Sakura dan Kae bertepuk tangan dengan riang seraya ikut bernyanyi bersama peserta family gathering lainnya. Suasana di dalam bus amat seru dan menyenangkan. Beberapa partisipan membawa alat musik: gitar, tamborin, dan kajon.
“Kak, minta permennya lagi dong!” seru Sarada.
“Ini!” Sakura memberikan sebungkus permen karet pada gadis di seberang tempat duduknya.
Sempat ada perubahan rencana untuk family gathering ini, tetapi tidak jadi. Pemilihan hutan Okutama sempat menjadi perdebatan, karena merupakan daerah pegunungan, yang dikhawatirkan adanya bencana longsor. Hal tersebut membuat pihak penyelenggara merasa cemas terhadap keamanan di sana. Namun, mereka memutuskan untuk tetap melangsungkan acara tersebut di sana, sebab hanya akan menggunakan kaki gunung, tidak akan ada pendakian.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat setengah jam, tibalah mereka di base camp Okutama. Mereka akan berkemah di hutan tersebut selama tiga hari dua malam. Hutan Okutama merupakan habitat untuk keanekaragaman hayati dan keadaan di sana masih cukup liar, sehingga membutuhkan dampingan tim penjaga satwa guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Beruntung mereka pula tidak perlu susah payah membangun tenda, sebab Naruto mengirimkan utusannya lebih awal untuk mempersiapkan naungan. Dia pengertian, sudah memprediksi sebelumnya, pasal peserta yang akan kelelahan saat tiba di sana.
“Kamu bawa bekal apa?” Sakura dan Sarada membongkar bekal makanan masing-masing. Mereka makan bersama, saling berbagi lauk yang dibawa.
“Aku bawa bahan ramen pedas, Kak. Nanti malam kita masak ramen, yuk!”
Kae memutar bola matanya saat melihat Sarada dan ibunya yang begitu bahagia membicarakan ramen pedas. Dia masih tidak mengerti, mengapa mereka menyukai makanan pedas seperti itu?
Saat tengah asyik makan, tiba-tiba terdengar keributan, bahkan ada suara jeritan, hingga membikin Sakura dan Sarada terkejut dan panik. Keduanya pun lekas berlari ke arah kerumunan, sedangkan Kae tak acuh, fokus bermain game di tenda.
Alangkah terkejutnya Sakura dan Sarada kala melihat kedatangan Sasuke. Keduanya tak menyangka pria empat puluh lima tahun itu akan menyusul mereka ke sana. Padahal saat Sasuke diajak tempo hari, laki-laki tersebut tampak tak acuh dan tidak tertarik.
Ramai peserta family gathering yang meminta foto bersama dan berjabat tangan dengan Sasuke. Semua kegirangan melihat kedatangan selebriti terkenal itu. Tiada yang mau menyia-nyiakan kesempatan langka tersebut.
Mereka bak tamu eksklusif yang mendapatkan servis khusus. Semuanya kompak berpikir jikalau Naruto luar biasa, sebab mampu mengundang penyanyi terkenal untuk menghidupkan suasana.
Naruto langsung mendekati Sasuke. Dia kurang menyukai pria itu, karena reputasinya yang buruk. Naruto yang merupakan orang baik-baik dan amat menjaga citranya tersebut, membenci orang yang bermasalah seperti Sasuke. Dalam pandangan Naruto, Sasuke merupakan orang yang suka membuat kontroversi untuk menaikan pamor.
“Ada apa, ya? Apa saya mengundang Anda?” tanya Naruto pada Sasuke yang baru saja selesai melakukan jumpa fans dadakan, merusak acara family gathering perusahaannya yang sakral.
“Tidak. Sarada dan Sakura yang mengajak saya.” Sasuke tersenyum tak peduli.
Sarada terpogoh-pogoh mendekati ayahnya, lalu menarik sang ayah ke tendanya dan Sakura. “Papa, kenapa ke sini?”
Dahi Sasuke mengerut. “Kamu yang ajak. Lupa?” Dia keheranan melihat kebingungan sang anak. Padahal kemarin Sarada sendiri yang mengajaknya, bahkan Sakura pun menimpali, bahwa acara tersebut akan seru dan sayang untuk dilewatkan.
Sarada menggeleng-gelengkan kepala. Dia ingat ayahnya tak acuh waktu itu, bahkan tampak tidak tertarik sama sekali dengan ajakannya. Dari sanalah Sarada menyimpulkan bahwasanya sang ayah tidak ingin ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous (SasuSaku)✔️
FanfictionDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Haruno Sakura terjebak dalam dunia asing sebagai ART Sasuke-vokalis Code Band. Sasuke mengira Sakura: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu mendorong diri...