96. Aib

142 21 0
                                    

Sakura hanya bisa menghirup napas dalam-dalam seraya menggeleng kepala saat melihat Sarada dan Kae yang terus saja bercanda, tidak bisa diam. Sementara Sasuke tidak memedulikannya, fokus pada makanan di hadapannya, seolah kedua pembuat onar itu tidak ada.

Sasuke dan Sakura sedang makan siang. Makan siang mereka menjadi lebih menyenangkan dikelilingi keceriaan Kae dan Sarada. Kedua gadis itu menceritakan kejadian lucu yang pernah menimpa mereka.

Sarada mulai bercerita: dirinya pernah terbalik saat membaca Maps Go*gle ketika hendak ke lokasi syuting film daerah terpencil, hingga membuat dia dan rombongan kru terus berputar-putar selama dua jam lamanya.

Sementara Kae mengaku pernah kelepasan kentut di sekolah, hingga membuat satu kelas geger. Saat itu jam pelajaran tengah berlangsung, ketika Kae tak tahan ingin mengeluarkan gas di perutnya. Dia kira tidak akan bersuara, nyatanya malah mengeluarkan suara yang melengking, sampai-sampai membuat teman satu kelas beserta guru yang tengah mengajar, tertawa terbahak-bahak.

Sakura meringis. "Jorok! Ini kita sedang makan, loh," tegurnya mengomeli sang anak yang malah ditertawakan oleh Kae dan Sarada.

Akan tetapi, keceriaan itu tiba-tiba terganggu ketika Utakata datang. Wajah pria itu terlihat kecewa dan kesal saat melihat Sasuke di sana. Dia memandang Sakura dengan tatapan penuh ketidaksenangan, membuat suasana menjadi tidak nyaman.

"Bisa kita bicara sebentar?" Utakata menatap Sakura penuh kesal, seolah siap menelannya hidup-hidup. Wajahnya sudah memerah, akibat menahan kemarahan.

Sakura merasa gelisah kala melihat penampakan wajah Utakata yang seperti itu. Pria tersebut pernah bertingkah aneh kala sedang marah, Sakura pernah menghadapi Utakata yang seperti itu. Dulu dia pernah menemani Utakata berziarah ke kuburan ayahnya. Di sana pria itu malah menceritakan keburukan sang ayah dengan emosional, lalu tertawa tidak jelas.

"Ayo, Sakura!" Utakata meraih tangan Sakura dengan kasar.

Sakura yang ketakutan pun lekas menarik tangannya seraya menggelengkan kepala cepat. "Tidak mau. Nanti saja kita bicaranya."

"Saya mau sekarang. Ayo!" Utakata menarik tangan Sakura. Namun, cengkramannya lantas terlepas kala Sasuke meraih tangan Utakata. Sasuke, yang menyadari situasi tersebut, memutuskan untuk mengambil inisiatif untuk berbicara dengan Utakata.

"Kita harus bicara," tegas Sasuke, lalu menarik Utakata ke ruangan lain, memaksanya mengikutinya.

Utakata menghempaskan tangan Sasuke, hingga membuat genggaman mantan sahabatnya itu terlepas. Dia tidak suka berhubungan dengan orang yang telah mengkhianatinya tersebut, yang malah memilih membela musuhnya dan menjauhinya. "Saya tidak ada urusan denganmu!" seru Utakata kesal.

Sasuke berusaha bersikap baik, meski masih membawa rasa marah dan benci atas apa yang terjadi di masa lalu. "Kamu salah. Urusan kita, banyak."

Utakata menatap Sasuke, memerhatikan penampilannya dari atas hingga ke bawah dengan angkuh. Benar, dirinya tersilap tadi, lupa bahwa mantan vokalis band terkenal itu sekarang sudah jatuh miskin. Seketika rasa angkuh menghinggapi hatinya. Bagaimanapun Utakata jauh lebih kaya dari Sasuke. "Mending urusi saja hidupmu sendiri. Jangan mengganggu hubungan saya dengan Sakura."

Sasuke menyeringai dingin. "Apa kamu yakin kalau saya yang mendekati dia duluan?"

Utakata menatap Sasuke dingin, penuh ketidaksukaan. "Saya tidak peduli peduli siapa yang mendekati siapa, tapi kamu harus jaga jarak dengan Sakura, dia calon istri saya."

Sasuke tertawa. "Kamu pikir saya tidak tahu kalau tujuanmu mendekati Sakura hanya untuk menyakitinya?"

Utakata merasa tidak terima dengan tuduhan Sasuke. Memang benar tujuan awalnya demikian: untuk menyakiti Sasuke dan Sakura. Namun, kini sudah lain ceritanya, Utakata benar-benar mencintai Sakura dengan tulus dan sangat ingin bisa memilikinya.

"Apa yang akan terjadi kalau Sakura mengetahui masa lalumu?" Sasuke menatap tajam Utakata.

Utakata terdiam, mati kutu mendapatkan pertanyaan tersebut dari Sasuke. Dia tidak bisa menyanggahnya, karena sejujurnya dia tahu bahwa jika Sakura mengetahui segalanya, akan terjadi kekacauan. Hubungan keduanya pun terancam kandas, sebelum mencapai waktu yang disepakati.

"Cepat atau lambat saya akan memberi tahu Sakura tentang masa lalumu. Bayangkan, apa yang akan dia pikirkan tentangmu setelah mengetahui semuanya? Pasti seru 'kan?" Sasuke tersenyum meremehkannya.

"Cih! Kamu pikir ...."

"Utakata, ini peringatan terakhir. Stop mendekati dia atau semuanya akan jadi lebih menyenangkan. Pesaing bisnismu, banyak 'kan?" ucap Sasuke menyela Utakata yang hendak membantah. Dia menatap dingin pria yang membeku di hadapannya tersebut

Utakata mengepalkan sebelah tangannya geram. Dia marah kala mendapatkan ancaman dari Sasuke. Sumpah demi Tuhan, dia takkan melepaskan Sasuke jikalau berani membocorkan masa lalunya pada siapapun. Namun, dirinya berusaha menahan diri. Utakata tidak boleh gegabah. Jangan sampai mulut ember Sasuke mengacaukan bisnis dan citra yang selama ini dia jaga. Utakata pun memutuskan untuk pulang membawa serta kekesalan yang melahap tubuhnya. Namun, sebelum Utakata dapat mencapai pintu keluar, Sasuke kembali memanggilnya.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang