27. Investor

287 25 7
                                    

Asuma menjelaskan kepada sang produser tentang peran utama yang sudah dia sepakati dengan Sakura. Itu merupakan salah satu syarat dari Sakura yang tidak bisa dirinya abaikan. Mereka sudah kadung setuju, bahkan produser pun saat itu tidak mempermasalahkan. 

Sakura benar-benar selektif dalam menentukan pemeran, terbukti dari adaptasi novel pertamanya yang berhasil mendulang kesuksesan. Dia tidak pernah memilih asal-asalan, bahkan untuk peran figuran. Ya, saat itu Sakura pula turut terlibat dalam menyeleksi artis-artis yang akan memerankan tokoh-tokoh novelnya.

“Masa kamu tidak bisa mengurus masalah kecil begini?” Madoka Ikkyu–produser film–menggebrak meja. Dia kesal pada ketidakberdayaan sutradara itu dalam mengatasi seorang penulis kecil.

“Bukan begitu, Kak. Kita kan, sudah sepakat di awal.”

“Saya tidak mau tahu. Tugasmu menjelaskan padanya, kalau kita tidak bisa mempertahankan kesepakatan itu.”

Ikkyu gelisah mendapati respon para netizen untuk peran tokoh utama yang krusial. Dia ingin Sasuke kembali dipertimbangkan, karena Ikkyu tidak ingin mengalami kerugian. Jumlah dana yang sudah dia sepakati untuk film ini teramat besar. Ikkyu tidak mau berakhir buntung.

“Kalau begitu, tidak ada jalan lagi. Kita harus merevisi kesepakatan yang sudah disetujui di awal.” Ikkyu menjelaskan bahwa dia ingin mengubah pendanaan yang disepakati di awal. Untuk meminimalisir kerugian di masa depan, Ikkyu berniat mengurangi jumlah investasinya.

Asuma kelabakan saat mendengar ancaman dari Ikkyu. Produksi akan terhambat bila biaya produksi dikurangi. “Jangan begitu, Kak. Saya yakin respon itu akan berubah. Tolong pertimbangkan lagi, Kak.”

“Tidak! Keputusan saya sudah bulat. Salah kamu sendiri, karena tidak bisa mengatasi penulis itu.” Ikkyu meninggalkan ruangan Asuma dengan membawa serta kekesalan. Namun, dia agak puas melihat raut wajah frustrasi sutradara itu.

***

Asuma kembali menghubungi Sakura. Dia membutuhkan wanita itu untuk membuat presentasi. Asuma–sutradara sekaligus produser film–ingin meminta pendapatnya untuk investor baru. Sebab, budget untuk syuting film aksinya kali ini membutuhkan dana yang besar.

Asima menghubungi beberapa teman investornya dan membawa Sakura untuk meyakinkan mereka. Novel itu merupakan karangan Sakura dan wanita tersebut yang paling tahu keunggulan serta daya tariknya. Asuma membutuhkan seseorang yang mengenal seluk beluk isi cerita itu untuk meyakinkan teman-temannya.

Semula para pemodal merasa tertarik pada film yang akan digarap Rumah Film, tetapi berubah pikiran saat mengetahui Sasuke pemeran utamanya. Reputasi Sasuke yang buruk di masa lalu menjadi tolok ukur penilaian mereka pasal keberhasilan film tersebut.

Satu persatu investor yang hadir di pertemuan itu mulai mundur. Mereka ingin menanam modal demi mendapatkan keuntungan dan film itu terlalu berisiko. Kecil kemungkinan diterima masyarakat Jepang dengan tangan terbuka yang notabene sudah mengetahui aib aktor tersebut.

Usahanya dan Asuma tidak membuahkan hasil, malah menyisakan lelah dan stress. Dia kira, semuanya akan semudah adaptasi novel pertamanya. Mungkin ini yang dikatakan temannya: setiap judul cerita memiliki rezeki yang berbeda-beda.

Sakura duduk-duduk di teras samping rumahnya. Dia merenungkan keputusannya menggunakan Sasuke untuk peran utama. Apakah seburuk itu? Apakah dia keliru? Pikir Sakura kecewa. Andai semuanya berjalan mulus, dia mungkin tidak perlu merasakan pusing tujuh keliling seperti sekarang.

“Mama, kenapa?” tanya Kae kala melihat ibunya melamun di pinggir kolam.

Sakura tersenyum cerah, lalu membuka tangannya, siap menangkap pelukan Kae. “Eh, anak kesayangan, Mama. Sudah makan?”

Kae duduk di pangkuan sang ibu, menyandarkan kepala di bahunya. “Aku bukan anak kecil lagi, Ma. Sekarang aku sudah dua belas tahun. Jadi, stop nanyain udah makan, udah mandi … hmm?”

Sakura terkekeh. “Iya deh iya.” Dia merengkuh anaknya erat-erat. Kae memang anak ajaib, selalu berhasil melenyapkan kegundahannya. Sakura benar-benar bersyukur diberi anak sepengertian dan sepeka Kae.

“Oh iya, Ma. Aku mau nanya.”

“Nanya apa?”

“Memang benar, Om Sasuke calon papa baruku?”

Sakura melongo kala mendengar pertanyaan Kae.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang