CONSUME

34: Perasaan

AUTHOR POV

Heeseung mengajakmu masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan diri sekaligus bersembunyi saat Jay dan Valerie tiba-tiba keluar dari kamar mereka guna mencari keberadaanmu. Lelaki itu seperti sedang bertengkar dengan Valerie di lorong depan pintu kamar Heeseung, entah apa yang membuat hubungan keduanya tiba-tiba menjadi tidak akur seperti itu, padahal sebelumnya kamu melihat lelaki itu sedang bercumbu mesra bersama Valerie. Heeseung sempat mendengar beberapa perkataan Valerie yang merujuk ke "Pelelangan", "Jual saja dia ke pelelangan lagi!" "Jalang 100 juta", dan masih banyak lagi. Lelaki itu memintamu untuk diam saat pintu kamarnya akhirnya diketuk dengan keras,

Tok Tok Tok!!

Heeseung buka pintu itu dan menampilkan ekspresi kesal pada seorang wanita yang tak lain adalah Valerie di depan pintu kamarnya. "Oppa, apa kau melihat jalang itu?!" tanya Valerie, mengejutkan Jay sekaligus Heeseung. Jay hanya memantau mantan kekasihnya itu dari depan pintu kamar, entah masalah apa yang melatarbelakangi kerusuhan mereka ini.

"Tidak, jangan menggangguku! Ah, satu lagi! Jaga mulutmu, kau yang jalang, bukan dia!!" setelah memperingatkan wanita tidak tahu malu itu, Heeseung tutup kembali pintu kamar miliknya lalu menguncinya. Kamu hanya bisa duduk dengan penuh ketakutan di sebuah sofa dalam kegelapan. Heeseung nyalakan terlebih dahulu lampu kamarnya lalu mendudukan diri di sebelahmu.

"Kenapa dia mencariku oppa?" tanyamu. Heeseung pun menjawab dengan gesture di bahunya pertanda tidak tahu. Heeseung sempat terdiam sebentar lalu mendapatimu sedang mengigit kuku jari tanganmu sendiri dengan kaki yang tak bisa berhenti bergerak..

"Aku tak melakukan apapun yang merugikan mereka tadi, lalu kenapa aku dicari?" tanyamu pelan pada dirimu sendiri. Heeseung bawa tanganmu yang terus kamu gigit untuk menggengam tangannya. Ia elus punggung tanganmu dengan lembut sambil menatap kosong tempat tidur miliknya.

"Seseorang bisa menjadi lemah karena cinta." ucap Heeseung dengan terus menatap kosong ke depan. Kamu gigit bibir bawahmu lalu menganggukan kepala, setuju dengan ucapannya barusan. "Jay, Kihyun, Minhyuk, Jungwon semua pernah merasakan rasanya mencintai dan dicintai, tapi bagiku perasaan cinta itu adalah sebuah kelemahan. Lihat saja Jay, dia jadi tak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Jelas-jelas, Valerie tidak baik untuknya tetapi masih saja ia terima untuk kembali." ujar Heeseung lalu menoleh ke arahmu.

Kamu pejamkan matamu, berusaha menahan kesedihan hingga air matamu tak sanggup lagi untuk keluar. Dadamu begitu sesak dibuatnya namun kamu tahu, kamu tak memiliki power apapun untuk meminta Valerie menjauh dari Jay.

"Itulah sebabnya, oppa tak ingin jatuh cinta." jelas Heeseung memaksamu untuk memberi perhatian padanya. Kamu menoleh dan mendapati Heeseung tengah mempehatikanmu dalam diam. Ia tersenyum padamu untuk sesaat lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Tapi cinta bisa menjadi kekuatan tersendiri untuk seseorang, oppa." ujarmu, ingin memperbaiki presepsi Heeseung mengenai perasaan tersebut.

"Bagaimana rasanya mencintai seseorang?" tanya Heeseung. Kamu pun tersenyum padanya lalu mengubah posisi dudukmu menjadi menghadap Heeseung, "Rasanya seperti oppa menemukan semangat baru dalam menjalani kehidupan. Oppa ingin selalu bersamanya, berada di sisinya, melihat senyumannya dan mengetahui setiap kegiatan yang ia lakukan. Jantung oppa akan berdegup kencang saat berada di dekat orang yang oppa sukai. Biasanya, oppa akan sangat nyaman berada di dekatnya dan tak segan menunjukkan sisi lemah oppa padanya. Oppa pasti ingin dia memanjakan oppa seperti oppa memanjakan dirinya." jelasmu panjang lebar. Heeseung hanya diam saat mendengarkan penjelasanmu sambil pikirannya melayang jauh.

"Tapi cinta itu juga bisa membuat oppa berubah menjadi orang yang lemah, karena oppa akan selalu membutuhkannya. Oppa akan melakukan apapun untuk tetap bersama orang yang oppa cintai hingga menyampingkan banyak hal." Setelah mengatakan itu, kalian saling tenggelam dalam pikiran kalian masing-masing.