Famous (SasuSaku)✔️

61. No Moral

"Whats up, Bro!" sapa Ereki saat melihat kedatangan Sasuke Keduanya pun berpelukan dengan akrab.

"Congrat, Bro!" Neji pula menjabat tangan Sasuke lalu memeluknya layaknya teman. Dia mengucapkan selamat untuk perilisan film terbarunya hari tersebut.

Malam itu adalah malam setelah perayaan gala premier "No Moral", Sasuke datang ke klub malam atas undangan Ereki dan Neji. Bukan hanya mereka bertiga, di sana juga ada Kiba dan Shikamaru.

Inuzka Kiba adalah seorang pemeran, musikus, pelawak, penyiar radio, dan presenter kondang Jepang. Sementara Nara Shikamaru-rekannya Kiba: musisi, presenter, pemeran, dan pengacara papan atas Jepang.

"Hei!" seru Sasuke bertos dengan Kiba dan Shikamaru yang duduk di sofa, lalu ikut duduk pula setelah melepaskan jas formalnya. Lima sekawan itu pun mulai berpesta.

Mereka mengobrol seru, sambil menenggak minuman keras yang dipesan. Tawa gembira tak ayal mengiringi percakapan ke limanya, hingga mereka dapat menanggalkan sejenak kejenuhan hidup. Mereka berbicara ngalor ngidul tak pernah kehabisan topik. Lima sekawan itu benar-benar menikmati waktu bercengkrama malam tersebut.

"Hubunganmu dengan si penulis itu apa, sih? Membuatku penasaran," tanya Kiba yang paling suka ngomong diantara kelimanya. Lensa paparazzi sangat sering menangkap kebersamaan Sasuke dan Sakura. Sehingga keduanya pun kerap kali wara wiri di berita gosip selebriti.

"Tidak ada." Sasuke meneguk alkohol di gelasnya dengan sekali tenggak.

"Kayak baru kenal dia saja." Shikamaru menyenggol lengan Kiba. "Sudah dapat?" tanyanya pada Sasuke seraya mengedikkan dagu, seringai cabul lekas melekuk di mulutnya.

Sasuke tersengih tak acuh. Sementara Neji dan Ereki saling melemparkan pandangan.

"Nyaris," jawab Sasuke yang membuat keempat kawannya terbahak-bahak.

Neji yang duduk di sisi Sasuke pun menepuk bahunya. "Memang apa enaknya? Penampilannya biasa saja. Tidak menarik."

"Tidak menarik belum berarti tidak enak, Bro," sanggah Ereki, lalu tergelak diikuti ketiganya.

"Sudah beberapa kali aku beri tahu kalian. Semua cewek itu enak. Apalagi yang malu-malu tapi mau. Bikin geregetan." Kiba menggertakan giginya gemas, lalu tertawa keras, begitupun dengan yang lain.

Sementara Sasuke termenung setelah menyesap habis minuman di gelas kristalnya, tidak terdistorsi oleh tawa nyaring keempat temannya. Dia belum bisa melupakan kemarahan Sarada. Sasuke dibuat pusing tujuh keliling oleh tingkah sang anak semata wayang.

"Hey!" Neji melambaikan tangan pada rombongan gadis yang baru saja datang. Kelima gadis itu sudah dia pesan sebelum teman-temannya tiba. Neji ingin memberikan hadiah kecil pada kawan-kawannya yang sudah jarang bisa dia temui. Yup, pertemuan semacam ini makin jarang terjadi, sebab kesibukan kelimanya. Maka dari itu dirinya ingin memberikan servis khusus pada keempat temannya yang sudah bersedia datang.

Kelima gadis belia itu menyelinap ke tempat duduk Sasuke dan kawan-kawannya. Gadis-gadis berpakaian minim tersebut tampak sudah cakap melakukan pekerjaan mereka. Kelimanya merupakan wanita panggilan langganan para selebriti. Maka dari itu mereka sudah tidak terkejut lagi kala bertemu artis-artis papan atas.

Puas minum-minum hingga jam empat pagi, kelima pria itu pun memutuskan pulang: ada yang menyewa kamar VIP di klub tersebut, ada yang mencari hotel terdekat, dan ada pula yang membawa gadis itu ke kediaman pribadinya. Sementara Sasuke yang sedang tidak dalam suasana hati yang baik pun menyuruh gadis yang melayaninya pulang. Dia sedang malas bermain-main.

"Turun!" Sasuke menghentikan laju kendaraannya di tengah jalan. "Neji sudah bayarmu, bukan? Turun dari kendaraan saya."

Gadis itu menolak. Dia berdalih, jika dirinya tidak melakukan tugasnya dengan benar, maka gaji bulanannya tidak akan cair. Gadis tersebut harus menghabiskan waktu semalam dengan Sasuke.

"Really?"

"Iya, Om. Saya tidak bohong."

Sasuke yang sedang terpengaruh alkohol pun tidak dapat berpikir jernih. Dia pun mencari hotel terdekat dari sana, lalu membooking sebuah kamar.