Selesai lomba, semua peserta diizinkan membersihkan diri di pemandian air panas terdekat. Perempuan boleh mandi terlebih dahulu dan laki-laki membereskan sisa-sisa lomba, membersihkan area perkemahan serta menyusun kayu untuk api unggun. Setelah perempuan selesai, barulah giliran para laki-laki.
Sarada dan Sakura duduk di tikar depan tenda usai mengoleskan krim perawatan kulit pada wajah dan tubuh mereka. Keduanya agak menggigil, karena suasana makin gelap, suhu di sana kian menurun. Mereka menghangatkan diri dengan jaket dan selimut, sedangkan Kae tengah makan mie instan buatannya, sendirian.
Sakura dan Sarada memprotes Kae yang asyik sendiri. Mereka mengeluh, seharusnya gadis itu pula menyeduhkan untuk mereka berdua. Namun, Kae yang tidak terima pun hanya mencebikkan bibir pada ibunya dan Sarada, lalu kembali fokus pada mie instan dan ponselnya.
“Papamu mandi di mana?” tanya Sakura pada Sarada. Mereka sedang berada di hutan dan jauh dari rumah yang nyaman. Dia penasaran, apakah artis terkenal seperti Sasuke mau berbaur dan mandi di pemandian umum juga?
“Di pemandian umum dong. Mau mandi di mana lagi? Papa kan, nggak bawa RV–camper van.” Sarada menuangkan air ke panci, hendak memasak mie instan.
“Memangnya papamu punya RV?” Sakura merasa belum pernah melihat RV di garasi laki-laki tersebut.
Sarada terkekeh lalu menjawab, “Mungkin suatu saat nanti!”
Sakura yang geregetan pun mencubit lengan Sarada, lalu ikut tertawa. “Kalau punya RV, enak kali ya. Kalau kamping begini, kita tidak perlu membangun tenda, tidak akan kedinginan, mandi juga tidak perlu di pemandian umum,” jelas janda satu anak itu.
“Ide bagus tuh! Nanti aku suruh papa beli RV, deh. Biar pas kalian bulan madu, aku dan Kae bisa ikut. Tour keluarga Uchiha Sasuke gitu. Seru kayaknya!” Manik mata Sarada berbinar-binar bahagia kala mengkhayalkannya.
Sakura memukul angin di depan wajah Sarada, menghancurkan halusinasinya. Janda satu anak itu menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan celetukan Sarada. “Jangan ngomong sembarangan. Nanti kalau ada yang salah paham, terus menyebarkannya ke media sosial, lalu viral, bisa ramai lagi. Papamu bisa terkena hipertensi nanti.”
Sarada malah tertawa kian lepas saat mendengar nasihat Sakura. Dia lupa, bahwa tahun ini sang ayah akan berusia empat puluh lima tahun: pria itu sudah tidak lagi muda. Sebentar lagi wajahnya akan mengkerut dan tubuhnya tidak akan bugar lagi. Namun sangat disayangkan, di usia sedewasa itu, dia belum pernah jatuh cinta.
Ketika tengah asyik bersenda gurau, Sasuke yang sudah selesai mandi pun menghampiri mereka. Segera para peserta yang menyeduh minuman hangat serta mempunyai camilan, menghampirinya. Mereka berlomba-lomba mengambil hati dan menarik perhatian Sasuke.
“Terima kasih,” ucap Sasuke seraya tersenyum sopan. Pangkuannya sudah penuh oleh tumpukan cemilan dari mulai yang manis, hingga pedas.
Sakura terpaku saat melihat ada beberapa paket Tako Tamago hangat di sana. Dia menginginkan satu tusuk, tetapi tidak nyaman memintanya. Sakura tidak enak hati pada fans pria itu yang dengan tulus berbagi makanan ringannya.
“Wah, ada Dango! Aku mau, boleh minta gak, Om?” tanya Kae yang teralihkan dari ponsel.
Belum sempat Sasuke menjawab, Sarada sudah menyambar Dango warna warni itu lebih dulu. “Aku mau! Kita berbagi, yuk?”
Kae cemberut saat Sarada mengambil camilan yang diinginkannya, tetapi seketika mengangguk dengan wajah ceria kala gadis dewasa itu mengajaknya berbagi. Sarada dan remaja tanggung tersebut sudah terlihat bak kakak beradik. Mereka selalu kompak dan tidak pelit pada satu sama lain.
“Nih!” Sasuke peka saat Sakura memerhatikan sate gurita di pangkuannya.
Sakura menerima pemberian Sasuke dengan suka cita, penuh syukur, tetapi lekas mengkaku saat pria itu tiba-tiba berbisik, “Tour keluarga Uchiha Sasuke, hah? Kamu mau bulan madu ke mana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous (SasuSaku)✔️
Fiksi PenggemarDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Haruno Sakura terjebak dalam dunia asing sebagai ART Sasuke-vokalis Code Band. Sasuke mengira Sakura: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu mendorong diri...