67. Paranoid

202 28 3
                                    

"Gimana, Kae? Apa mereka masih ada?" tanya Sakura pada Kae yang baru saja kembali dari arah depan. Kae mengintip melalui jendela rumahnya, melihat halaman yang sudah beberapa hari ini didatangi wartawan. Meskipun tidak banyak, keberadaan mereka cukup membuat keduanya merasa tidak nyaman, sebab para wartawan akan langsung mendekat bila melihat Kae dan Sakura keluar.

“Masih, Ma. Jadi, gimana? Mama, batalkan saja janjinya.” Kae duduk di sebelah Sakura, menatap wajah sang ibu.

Sakura memejamkan matanya, pusing. Dirinya terlanjur menghubungi Utakata dan membuat janji. Sakura merasa tidak enak hati bila harus membatalkannya. “Menurut kamu, gimana? Apakah berlebihan bila alasannya khawatir diikuti wartawan?”

“Tidak juga. Lagian itu kenyataannya.”

Sakura khawatir para pemburu berita tersebut akan menguntitnya. Dia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mencari solusi terbaik di tengah situasi yang rumit ini. Dia harus bertindak cepat, sebab tidak sopan membiarkan Utakata menunggunya tanpa kepastian.

“Baiklah, Mama batalkan saja janjinya,” kata Sakura akhirnya, walaupun terdengar ragu.

Kae mengangguk setuju, menunjukkan pemahamannya atas keputusan ibunya. “Oke.”

Sakura membuka ponsel, mengirimkan pesan singkat pada Utakata, pasal pembatalan janji temu hari ini disertai alasannya. Setelah memikirkan tawaran kerja sama itu selama beberapa hari, Sakura memutuskan untuk menerima ajakan kerjasama dari Utakata. Sasuke yang dirinya percaya, nyata hanya mempermainkannya selama ini. Maka dari itu dia enggan mendengarkan laki-laki tersebut untuk tidak berhubungan dengan Utakata. Dia yakin semua akan baik-baik saja bila dirinya bersikap sopan dan menjaga jarak.

Diluar dugaannya, laki-laki itu malah menawarkan bantuan. Dia bersedia menghampiri Sakura ke rumah. Karena kebetulan jadwal Utakata sedang lengang siang nanti.

“Gimana ini?” Sakura menunjukan pesan Utakata pada Kae.

Gadis empat belas tahun itu membacanya dengan cermat, lalu berkata, “Boleh juga, Ma. No problem.”

Sakura menatap Kae penuh keraguan. Ada kekhawatiran dalam hatinya kala harus kembali berhubungan dengan orang terkenal. Baginya cukup Sasuke seorang, dia tidak ingin terlibat rumor aneh-aneh lagi dengan orang ternama lainnya. Sakura takut akan stigma statusnya dan kembali mendapatkan sorotan negatif dari para warga net.

“Tapi, Kae, gimana pendapat wartawan nantinya? Mama, khawatir nanti akan ada gosip aneh-aneh lagi,” jelas Sakura dengan gestur tubuh yang tidak terkoordinasi. Ada kegelisahan yang menghampirinya saat pikiran negatif mulai mendera. Sakura selalu khawatir bila akhirnya harus berurusan dengan para netizen lagi.

“Kalau ada gosip macam-macam lagi, tinggal Mama klarifikasi aja. Toh, selama ini gosip-gosip itu tidak pernah terbukti dan aku yakin netizen juga sudah tahu itu.”

Yup, meski gosip hubungan percintaan antara Sakura dan Sasuke kerap kali menjadi topik utama di pemberitaan selebriti, tetapi itu tidak pernah mendapatkan pengakuan dari janda satu anak tersebut maupun Sasuke sendiri. Bahkan beberapa program tayangan infotainment mengakui, bahwa keduanya tidak pernah memiliki komitmen apa pun tentang jalinan asmara.

Sakura berpikir sejenak–daripada pertemuan mereka gagal dan menjauhkan rejeki yang sudah di depan mata–lebih baik dia tidak membatalkan janji hari ini. Toh, Utakata sendiri bersedia datang menemuinya. Itu merupakan poin plus, sebab dirinya tidak perlu keluar rumah dan melewati kerumunan wartawan. “Baiklah,” kata Sakura pada akhirnya.

Wanita tiga puluh lima tahun itu pun menghubungi Utakata, memberitahukan alamat rumahnya. Pria tersebut membalas bahwa dirinya akan langsung berangkat saat itu juga. Mendapatkan kabar tersebut, entah kenapa Sakura merasa gugup, hingga berdebar-debar. Tidak dipungkiri, ada rasa cemas yang singgah di relung hatinya. Mungkin itu efek dari peringatan Sasuke yang membuatnya jadi paranoid, pikirnya.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang