AUTHOR POV
"Daddy, bolehkah aku kembali ke kamar Jungwon?" tanyamu, selepas permainan panjang yang kalian lakukan. Jay Park masih memeluk tubuhmu erat dari belakang, sesekali ia kecup leher bagian dalammu untuk meninggalkan jejak disana.
"Kenapa? Kau tak nyaman bersama daddy?" tanya Jay mulai dipenuhi amarah. Ia bangkit dari tidurnya untuk mengenakan pakaiannya kembali. Kamu juga bangkit dari tidurmu dengan susah payah, kamu menutup tubuh telanjang mu menggunakan selimut. Selangkanganmu terasa semakin sakit akibat permainan tanpa henti yang Jay lakukan.
"Bukan begitu daddy-"
"Ingat, daddy pemilikmu juga!! Aku yang lebih banyak mengeluarkan uang untuk penebusanmu. Jungwon hanya berkontribusi 30% saja. Ia tak memiliki banyak uang, jadi daddy harap kamu tahu harus menempatkan diri!!" bentak Jay lalu keluar dari kamar tidurnya dipenuhi amarah yang begitu besar.
Setelah mendengar kenyataan itu, tangismu pecah sejadi-jadinya. Semua keberuntungan yang kamu kira akan kamu dapatkan, ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kamu pikir, Jungwon yang berkontribusi besar dalam penebusanmu semalam, ternyata Jay yang paling banyak mengeluarkan uang untukmu. Kamu masih belum siap jika harus melayani Jay setiap harinya, mendapatkan siksaan terus menerus di tubuhmu seperti tamparan, pukulan dan lain sebagainya.
Itulah sebabnya kamu menangis kencang merutuki segalanya. Kamu hanya takut lelaki itu akan membunuhmu suatu saat nanti karena terlalu sering mencekik lehermu, walaupun kamu menyukai tubuh Jay dan seluruh kenikmatan yang ia berikan, tapi kamu belum siap dengan kehidupan baru ini.
Kamu menangis cukup lama di atas kasur Jay. Setelah merasa suasana hatimu sedikit lega, kamu turun dari kasur tersebut. Kamu bereskan sisa permainan kalian, seperti merapikan tempat tidur dan mengembalikan beberapa barang ke tempat asalnya.
Kamu melihat ada noda darah di atas kasur tersebut, yang kamu yakini adalah noda darah keperawananmu. Air mata kembali membasahi wajahmu. Tidak, kamu bukan menyesali karena telah memberikan hal berharga itu kepada Jay, tetapi kamu menyesali ucapanmu barusan kepada Jay.
Kamu tak bisa membayangkan jika kamu jatuh ke tangan yang salah sampai harus membuatmu lebih tersiksa lagi dari sebelumnya. Walaupun Jay juga menyiksamu saat bercinta, tetapi ia masih memperlakukanmu seperti manusia dengan menyiapkan baju ganti dan sarapan untukmu.
Tak seharusnya kamu berkata seperti itu padanya, harusnya kamu bisa lebih berterima kasih pada Jay karena uang yang ia keluarkan untukmu juga tak sedikit.
Setelah keadaan kamar itu telah rapi, kamu masuki kamar mandi di dalam kamar Jay tersebut. Membersihkan diri dengan air hangat. Ada begitu banyak lebam baru ditubuhmu terutama di pergelangan tanganmu yang terus Jay ikat. Kamu merasakan perih saat air menyentuh luka-luka di tubuhmu. Kamu harus terbiasa dengan rasa sakit ini.
Setelah mandi, kamu kenakan baju yang telah Jay siapkan untukmu lalu merias wajahmu menggunakan make up yang telah Jay sediakan juga. Rambutmu telah kering dan kamu gunakan body mist untuk menyempurnakan tampilanmu.
Kamu keluar dari kamar mandi tersebut dan mendapati Jay yang tengah menghisap rokok di atas sofa miliknya. Kamu berjalan dengan perlahan menghampiri Jay. Kamu dudukkan diri di sebelahnya, Jay sempat menoleh ke arahmu dengan tatapan yang masih dingin.
"Daddy, maafkan aku. Aku tak bermaksud, aku hanya takut daddy tak merasa nyaman dengan kehadiranku disini." ucapmu begitu merasa bersalah. Jay kini mengubah posisi duduknya menjadi menghadapmu.
"Kalau daddy tak nyaman, daddy tidak akan membantu penebusanmu." ucap Jay yang entah mengapa membuat jantungmu berdegup kencang. Lelaki itu angkat wajahmu agar tatapan kalian bertemu.
"Sudah mandi?" tanya Jay, tanpa sadar kamu menggigit bibir bawahmu lagi dan mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaannya. Jay taruh rokok miliknya di atas asbak, lalu menangkup wajahmu menggunakan kedua tangannya.
"Jangan gigit bibir bawahmu di depan daddy, sayang. Daddy bisa gila dibuatnya!" pinta Jay, jemari tangannya membantumu melepaskan gigitanmu pada bibir bawahmu. Kamu tak berani menatap atensi lelaki itu, sehingga kamu terus membuang tatapanmu ke bawah untuk menghilangkan kegugupan yang kamu rasakan.
Tiba-tiba, Jay menarik wajahmu lalu menyatukan bibir kalian dengan penuh kelembutan. Kamu terkejut dibuatnya, sebisa mungkin kamu balas setiap lumatan yang Jay berikan. Bibir lelaki itu terasa begitu memabukkan, itulah sebabnya kamu menyukai saat bibir kalian bertemu. Tak lama, karena setelah itu Jay lepaskan ciuman kalian secara sepihak.
"Kembalilah ke kamar Jungwon, semakin sering daddy melihatmu, semakin tak bisa daddy tahan hasrat ini." ucap Jay yang membuatmu tak habis pikir. Lelaki itu tak kunjung puas denganmu dan ingin merasakan mu terus menerus.
Seperti sebuah candu yang sangat sulit untuk ia lepaskan. Kamu takut hasrat lelaki itu akan menyusahkanmu di kemudian hari, namun kamu menyukainya. Kamu suka bersetubuh dengannya, jika tidak sesering yang barusan kalian lakukan.
"Bolehkah daddy?" tanyamu memastikan perintahnya barusan. Jay pun menganggukan kepalanya lalu membuang tatapan darimu.
"Pergilah sebelum daddy menyetubuhimu lagi disini!" perintahnya. Tidak, kamu tak ingin itu terjadi sehingga kamu langsung bangkit dari dudukmu dan bersiap meninggalkan ruangan tersebut.
"Jadikan daddy potong rambut?" tanyamu, teringat dengan lerkataan Jay di sesi bercinta yang kalian lakukan tadi.
"Jadi, nanti malam saja. Kamu bersiap ya, dandan yang cantik." ujarnya. Kamu pun menganggukan kepala lalu berpamitan dengan Jay.
Setelah kamu keluar dari kamar tersebut, Jay langsung menghubungi anak buahnya untuk mencari tahu keberadaan para lelaki yang telah merundungmu sampai membuat tubuhmu terluka dan berakhir di pelelangan manusia.
Jay mengetahui semua identitas mereka darimu, di sela sesi bercinta kalian tadi. Jay terus bertanya tentang masa lalumu dan hal yang mendasari perundungan itu. Jay akan mengubah kehidupanmu lebih baik lagi dengan cara yang berbeda.
Kamu berjalan menuju kamar Jungwon dengan susah payah. Kamu ketuk terlebih dahulu pintu kamar Jungwon, lalu kamu buka dengan perlahan. Terdapat Jungwon dan Jake yang tengah bermain PS5 di depan televisi.
"Annyeonghaseyo." Kamu menyapa dengan formal keduanya. Sontak, Jungwon dan Jake menoleh ke belakang. "Y/n!! Sini duduk di sebelahku!" ajak Jake yang membuat tawa Jungwon pecah.
Kamu dudukkan diri di sebelah Jungwon sambil memperhatikan keduanya yang begitu sibuk bermain. Cukup lama, mereka bermain, hingga akhirnya permainan dimenangkan oleh Jungwon dengan perbedaan score yang tipis.
"Kamu sudah makan?" tanya Jungwon yang menoleh ke arahmu. Jake juga tak henti menatap ke arahmu dengan kagum, kamu tertawa pelan saat menyadari tatapan kedua lelaki itu.
"Wah, cantik sekali! Bahkan setelah dilihat dari dekat, tau gitu aku juga nyumbang semalam!" setelah mengatakan itu, Jake mendapat dorongan untuk meninggalkan sofa tersebut dari Jungwon. Kamu hanya tertawa pelan karena tak ingin menyakiti hati lelaki itu.
"Belum." jawabmu. Jungwon langsung bangkit dari duduknya dan mengajakmu turun ke lantai bawah untuk makan bersama. Namun, lelaki itu memang belum terbiasa bersikap lemah lembut pada wanita, sehingga Jungwon tanpa sadar menarik tanganmu dengan kasar yang membuatmu berteriak kesakitan.
"Aw!!" pekikmu, merasakan daerah kewanitaanmu semakin sakit karena dipaksa berjalan cepat. Jake yang berada di belakang kalian pun melepaskan genggaman tangan Jungwon lalu berkata.
"Kamu harus memperlakukan wanita dengan lembut, dia kan baru saja kehilangan perawannya. Pasti masih sakit ya?" ucap Jake menuntunmu untuk berjalan perlahan. Tangan lelaki itu melingkar di pinggangmu yang membuat Jungwon sedikit kesal.
TBC
Jangan pelit vote dan komen jika memang ingin dilanjut.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONSUME
Hayran Kurgu[🔞] Kamu mengalami perundungan akibat kesalahan yang ibumu lakukan di masa lalu. Tak hanya menyakiti fisik hingga mentalmu, gadis perundung itu juga menjual mu ke sebuah pelelangan manusia yang membuatmu bertemu dengan anggota dari sebuah kelompok...