05: Perubahan

1.7K 110 3
                                    

AUTHOR POV

Keesokan harinya..

Permainan semalam adalah permainan terbaik yang pernah Jay Park rasakan dalam hidupnya. Baru kali pertama, ia menyetubuhi seorang gadis hingga menghabiskan waktu tiga jam penuh. Seolah tenaganya terisi kembali setelah merasakan pelepasan bersamamu. Jay juga tak pernah merasa puas dengan tubuhmu yang begitu nikmat baginya. Walaupun tubuhmu terdapat banyak memar dan luka, namun ada sensasi tersendiri yang Jay dapatkan saat melihat ekspresi wajahmu. Jay tahu, kamu tak bisa berjalan untuk beberapa hari kedepan, sehingga lelaki itu dedikasikan hari liburnya untuk merawatmu sepenuh hati. Padahal, ia tak akan mau melakukan hal ini kepada siapapun sebelumnya, memasakkan sarapan, menyiapkan baju ganti untukmu dan membereskan kamarnya sendiri. Ia tak ingin kamu terbangun dari tidurmu karena Jay mengerti dengan keadaanmu.

"Hyung, dimana gadisku?" tanya Jungwon menghampiri Jay yang sedang membuatkan susu hangat untukmu di dapur. Semua penghuni penthouse ini pun merasa aneh dengan tingkah Jay yang tak biasa itu. Menyiapkan sarapan pagi untuk gadis yang semalam ia tiduri, sangat tidak mungkin Jay lakukan tetapi hal itu terjadi padamu.

"Di kamarku, dia masih tertidur. Tak apa, tak usah khawatir." jawab Jay. Jungwon pun memberikan satu strip obat berwarna biru yang tak lain adalah obat pencegah kehamilan. "Jangan lupa ini hyung," ucap Jungwon. Jay menaruh obat tersebut di atas nampan yang akan ia bawa ke kamarnya.

"Bagaimana hyung gadisku?" tanya Jungwon lagi. Ia penasaran, hal apa yang membuat lelaki sedingin Jay bisa berubah menjadi perhatian seperti ini hanya dalam semalam. Lelaki itu bahkan tak pernah mau membuat makanan untuk dirinya sendiri dan sekarang ia membuatkan makanan untukmu.

Jay pun menghentikan kegiatannya sejenak untuk menoleh ke arah Jungwon, "Luar biasa, aku tak merasa rugi telah menebusnya dengan harga yang sangat mahal." ucap Jay yang sukses memecah tawa Jungwon.

"Gadis sepertinya yang kau cari selama ini, kan hyung?" pertanyaan itu langsung dibalas anggukan kepala oleh Jay. "Gadis itu penurut, tak banyak omong tetapi desahannya sangatlah indah dan ekspresi wajahnya memabukkan. Tubuhnya itu yang membuatku ketagihan. Ah, shit!! bahkan dengan membayangkan saja dapat membuatku tegang."

Percakapan mereka itu tanpa sadar didengar oleh seorang laki-laki yang tak lain adalah ketua dari kelompok kriminal ini bernama Heeseung.

"Yang penting, ia harus tutup mulut tentang yang terjadi di rumah ini." ucap Heeseung bergabung dalam pembicaraan mereka.

"Tenang hyung, aku yang akan bertanggung jawab penuh dengan gadis itu." ujar Jungwon. Setelah itu, Jay bawa nampan berisikan sarapan untukmu masuk ke dalam kamarnya. Dirimu sudah terbangun dari tidurmu, kamu duduk di atas kasur Jay dalam keadaan rambut yang berantakan dan baju yang hanya terkancing di bagian dada. Sebelum terlelap, kalian sudah membersihkan diri dengan mandi air hangat.

Jay tertawa pelan setelah melihat keadaanmu yang sangat kacau dan menggemaskan. Lelaki itu taruh nampan tersebut di atas meja depan televisi kamarnya, lalu berjalan menghampirimu yang masih melamun mengumpulkan nyawa.

Menyadari keberadaan Jay di dekatmu, kamu pun menoleh ke arahnya lalu menyapa, "Selamat pagi daddy~". Degup jantung Jay sukses dibuat tak karuan olehmu. Jay berusaha menutupi ekspresi di wajahnya lalu menjawab, " Ini sudah siang." Dengan ekspresi wajah yang datar sukses membuatmu bingung dan memeriksa keadaan di luar serta mencari keberadaan jam di ruangan tersebut. Ekspresi itu terlihat sangat menggemaskan bagi Jay sehingga lelaki itu tak bisa lagi menutupi segala ekspresinya, ia tertawa pelan lalu mendudukkan diri di pinggiran kasur.

"Morning kiss untuk daddy mana?" Jay meminta jatah pagi hari padamu. Namun kamu langsung menutup mulutmu karena merasa malu, "Aku belum sikat gigi daddy." ucapmu begitu polos dan menggemaskan bagi Jay.

"Gwenchana." ucap lelaki itu lalu memajukan bibirnya, menunggumu untuk memberikan kecupan di bibir tebalnya. Dengan ragu, kamu mendekat ke arah lelaki itu, tanganmu menangkup wajah mungilnya lalu mengecup bibir Jay sekilas. Setelah itu, kamu tertawa malu bersamanya.

"Daddy sudah buatkan sarapan untukmu. Kamu mau makan sekarang?" tanya Jay. Ia tak biasa menawarkan hal itu kepada seorang perempuan itulah sebabnya ia sedikit gugup dan bingung menyusun katanya.

"Terima kasih, daddy." reaksi seperti ini yang Jay harapkan. Kebahagiaan terlihat di wajahmu saat menatap Jay dan hal itu membuat lelaki itu semakin menyukaimu. Jay bangkit dari duduknya, diikuti kamu yang berusaha bangkit namun selangkanganmu terasa begitu sakit. Kamu meringis saat akhirnya kamu bisa berdiri tegak, namun untuk menggerakkan kakimu terasa sangat berat.

Alhasil, Jay yang tergerak menggendong tubuhmu untuk membawamu ke sofa depan televisinya. Kamu melingkarkan tanganmu di pundak lelaki itu, kamu dapat merasakan dengan jelas degup jantung Jay yang tak biasa. Tatapanmu juga tak lekang dari wajah tampan Jay. Kamu jadi terbayang kegiatan yang semalam kalian lakukan bersama. Bersetubuh dalam berbagai posisi dan gaya. Desahan dan hentakan tubuh Jay juga sangat memabukkan. Berhubungan seks mungkin akan menjadi hobi baru untukmu kedepannya dan dengan berhubungan seksual kamu menjadi yakin bahwa jalan yang kamu pilih selama menjadi lesbian adalah suatu kesalahan. Lelaki memang suka menyakiti hati namun berhubungan seksual bersama laki-laki adalah nikmat yang luar biasa. Kamu harus mengakhiri hubungan menyimpangmu secepatnya.

"Daddy tahu, daddy tampan." ucap Jay menyadarkan lamunanmu. Memecah tawamu pelan saat perlahan lelaki itu mendudukanmu di atas sofa miliknya. Kamu mengigit bibir bawahmu pelan, karena merasa gugup saat Jay yang bergantian menatap wajahmu dalam diam.

"Daddy, terima kasih untuk semalam." Kamu tak henti-hentinya berterima kasih atas apa yang telah Jay lakukan semalam, dari menyelamatkanmu dari pelelangan manusia sampai memberikan pengalaman hidup yang belum pernah kamu dapatkan sebelumnya, yaitu seks yang sangat nikmat dan bergairah.

Jay akan sangat bahagia jika kamu ingin melakukannya lagi pagi ini, namun ia mengerti keadaanmu yang tak memungkinkan hal itu terjadi. "Iya," jawabnya singkat. Pandangan Jay terus terfokus pada bibirmu yang kamu gigit tanpa sadar, terus menerus.

"Aku minum ya daddy." ucapmu. Jay pun mengangguk dengan gejolak yang semakin besar ia rasakan. "Habisin ya." ucapnya. Kamu meminum beberapa teguk susu tersebut dan setelah itu kamu taruh kembali susu tersebut di atas meja. Kamu jilat pinggiran mulutmu yang terdapat sisa susu yang kamu minum, berakhir dengan mengigit bibir bawahmu lagi.

Persetan dengan segala hal, Jay tak bisa menahan dirinya lagi. Lelaki itu mendekat padamu lalu membawamu untuk duduk di atas pangkuannya. Ia lepaskan kemeja tipis miliknya yang menutupi tubuh indahmu, lalu membawamu kedalam ciuman penuh gairah.

"Nghhh daddy." kamu tahu lelaki itu tak merasa puas dengan permainan semalam, sehingga kamu sudah mengantisipasi hal ini akan terjadi lagi. Kamu juga suka dengan tubuh Jay sehingga kamu tak merasa keberatan saat Jay kembali menyatukan tubuh kalian di bawah sana. Walaupun terasa sedikit nyeri dan penuh, tapi kamu merasa lengkap saat milik Jay berada di dalam tubuhmu.

"Daddy tak pernah merasa puas denganmu, sayang."

TBC

CONSUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang