STD | | 16. Acara Sakral

26 2 0
                                    

FON

"Bismillahirrahmannirrahim, saya Ayu Shaima Az-Zahra, bersedia menerima lamaran dari Aiden Farhan Sandyakala dan bersedia menjadi pendamping hidupnya," seluruh orang dalam ruangan tersebut langsung mengucap beribu hamdalah.

"Dengan syarat, tidak akan tinggal di rumah dinas dan tetap tinggal di rumah ini. Serta bisa menjadi sosok ayah yang baik, apakah bersedia menyanggupinya?"

Seketika suasana kembali hening dan semua orang yang ada memusatkan perhatiannya pada Farhan. Farhan berpikir sejenak dan menjawabnya, "Saya Aiden Farhan Sandyakala, bersedia menyanggupinya." Semua orang yang menyaksikan kembali mengucapkan beribu hamdallah.

Ibu Farhan pun maju untuk memasangkan cincin di jari manis Ayu. Setelahnya Ayu mencium tangan sang calon ibu mertua.

"Mugi lancar tekan akad, yo, Ndhuk," ucap sang calon ibu mertua sambil mengelus pundak Ayu dan tersenyum.

(Semoga lancar sampai akad, ya, Ndhuk.)

"Nggih, Bu. Kula nyuwun dunganipun," balas Ayu halus.

(Iya, Bu. Saya minta doanya.)

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan musyawarah tentang kesepakatan mahar dan lain-lain.

FOOF

"Ada yang ketinggalan ga?" tanya Ali pada istrinya yang hendak bersiap turun dari mobil.

"Gak ada," jawab Rita ketus dengan tetap fokus pada isi tasnya.

Mereka berdua segera turun dari mobil dan segera menuju ke gedung. Tapi, Ali merasa aneh dengan istrinya.

Kenapa?

Karena dirinya ditinggalkan berjalan sendiri dan tidak digandeng sama sekali. Kasihannya.

Ali mendekati istrinya dan menggandeng tangannya, tetapi respon yang ditunjukkan sunguh di luar dugaannya, "Gandengnya nanti aja di dalem, kalau ada bapak sama ibu." Ucap Rita sambil melepaskan genggaman suaminya secara halus dan lanjut berjalan meninggalkan suaminya.

Ali yang mendapat perlakuan seperti ini hanya mampu menghela napas. Dia pun mengikuti istrinya dari belakang.

Ternyata konflik di antara mereka masih berlanjut.

😊😊😊😊😊

Pria yang sudah siap dengan baju pengantinnya itu kini sedang duduk terdiam.

"Oi, ngelamun bae," tegur seorang wanita yang tak lain adalah Mbak Nova.

Si pria kaget dan menengok ke arahnya, "Eh, Mbak Nova."

"Kenapa ngelamun terus? Udah ngapalin kan?" tanya Mbak Nova basa-basi.

"Udah, Mbak. Grogi aja aku," jawab sang adik alias Farhan.

"Kenapa grogi sih? Yakin dong, optimis. Mau nikahin cewek kok grogi, cowok apaan kamu?" pancing Mbak Nova untuk membangkitkan semangat adiknya.

"Maksud anda apa, ya?" tanya Farhan dengan mata menyipit.

"Ya, kalau kamu grogi, berarti kamu gak percaya sama dirimu sendiri, kamu bukan cowok sejati."

"Kata siapa?" Farhan mulai menantang.

"Kataku, kenapa? Kalau kamu cowok sejati, buktiin dengan ucap ijab kobul dengan percaya diri, no grogi-grogian," tantang Mbak Nova ganti.

"Oh, oke, siapa takut?"

"Nah, itu baru adikku. Semangat, Han, kamu pasti bisa," ucap kakaknya sambil mengepalkan tangannya yang dibalas sama oleh Farhan.

Senja Tanpa DamaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang