakata muak pada wanita yang selalu memata-matainya dan mengirimkan puluhan pesan setiap hari, mengajak bertemu.
Ino mengepalkan tangannya penuh marah, sebab di-tak acuhkan oleh Utakata. Dia pula benci melihat sikap hangat laki-laki tersebut pada Sakura. Ino cemburu, tetapi dia berusaha mati-matian menyembunyikan perasaannya, demi menjaga image. Tidak keren cemburu pada janda rendahan yang berpenampilan biasa itu, pikirnya. Ino pun menenangkan hatinya, lalu menyunggingkan senyuman semanis mungkin. Dia mendeham.
Utakata pun menoleh saat mendengar Ino terbatuk-batuk kecil. “Ino? Apa kabar?” Pura-pura terkejut, seolah baru saja menyadari keberadaan wanita itu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous (SasuSaku)✔️
FanfictionDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Haruno Sakura terjebak dalam dunia asing sebagai ART Sasuke-vokalis Code Band. Sasuke mengira Sakura: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu mendorong diri...