Sakura sekarang mengontrak apartemen A*rBNB di wilayah Prefektur Tokyo. Apartemen tersebut banyak dihuni pelajar dan mahasiswa, karena memang diperuntukan bagi mereka. Alasan Sakura memilih tempat tersebut pula, karena lebih ekonomis dan sesuai budgetnya.
Dia memboyong sang anak ke sana, menyekolahkannya di sana. Karier Sakura sedang bagus, karena setelah salah satu novelnya difilmkan, novel lainnya pun mendapatkan tawaran untuk dijadikan series, yang akan ditayangkan di platform streaming video.
Sakura kembali menerima tawaran tersebut. Dia tidak ingin menyia-nyiakan momen emas itu. Sakura membutuhkan banyak uang untuk biaya sekolah sang anak, supaya pendidikan anaknya tersebut lebih baik darinya.
“Kakak?” Wajah sumringah bersambut senyuman menyapa Sakura saat berpaling.
“Sarada? Sedang apa kamu di sini? Apa kabar?” Sakura menyapanya, memeluk Sarada dengan senang hati.
Sakura yang selalu bersemangat, tidak bisa diam. Dia ingin selalu melihat proses syuting adaptasi novelnya. Sakura juga harus dilibatkan dalam pembuatan skenario dan skrip, supaya tidak terlalu jauh melenceng dari novelnya.
Sarada menjelaskan alasan keberadaannya di sana. Katanya, produser yang mendanai series tersebut adalah aktor terkenal Hyuuga Neji. Dia merupakan teman sekaligus rekan bisnis Sasuke. Sarada meminta bantuan sang ayah, merekomendasikannya pada sang produser untuk memegang wardrobe.
“Kamu keren banget! Selamat, ya!” Bagi Sakura, itu merupakan loncatan yang bagus. Sarada memang berbakat di bidang fashion. Terbukti dari gaya berpakaian Sasuke yang selalu kekinian, tidak ketinggalan zaman. Semua itu adalah hasil kreatifitas Sarada. Gadis itu benar-benar keren. Umurnya masih remaja, tetapi pengetahuan dan keahliannya dalam memadu padankan pakaian, sungguh georges.
“Ohya, Kak, aku lupa belum punya nomor ponselnya. Boleh minta?”
“Boleh. Nomor ponsel saya 087657××××.”
“Sip! Udah aku save. Aku ping, ya!”
Sakura dan Sarada pun saling bertukar nomor ponsel. Keduanya semakin akrab tanpa ada embel-embel anak majikan dan pembantu. Sarada tidak pernah berubah. Dia tetap ramah dan memperlakukan Sakura dengan sopan.
Usai bertukar nomor ponsel, Sarada mengajak Sakura ke ruangan kerjanya. Di sana terdapat banyak pakaian dari beberapa merek ternama yang mensponsori series tersebut.
Dari baju biasa hingga yang glamor, semua tersedia di sana. Sakura baru tahu kalau series juga menggunakan jasa fashion stylist. Dia kira hanya bisa-bisanya artis saja memadupadankan pakaian. Rupanya menggunakan jasa profesional.
“Kak Sakura, pulang naik apa?”
“Taksi online. Ini baru mau pesan.” Sakura sibuk mengotak atik telepon pintarnya.
“Bareng aku, yuk! Kakak, sekarang tinggal di mana?”
“Di A*rBNB.”
“Satu arah dong. Rumahku juga di sekitaran situ.”
Sesungguhnya Sakura merasa tidak enak hati menumpang mobil Sarada. Namun, seperti kata Sasuke, anak itu tidak terbiasa menerima penolakan. Sarada biasa mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Dia tidak akan mau mengalah.
Di tengah perjalanan, Sarada mengajak Sakura singgah di salah satu restoran. Dia ingin makan malam bersama Sakura. Karena tidak ada urusan mendesak dan alasan untuk menolak, akhirnya wanita tiga puluh tahunan itu pun menerima permintaan tersebut.
Keduanya makan malam sambil berbincang hangat. Sarada menanyakan, bagaimana kabar Sakura setelah berhenti bekerja di rumah ayahnya. Sarada tahu apa penyebab Sakura berhenti. Dia pula sudah memperingatkan sang ayah untuk tidak mengganggu Sakura. Namun tidak digubris, membuat Sarada merasa kesal padanya.
Usai makan, Sarada mengantarkan Sakura pulang. Saat turun dari kendaraan, senyum gembira Kae langsung menyambut kedatangan mereka. Sakura pun memperkenalkan Kae pada Sarada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Famous (SasuSaku)✔️
FanfictionDari penulis novel online hingga janda di rumah 'Hot Daddy Duda Abadi'! Haruno Sakura terjebak dalam dunia asing sebagai ART Sasuke-vokalis Code Band. Sasuke mengira Sakura: janda kesepian yang mengharapkan belaiannya, hingga pria itu mendorong diri...