Sakura mendekati Sarada dan Sasuke, ikut mundur perlahan seraya terus mengawasi pergerakan beruang itu.
“Sakura, ambil batang itu!” Sasuke menunjuk dengan tatapannya, batang yang bersandar di tubuh pohon samping Sakura. Dia ingin menakut-nakuti beruang tersebut supaya pergi.
Sakura pun mengangkat dahan sebesar pahanya, dengan sekuat tenaga, lalu memberikannya pada Sasuke. Pria tersebut mengangkat tinggi-tinggi batang pohon di tangan sembari mengeluarkan suara keras, membuat tubuhnya seolah-olah lebih besar dari si beruang untuk mengintimidasi. Dia berteriak-teriak kencang membuat predator itu terpaku, diam di tempatnya.
Kesal usahanya tidak membuahkan hasil secepatnya, Sasuke pun melemparkan batang tersebut hingga mengenai tubuh hewan itu. Nahas, tindakannya tersebut tidak membuat macam tersebut ketakutan. Sang predator malah menunjukan taring seraya kembali menggeram.
Akan tetapi si beruang langsung mundur perlahan ketika mendengar keributan. Rupa-rupanya rombongan tim penyelamat membuat suara-suara kala menemukan Sasuke, Sakura, dan Sarada dalam posisi terancam. Ramai-ramai regu penolong itu membuat teriakan keras hingga membikin si beruang ketakutan dan lari tunggang langgang. Ketiganya pun selamat.
Beruntung tiada korban jiwa dari peristiwa longsor itu, hanya beberapa yang mengalami luka ringan. Para peserta yang terjebak pula sudah kembali dalam keadaan selamat. Namun, karena musibah tersebut, family gathering itu dibubarkan keesokan harinya. Beberapa yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat dan mendapatkan perawatan di sana.
Sarada yang mengalami dehidrasi serta Sakura yang kakinya terkilir, dirawat di ruangan kelas satu yang sama. Itu semua atas permintaan Sasuke, supaya dia lebih mudah menjaga keduanya. Pria itu pula menanggung sebagian biaya perawatan mereka, karena sebagian lagi ditanggung perusahaan Naruto. Fasilitas yang pria berambut pirang tersebut sanggupi, hanya sampai kelas dua, sebab dari itu Sasuke berinisiatif membiayai sebagiannya.
“Sebaiknya kamu istirahat.” Sasuke melihat gadis empat belas tahun itu menyenggut. Kae mungkin kelelahan, karena tidak bisa tidur dengan benar semalaman. Tiada fasilitas kamar istirahat di kelas satu, hanya tersedia sofa sepanjang satu meter di setiap sisi ruangan.
Kae pun mengangguk dengan lunglai, lalu berjalan gontai ke sofa. Dia berbaring sembari menutupi kedua mata dengan jaketnya, sebab lampu neon yang terang itu, tidak boleh dimatikan.
Sasuke memandangi Sarada dan Sakura yang tertidur lelap di ranjang pasien. Dia masih mengingat bagaimana paniknya semalam saat mengetahui keduanya dalam bahaya. Sesungguhnya, pikiran laki-laki itu seketika kosong kala mendengar kabar longsoran semalam. Yang dia inginkan hanya pergi mencari dan menemukan mereka dalam keadaan selamat. Pikiran Sasuke lekas menggelap saat membayangkan celaka menimpa keduanya.
Bukan hanya pada putrinya, tetapi Sasuke pula merasakan kekhawatiran terhadap Sakura. Andai semalam dirinya terlambat beberapa menit saja, mungkin beruang itu takkan teralihkan dan sudah menerkam Sakura. Mencemaskan orang lain selain putrinya, merupakan hal baru bagi Sasuke. Saat itu dia mengetahui bagaimana perasaannya pada janda itu. Sebab ketika melihat dia baik-baik saja, hatinya yang gelisah berubah tenang. Semua cabar hatinya lenyap, bak bara api tersiram air, dia langsung merasa damai.
Seketika Sasuke merenung, sepertinya benar apa yang putrinya katakan, bahwasanya dirinya menyukai Sakura selama ini. Peristiwa semalam membuka pikirannya, menyadarkan Sasuke tentang isi hatinya. Dia belum pernah sepanik itu, karena seorang wanita.
Pria itu pun tersengih. Dia menyentuh lembut sisi muka Sakura, lalu menundukan kepala, mengecup keningnya. “Jangan bikin saya cemas lagi,” bisik Sasuke.
Sarada yang hendak memanggil sang ayah, lekas urung, malah mematung saat melihat pemandangan itu. Ketika ayahnya melihat ke arahnya, segera Sarada pura-pura tidur, menutup kedua manik matanya. Wajah damai gadis dua puluh lima tahun itu berbanding terbalik dengan keadaan hatinya yang meledak-ledak.
Letusan bahagia berdentum keras, membuat jantungnya berdebar kencang. Sarada tahu itu, dia tahu pengamatan dirinya tidak pernah salah. Tindakan ayahnya kali ini seolah mengkonfirmasi bagaimana isi hati pria itu terhadap janda tersebut. Ayahnya mencintai Sakura, pikir Sarada kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous (SasuSaku)✔️
FanficDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Haruno Sakura terjebak dalam dunia asing sebagai ART Sasuke-vokalis Code Band. Sasuke mengira Sakura: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu mendorong diri...