65. Dampak

238 27 0
                                    

Sarada: Papa, sudah jelaskan ke Mama Sakura kalau pemberitaan itu tidak benar?

Pesan singkat dari Sarada masuk ke ponsel Sasuke. Gadis dua puluh lima tahun itu tidak bisa datang langsung dan bertanya pada sang ayah, karena para juru warta pula bertahan di depan gerbang rumahnya. Semenjak skandal ini mencuat ke media televisi dan online, Saraxa dan keluarganya pula ikut terjebak, tidak dapat keluar rumah.

Wartawan dari berbagai media, mengepung kediaman keluarga serta orang-orang terdekat Sasuke. Mereka bahkan membangun tenda di pematang dan bahu-bahu jalan, membuat lalu lintas di depan rumah menjadi tidak kondusif. Para pemburu berita itu menolak dibubarkan oleh lembaga pemerintahan setempat. Mereka bersikeras menetap, demi mendapatkan materi eksklusif.

Sarada agak kecewa, karena hari di mana dirinya berkunjung ke rumah Sakura–untuk menjelaskan perkara yang sedang terjadi–wanita itu malah menolak menemuinya. Namun, Sarada tidak dapat menyalahkannya, karena sepertinya Sakura amat terkejut oleh pemberitaan buruk ini. Wanita tersebut pasti tengah kecewa pada ayahnya, pikir Sarada.

Sarada: Gimana, Pa? Sudah ‘kan?

Tak kunjung mendapatkan balasan untuk pertanyaannya, Sarada pun mengirimkan pesan selanjutnya. Namun, sang ayah tidak jua membalas, membuat Sarada tidak puas.

Sarada: Papa, lagi apa, sih?

Konsentrasi Sasuke tengah bercabang. Dia sedang tidak bisa memikirkan Sakura sekarang. Sebab bagi Sasuke: memperbaiki citranya merupakan yang utama, tiada yang lebih penting dari itu. Karena skandal tersebut tidak hanya memengaruhi dirinya sendiri secara pribadi, tetapi juga merugikan berbagai pihak terkait, termasuk manajemennya, brand yang menggunakan dirinya sebagai duta merek dan ambassador produk, sponsor, serta film No Moral yang dibintanginya yang kini mengalami boikot nyaris di seluruh bioskop Jepang.

Paw Sasuke: Kita bicarakan itu setelah semuanya selesai.

Sasuke benar-benar sibuk hari ini. Bengkel motornya di Yokohama dan Zachness–perusahaannya–pun kini sedang berjibaku mengatasi gelombang kejut tak terduga akibat boikot. Seluruh outlet-nya ditutup, karena sudah tiga hari sepi pengunjung, tiada pembeli yang datang.

Sasuke tidak bisa menghindari kenyataan bahwa skandal ini akan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan baginya. Dampaknya tidak hanya terasa pada pendapatan pribadinya, tetapi juga pada berbagai bisnis dan investasi yang telah dibangunnya selama ini. 

Keberadaan skandal ini pula mengancam kerjasama masa depan Sasuke dengan berbagai perusahaan. Untuk mengatasi situasi darurat itu, pria itu lekas menghubungi pengacaranya untuk melakukan upaya hukum guna menjerat pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penyebaran rumor palsu tersebut. Sasuke pula melakukan rapat darurat via virtual dengan jajaran petinggi dan anggota direksi, karena dirinya tidak dapat keluar dari rumah.

Layar komputer masing-masing memperlihatkan wajah-wajah yang tegang, mencerminkan kekhawatiran akan dampak skandal yang sedang berlangsung. Sasuke memandang serius ke layar di depannya. "Saya yakin kita semua menyadari besarnya tantangan yang kita hadapi saat ini," ujarnya dengan suara yang tenang, tetapi tegas. "Skandal ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi perusahaan kita, baik dari segi reputasi maupun keuangan. Kita harus bertindak cepat untuk mengatasi situasi ini."

Dewan direksi, yang tersebar di seluruh kota, mengangguk setuju dalam diam. 

"Saya ingin mendengar gagasan dari Anda sekalian," lanjut Sasuke. "Bagaimana kita bisa meminimalisir kerugian yang sedang kita alami? Apa yang harus …."

Kabuto–salah satu anggota dewan, angkat bicara, memotong perkataan Sasuke. "Apa skandal itu benar?”

Sasuke terdiam, memandang layar komputer, tergemap. Wajah-wajah serius petinggi dan dewan direksi seolah menuntut jawab, ingin mendengarkan konfirmasi langsung dari Sasuke. Dia merasa muak tetapi, sekuat tenaga dia bertahan, tetap menjaga profesionalitas. “Saya ingin mendengar gagasan Anda semua, bukan ….”

“Apa pun yang kita lakukan, tidak akan memberikan dampak yang signifikan bila skandal itu benar, Pak Uchiha,” tutur Kabuto kembali menyela. “Jadi, apakah itu benar?”

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang