AUTHOR POV
Jay begitu posesif. Ia terus memperhatikanmu dari kejauhan saat dirimu tengah menggerakkan tubuh di lantai dansa bersama Jungwon. Kamu tak merasa canggung sedikitpun saat menari di tengah keramaian dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Sebab dahulu, kamu sempat tergabung dalam sebuah komunitas dance yang lumayan terkenal di daerahmu.
Jungwon sesekali tertawa melihat tarianmu yang begitu menggoda imannya. Kamu sering menyentuh tubuhnya, bahkan saking seringnya, kegiatan menari kalian harus terhenti oleh ciuman mendadak dari Jungwon yang begitu menuntut. Lelaki itu mendorong tubuhmu hingga membentur tembok ruangan. Menangkup wajahmu seiring tubuhnya yang semakin menempel padamu. Kamu mendesah pelan di sela ciuman kalian saat merasakan tangan Jungwon mulai masuk ke dalam dress yang kamu gunakan.
Kamu lepaskan ciuman kalian secara sepihak lalu berkata, "Oppa aku lelah." kamu tahu maksud lelaki itu yang sangat menginginkanmu malam ini. Kamu tak habis pikir dengan Jungwon dan Jay yang tak kunjung puas atas tubuhmu. Keduanya menginginkan berada di dalam tubuhmu terus menerus dan sedikit godaan saja mampu membuat tubuh kedua lelaki itu panas seiring hasrat menginginkanmu bangkit ke tingkat maksimal.
"Manjakan oppa saja, okay?" setelah kamu menjawab bisikan tersebut dengan anggukan kepalamu. Jungwon langsung mengajakmu pergi ke suatu tempat untuk menuntaskan hasratnya. Kalian tak menyadari sepasang mata yang terus memperhatikan kalian hingga keluar dari aula tersebut.
Lelaki itu mendengus kesal, ia yakin Jungwon membawamu untuk pergi menuntaskan hasrat bersama. Ada amarah yang tersirat di ekspresi datar Jay saat ini. Ia sedang tidak ingin menganggu kalian sehingga ia putuskan untuk bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang memainkan beer pong.
"""""""""""""""""'"""
Kamu masuki kamar Jay dengan langkah yang gontai setelah merasa tubuhmu tak kuat lagi diajak berjalan. Kesalahan terbesarmu hari ini adalah termakan godaan Jungwon mengenai kegiatan memanjakan, padahal lelaki itu tak akan puas jika hanya dimanjakan olehmu. Jungwon ingin merasakan tubuhmu terus menerus hingga ia nekat mengajakmu kembali melakukan hubungan seksual di dalam kamar miliknya.
Kamu diliputi kelelahan yang hebat sehingga kamu tak terlalu menikmati penyatuan tubuh kalian. Jungwon memintamu untuk beristirahat di kamarnya, namun kamu merasa tak sanggup lagi melalui malam yang panjang ini bersama Jungwon.
Kamu buka heels yang kamu kenakan lalu menaruhnya di tempat yang telah disediakan. Kamu masuki kamar mandi untuk membersihkan diri lalu berganti pakaian, padahal kamu sudah meminta Jungwon untuk berhenti tetapi lelaki itu masih saja mengikuti hawa nafsunya yang berakhir menyiksamu seperti ini. Kamu sedikit kesal dengan lelako itu dan hal itulah yang melatarbelakangi kepindahanmu ke kamar Jay.
Setelah mengganti pakaianmu, kamu langsung berbaring di atas kasur dalam posisi menyamping untuk mengistirahatkan diri. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya kamu terlelap tidur.
Dua jam berlalu..
Jay merasa bosan dan ingin kembali ke kamarnya untuk mengambil handohone miliknya yang tertinggal di atas nakas. Ia buka pintu ruangan dan mendapatimu sudah tertidur di atas kasur miliknya. Senyuman manis terukir di wajah Jay, ia senang saat melihat dirimu yang tanpa diminta pun kembali ke kamar miliknya.
Kelelahan tergambar jelas di wajahmu, Jay yang begitu mengagumi wajahmu pun nekat mengecup dahimu pelan, namun kecupan itu malah membuatmu terbangun dari tidurmu dan menangis terisak. Terdengar lirih, dirimu yang memanggil ibumu di sela isakan yang membuat Jay terkejut sekaligus bingung. Lelaki itu dudukkan diri di sebelahmu lalu menangkup wajahmu, badanmu terasa panas dan saat itulah Hyungwom sadar keadaanmu sedang tidak baik-baik saja.
"Sayang, ini daddy, kenapa?" tanya Jay yang begitu khawatir atas keadaanmu. Bibirmu begitu pucat dan kamu hanya terus menangis sambil memanggil Jay dengan lirih, "Daddy.. " Jay bingung harus seperti apa. Lelaki itu bawa tubuhmu untuk berbaring terlentang lalu menyingkirkan helaian rambutmu yang menutupi wajahmu.
"Sakit.." tepat disaat Jay memindahkan tubuhmu, kamu berucap lirih yang akhirnya membuat Jay mengerti.
"Bagian mana yang sakit sayang?" tanya Jay sambil membawa selimut untuk menutupi tubuhmu. Lelaki itu tak menyangka keadaanmu akan seperti ini.
"Semuanya sakit.." setelah mengatakan itu, tangismu pecah untuk kesekian kalinya. Saking tak kuatnya kamu menahan rasa sakit di tubuhmu, kamu sampai tak bisa membuka kedua matamu lagi. Bahkan rasa sakit itu lebih besar ketimbang rasa sakit yang kamu terima setelah pengeroyokan yang dilakukan Kyungri dan teman-temannya, karena kamu sudah memendam semua rasa sakit ini sejak lama.
Jay yang khawatir pun bergegas keluar dari kamar untuk mencari kotak obat. Lelaki itu juga mengambil air hangat di dalam sebuah wadah untuk mengompres tubuhmu. Tak lupa, ia perintahkan salah satu koki di kapal pesiar itu untuk membuatkan semangkuk bubur untukmu.
Keadaanmu diperburuk dengan cuaca di luar yang sepertinya akan terjadi badai. Lelaki itu tak pernah mengurusi orang sakit sebelumnya, namun Jay merasa memiliki kewajiban merawat dirimu.
Dengan penuh kasih sayang, Jay mengompresmu menggunakan kompres hangat yang telah ia siapkan lalu mengoleskan minyak angin di sekujur tubuhmu. Tangismu perlahan mereda sebagai pertanda keadaanmu yang perlahan membaik setelah dipijat pelan oleh Jay.
"Minum obat dulu ya." pinta Jay menuntunmu duduk dengan bersender di senderan tempat tidur tersebut. Bubur yang telah Jay pesan juga sudah diantarkan ke dalam kamar miliknya. Baru Jay ingin menyuapkan satu sendok bubur ke dalam mulutmu, kamu langsung mual karena guncangan di kapal tersebut terasa semakin hebat.
Kamu tak biasa dengan keadaan ini sehingga kamu memuntahkan seluruh isi perutmu ke wadah yang telah Jay sediakan. Semuanya hingga tak bersisa apapun di dalam perutmu.
Jay mengerti, akan sangat tak nyaman jika seseorang yang mual dipaksa untuk memasukkan sesuatu ke dalam perutnya sehingga lelaki itu mengurungkan niatnya untuk memberimu obat dan beralih hanya mengompresmu dan memijit sekujur tubuhmu pelan hingga kamu dapat tertidur nyenyak.
"""""""""""""""""""""""
Pagi harinya..
Jay tak tertidur semalaman hanya untuk merawatmu. Lelaki itu dengan telaten mengganti kompres di dahimu bahkan sampai harus mengganti airnya berulang kali. Setelah mengetahui keadaanmu yang sedang sakit, Jungwon bergegas ke kamar Jay untuk melihat keadaanmu secara langsung dan darisitulah perasaan bersalah mulai memenuhi lelaki berlesung pipi tersebut.
"Bagaimana keadaanya hyung?" tanya Jungwon sedikit mengejutkan Jay yang juga terlihat kelelahan setelah merawatmu semalaman penuh.
"Kamu apakan dia?" tanya Jay balik. Dari nada suara Jay memang terdengar sangat ketus dan dingin. Jungwon dibuat berdiri mematung saat Jay putuskan untuk tidak melihat ke arahnya saat menanyakan hal tersebut dan terus memperhatikanmu.
"Tidak ada, aku hanya-" perkataan Jungwon itu langsung Jay sela dengan,
"Dia kelelahan, apakah kamu tak bisa melihat itu? Beri dia waktu istirahat." ucap Jay semakin membuat Jungwon merasa bersalah. Lelaki itu hanya diam hingga seorang lelaki yang tak lain adalah Heeseung masuk ke dalam kamar Jay.
Ia sudah diberitahu Jake yang dari semalam juga ikut membantu Jay mengurusi segala keperluan untuk merawatmu, sedangkan Jungwon setelah bercinta denganmu malah tertidur di kamarnya sendiri.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Heeseung menghampiri kalian.
"Sudah mulai membaik." Akhirnya Jay mau menjawab pertanyaan itu.
"Perlu kita datangkan dokter tidak?" tanya Heeseung yang berbaik hati menawarkan hal tersebut pada Jay.
"Pakai apa hyung?" tanya Jay lagi.
"Helikopter, jika kau mau bisa aku panggilkan untukmu." tawar Heeseung berhubung jarak kapal kalian yang belum terlalu jauh meninggalkan perbatasan Korea Selatan.
"Ya, tolong panggilkan, hyung" Jay benar bersungguh-sungguh dalam merawatmu dan tak segan mengeluarkan banyak sekali dana demi kenyamanan dan kesehatan dirimu. Jay Park tak pernah sekhawatir ini sebelumnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSUME
Fanfiction[🔞] Kamu mengalami perundungan akibat kesalahan yang ibumu lakukan di masa lalu. Tak hanya menyakiti fisik hingga mentalmu, gadis perundung itu juga menjual mu ke sebuah pelelangan manusia yang membuatmu bertemu dengan anggota dari sebuah kelompok...