11. Maaf

576 62 6
                                    

Empat bulan kemudian ….

Setelah semuanya disepakati, proses syuting film pun dimulai. Pengambilan gambar dilakukan di dua lokasi: Kyoto dan Kamagasaki. Sakura begitu antusias menjalankan pekerjaannya. Dia terus mengawasi proses syuting, duduk di samping sang sutradara. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa baginya.

Ternyata proses pengambilan gambar tidak seperti yang Sakura kira. Kesalahan kerap kali terjadi, terutama dari artis pendatang baru dan cameo dadakan. Tak jarang sutradara pula beberapa kali turun tangan, mencontohkan gerak bahkan mimik wajah.

Sakura terus dibuat terkagum-kagum selama proses syuting. Sang sutradara pula menyarankannya untuk menjadi salah satu cameo. Ide sutradara itu mengingatkan Sakura pada Stan Lee–pendiri Marvel Comic–yang selalu muncul menjadi peran tambahan di setiap komiknya yang diadaptasi.

“Bagaimana?” tanya Sarutobi Asuma–Sutradara Film.

“Saya mau kalau itu tidak memberatkan. Saya tidak bisa akting.”

“Santai saja. Dialog kamu hanya dua baris saja, tidak panjang.”

Sakura pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia menerimanya dengan mantap. Kapan lagi wajah biasanya muncul di layar lebar? Pikir Sakura.

Proses syuting membutuhkan waktu lima bulan, selanjutnya maju ke editing. Keseluruhan pembuatan film memakan waktu satu tahun lebih. Sakura kira itu hanya akan berlangsung beberapa bulan saja, rupa-rupanya lumayan lama juga. Padahal dirinya sudah tidak sabar ingin segera menontonnya di bioskop.

Kini tiba waktunya peluncuran film. Sakura menghadiri pesta meriah yang diadakan sang produser dan perusahaan yang memfilmkan novelnya. Kebetulan yang mendanai filmnya merupakan produser terkenal, sehingga langsung mendapatkan perhatian publik.

Di sana dirinya bertemu dengan beberapa artis dan model papan atas. Sakura kalap melihat orang-orang hebat itu berada di lantai yang sama dengannya. Semua itu seperti mimpi bagi Sakura. Dia pula bertemu beberapa jurnalis ternama dan sempat meminta foto bersama dengan mereka.

Pengalaman malam ini yang luar biasa tidak akan pernah Sakura lupakan seumur hidupnya. Ini merupakan titik tertinggi hidupnya, yang susah payah dia gapai. “Ya Tuhan, terima kasih banyak.” Sakura tersenyum haru, lalu mengusap bulir air di sudut matanya. Saat itu dirinya tak sengaja melihat satu-satunya wajah yang familier di sana.

Akan tetapi Sakura lekas berpaling, pura-pura tidak melihatnya. Dia melanjutkan obrolan dengan beberapa kenalan Asuma. Laki-laki empat puluh delapan tahun itu memperkenalkan Sakura pada beberapa teman satu profesinya. Kini lingkaran pertemanan Sakura semakin meluas.

Lelah berkeliling mengikuti Asuma dan sang produser, Sakura pun mengambil waktu untuk beristirahat. Dia pergi ke balkon, ingin bersantai sejenak merehatkan penatnya. Sakura menghirup udara segar seraya menyesap sirup dingin yang manis.

Sakura langsung menoleh saat mendengar seseorang mendeham. Dia lekas mematung kala menyedari siapa orang itu. Sakura gugup.

“Selamat, ya!” Sasuke menjulurkan tangannya kepada Sakura. “Saya tidak pernah tahu kalau kamu seorang penulis.” Dia tersenyum bersahaja.

Sakura yang ketakutan pun lantas mengkaku. Manik matanya terbelalak menatap Sasuke. Dia waspada, enggan menerima tangan laki-laki itu. Sakura melihat sekeliling, mencari pertolongan. Dia takut Sasuke akan berbuat macam-macam lagi padanya.

“Saya minta maaf,” ucap Sasuke yang membuat Sakura menoleh padanya, fokus menatapnya keheranan. “Saya minta maaf untuk kekurangajaran saya di masa lalu.”

Sakura mengawasi air muka pria di hadapannya. Mengamati, mencari ketulusan di matanya. Ekspresi wajah Sasuke terlihat tak acuh seperti biasa. Dia tidak menunjukan emosi apa pun, seperti yakin bahwa dirinya akan dimaafkan tanpa perlu bersusah payah memberikan penjelasan, pikir Sakura. Sombong, sebagaimana dirinya biasanya.

Sakura ingin menerima jabatan tangan Sasuke, tetapi dia tidak memiliki keberanian. Dia masih takut pada laki-laki itu. Sakura belum bisa melupakan kejadian malam itu.

“Saya mengerti kalau kamu membenci saya, tapi saya benar-benar sudah menyesali perbuatan saya. Saya hanya ingin mengatakan itu. Permisi.” Sasuke tersenyum sinis lalu berbalik meninggalkan Sakura tanpa menoleh lagi ke belakang.

Famous (SasuSaku)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang