"Yu, coba liat sini," terdengar suara jepretan dari benda hitam yang dipegang suaminya.
Ayu yang sedang berhias di depan cermin pun menoleh, "Itu kamera siapa?"
"Kameranya Ali, aku pinjem."
Ayu sontak berhenti dari aktivitasnya, "Kok gak bilang sih? Biar aku pake kerudung dulu," omelnya.
"Tenang, ntar aku pindah ke laptop dulu. Nanti kameranya balik udah bersih."
"Janji?"
"Janjilah, masa aku bohong."
Farhan beranjak dari ranjang dan mendekati Ayu yang masih fokus bersolek, "Dah diminum tadi jahenya?"
"Udah, Bu Dokter. Yu, coba mirror selfie!" Farhan memberikan kamera itu pada istrinya.
Sesuai perintahnya, Ayu menekan tombol pada kamera itu. Setelahnya, mereka justru asyik mengambil foto bersama dengan berbagai gaya.
"Udah nih, malah foto mulu. Gak siap-siap ntar," Ayu menyerahkan kembali kamera itu pada suaminya.
"Yu, bibirku pucet, ya?"
"Yaudah itu pake lipstick biar gak pucet," cuek Ayu yang lebih fokus mengoleskan lipstick itu ke bibirnya.
Dari pantulan bayangan terlihat wajah masam suaminya. Ayu menghela napasnya dan berbalik, "Yaudah, nih."
Setelahnya, Farhan keluar kamar dengan senyum yang merekah sempurna. Tak beda pula dengan istrinya, senyumnya dipantulkan dengan sempurna oleh cahaya dan terlihat sangat indah dari cermin.
Di luar kamar, Farhan menemukan ponakan beserta ibu mertuanya sudah tampil cantik sedari tadi.
"Maya, Ibu, lihat sini!" senyum manis terpampang di dua bibir mereka dan Farhan pun mengambil foto.
Tak lupa setelahnya Maya menggendong Cimoy untuk ikut berfoto. Ada rasa takut sebenarnya dalam benak Farhan ketika melihatnya. Tapi, demi kesenangan bocah itu dirinya tetap mengambil foto walaupun sedikit menahannya dan benar saja. Setelahnya pria ini langsung bersin.
Sembari menunggu satu orang lagi hadir, mereka bertiga sibuk mengambil foto hingga seorang wanita dengan balutan gamis warna biru keluar dan mengalihkan fokus mereka.
"Gitu, ya? foto gak ngajak-ajak."
Tanpa aba-aba Farhan berdiri di samping sang istri dan merangkulnya, "Satu, dua, tiga."
"Sekarang kamu duduk sini, ku fotoin dulu bertiga."
"Maya senyum...! Oke, satu, dua, tiga,"
Farhan pun mengambil foto ketiga wanitanya itu. Setelahnya, dia meletakkan kamera yang sudah ia atur waktunya di meja dan ikut bergabung duduk di samping istrinya. Pada akhirnya mereka mengambil foto keluarga dihari kelulusan Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Tanpa Damai
RandomDi usia yang masih sangat muda Ayu harus menerima fakta bahwa dirinya harus menjadi orang tua pengganti bagi keponakannya, Maya. Mau tidak mau dirinya juga harus menjadi tulang punggung keluarga disaat ayahnya juga ikut menjadi korban "kecelakaan"...