AUTHOR POV
"26 juta!!" Pelelangan sengit pun terjadi. Heeseung tak menampilkan ekspresi apapun saat mendengar angka terakhir yang ditawarkan oleh seorang wanita paruh baya bersurai merah. Hanya tersisa dua orang yaitu Heeseung dan wanita tersebut untuk memperebutkan anting mahal The Apollo and Artemis Diamons.
Kamu pun merasa tak enak dengan menyentuh lengan Heeseung, agar membuat lelaki itu tak lagi mengajukan penawaran. Heeseung hanya melihatmu sekilas lalu mengangkat lagi papan nomor miliknya sambil mengatakan, "27 juta!" semua orang berteriak karena tak habis pikir dengan angka yang Heeseung tawarkan.
Lelaki itu tersenyum menang saat wanita bersurai merah akhirnya menyerah atas angka yang ia berikan. "Baiklah, anting mahal ini akan terjual dengan harga 27 juta, apakah ada yang ingin menawar lagi?" tanya seorang pembawa acara di atas podium.
Kamu pun berbisik pada Heeseung yang telah mendudukan diri di kursinya lagi. "Astaga, mahal sekali oppa." Heeseung pun mencubit pipi kananmu dengan lembut lalu berbisik, "Jaga baik-baik ya." Tak bisa kamu pungkiri, rasa bahagia begitu memenuhimu saat ini.
"Baiklah jika tidak ada, apakah deal tuan?" tanya pembawa acara tersebut pada Heeseung. Ia angkat jempolnya lalu berteriak kencang, "Deal!" semua orang bertepuk tangan setelahnya. Perlahan-lahan, pandanganmu mulai berubah pada Heeseung.
"Oppa, terima kasih!" bisikmu dengan senyuman manis dan mata yang berkilauan menatap lelaki itu. Heeseung memang sengaja membawamu ke pelalangan barang-barang mewah untuk memberikan satu barang yang berharga namun dapat selalu kamu kenang sepanjang hidupmu. Heeseung sangat bahagia saat melihat wajahmu yang tersenyum lebar padanya. Dengan hanya melihatmu bahagia saja, dapat membuat hidup Heeseung lebih berwarna dari hari-hari sebelumnya.
Setelah melakukan transaksi untuk menebus anting tersebut, Heeseung meminta kedua anak buahnya kembali ke hotel guna mengurus beberapa pekerjaan. Tinggallah kamu berdua saja bersama Heeseung di dalam mobil miliknya. Mobil milik anggota kelompok ENHYPWN memang sengaja dibawa langsung dari Korea menggunakan kapal pesiar untuk memudahkan transportasi mereka di pulau tersebut.
Heeseung berikan anting The Apollo dan Artemis Diamons itu padamu di dalam mobil miliknya. Kamu terima hadiah itu dengan senang hati lalu membuka kotak anting tersebut dengan tangan yang bergetar karena begitu gugup. Kamu bahkan sampai tak tega memegang secara langsung. Heeseung memintamu untuk mengenakan anting tersebut di telingamu. Setelah terpasang, kamu menoleh ke arah lelaki itu dengan senyuman manis di wajahmu.
"Cantik sekali." puji Heeseung begitu kagum dengan visualmu saat ini. Kamu pun tersenyum malu lalu melihatnya secara langsung melalui kaca mobil yang berada di tengah. Senyuman manis terus terukir indah di wajahmu, auramu bahkan semakin terpancar karena kedua anting tersebut. Hal itu sangat membuatmu bahagia melebihi apapun yang pernah kamu rasakan sebelumnya. Kamu peluk tubuh Heeseung sambil tak henti mengucapkan terima kasih padanya.
Detik itu juga, Heeseung merasakan ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di dadanya dengan jantung yang terus berdegup kencang. Ia tak pernah merasakan euforia seperti ini sebelumnya dan hanya dirimulah yang mampu membuat Heeseung merasakan hal tersebut. Benar yang kamu utarakan semalam, jika seseorang jatuh cinta maka orang tersebut akan merasakan kenyamanan saat bersama orang yang dicintainya. Sama halnya dengan Heeseung saat ini, ia balas pelukanmu dengan erat sambil mengusap punggungmu dengan pelan. Setelah puas mengucapkan terima kasih pada Heeseung, kamu lepaskan pelukanmu lalu kembali melihat pantulan dirimu dari cermin di tengah mobil.
"Makan yuk, oppa lapar." kebetulan sekali karena perutmu juga berbunyi setelahnya. Kalian benar-benar menghabiskan hari bersama dengan berjalan-jalan ke sekeliling kota. Mengunjungi beberapa pameran lukisan, mencicipi jajanan-jajanan khas kota tersebut, berkunjung ke cafe kucing dan berakhir dengan menikmati senja di pelabuhan yang berada tak jauh dari hotel yang kalian tempati.
Matahari senja terlihat di ufuk barat. Heeseung memarkirkan mobilnya di tempat paling strategis untuk menikmati pemandangan indah tersebut. Hubungan kalian terasa semakin dekat dan kamu merasa memiliki banyak kesamaan dengan Heeseung. Kamu bahkan menceritakan seluruh keluh kesahmu mengenai hubunganmu dengan Jay maupun Jungwon.
Kamu lelah dengan sikap kasar Jay namun kamu juga merasakan kenyamanan saat bersamanya. Heeseung berusaha meyakinkanmu kalau perasaan nyaman yang kamu rasakan bersama Jay itu hanyalah perasaan nyaman karena kamu berada di titik terendah dalam hidupmu. Bukan perasaan nyaman karena kamu mencintainya. Jay tak baik untuk karena ia tak segan memukulmu walaupun kalian sedang bercinta saat itu.
Kamu juga mengutarakan banyak hal tentang Jungwon, betapa berterima kasihnya kamu pada lelaki itu karena telah menyelamatkanmu dari pelelangan bahkan sampai betapa rapuhnya hidup Jungwon sebenarnya. Lelaki itu hanya membutuhkanmu dan Heeseung sadar akan hal itu. Itulah alasan terbesar Heeseung untuk tidak memperjuangkanmu lebih, karena ia tak ingin menyakiti hati anggota termudanya itu.
Heeseung telah menganggap Jungwon seperti adiknya sendiri tetapi lelaki itu juga sangat menyukaimu. Hal yang Heeseung takutkan pun benar-benar terjadi mengenai 'cinta yang dapat melemahkan seseorang'. Heeseung merasa kelemahannya saat ini terletak padamu dan Heeseung tak bisa mengatasi itu.
Hatinya sakit saat melihatmu bercinta dengan dua temannya sendiri sampai menciptakan banyak luka di tubuhmu. Heeseung ingin sekali marah pada Jay, tapi ia tak mempunyai hak atas hal itu. Itulah sebabnya ia tak bersikap tegas saat Valerie kembali hadir ke dalam kehidupan mereka, karena Heeseung ingin kamu lepas dari cengkraman Jay. Itulah yang Heeseung maksud dengan kelemahannya, ia rela mengorbankan kepercayaan anggota lain demi melihatmu bahagia dan lepas dari Jay. Ia akan melakukan apapun untukmu dengan cara yang berbeda walaupun kamu tak menyadari perjuangannya.
"Hee opaaa~" panggilmu berusaha menyadarkan lamunan Heeseung. Setelah sadar, Heeseung pun tertawa pelan lalu menoleh ke arahamu.
"Oppa melamun?" tanyamu yang langsung di balas tingkah gugup dari Heeseung. Lelaki itu renggangkan tangannya lalu berkata, "Ah, indahnya~" dengan senyum bahagia.
Kamu pun tertawa pelan lalu berkata, "Indah sih tapi silau!" sadar dengan Cahaya mentari yang begitu menyilaukan matamu, Heeseung bawa wajahmu untuk menoleh ke arahnya.
"Sekarang sudah tak silau?" tanya Heeseung sukses menggetarkan hatimu untuk sesaat. Kamu pun mengalihkan pandang darinya namun tetap tak bisa menyembunyikan senyuman di wajahmu. "Tetap silau karena oppa terlalu tampan." Kamu memang seperti itu, suka sekali menggoda seseorang.
Heeseung pun tertawa geli dengan godaanmu tersebut. Kamu berniat menghadap ke depan lagi sebelum akhirnya Heeseung tarik wajahmu untuk mendekat padanya. Lelaki itu menciummu dengan sangat lembut namun terkesan menuntut. Kamu tak terkejut dengan hal tersebut dan malah menikmati setiap lumatan yang Heeseung berikan.
Kini, kupu-kupu yang berterbangan dalam dada Heeseung seperti lepas keluar karena begitu bahagia. Lelaki itu berusaha memberikan ciuman yang manis namun memabukkan untukmu. Bibirmu terasa manis dan lembut bagi Heeseung. Ciuman ini adalah ciuman yang akan Heeseung ingat sepanjang hidupnya walaupun ia sudah sering mencium banyak wanita sebelum kamu.
Namun, kamu berbeda dan hal itu sangat membuat Heeseung bahagia. Tanganmu perlahan menyentuh lengan Heeseung untuk meremasnya saat lelaki itu mulai mengelus bagian pundakmu dengan lembut. Kamu balas setiap lumatan yang ia berikan hingga tanpa sadar terlarut dalam permainan bibir Heeseung.
Kalian menghabiskan waktu yang panjang untuk bercumbu dan saling mengenal karakteristik ciuman satu sama lain. Heeseung merupakan tipe yang suka menarik ulur permainan. Ia bisa berubah menjadi sangat dominan dalam melumat bibirmu tetapi sesekali ia berikan kesempatan padamu untuk memimpin permainan. Hingga kamu merasa tangan Heeseung mulai tak terkendali dengan mengelus paha bagian dalammu, kamu lepaskan ciuman itu secara sepihak lalu berkata, "Aku datang bulan, oppa." gumammu pelan.
Heeseung pun tertawa lalu menjawab, "Syukurlah." jawaban yang mengandung banyak arti bagimu. Lelaki itu elus puncak kepalamu dengan lembut dan berakhir menarikmu lagi untuk mencium bibirnya. Kalian menghabiskan senja dengan cara yang tak biasa namun memabukkan. Kini, kamu telah resmi berselingkuh dari Jungwon maupun Jay.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
CONSUME
Fanfiction[🔞] Kamu mengalami perundungan akibat kesalahan yang ibumu lakukan di masa lalu. Tak hanya menyakiti fisik hingga mentalmu, gadis perundung itu juga menjual mu ke sebuah pelelangan manusia yang membuatmu bertemu dengan anggota dari sebuah kelompok...