41: Permintaan Maaf

547 53 9
                                    

AUTHOR POV

"Kenapa kamu mengenakan make up setebal ini?" tanya Jay meneteskan cairan pembersih make up pada sebuah kapas untuk membersihkan make up tebal yang menutupi luka di wajahmu. Kamu hanya terus diam, tak ingin menjawab berbagai pertanyaan yang lelaki itu lontarkan. Rasa kesal dan takut masih menyelimutimu sehingga membuatmu enggan berbicara padanya.

"Daddy berbicara denganmu!!" kesal Jay membuatmu sedikit menjauh dengan memejamkan matamu guna berjaga-jaga seumpama lelaki itu melayangkan pukulan lagi ke wajahmu. Melihat reaksimu itu membuat Jay tersadar kalau kamu masih merasakan takut padanya pasca kejadian beberapa jam yang lalu.

Tanpa kata, Jay tarik wajahmu lalu mengusapkan cairan pembersih make up itu di wajahmu lagi. Jay sedikit menekan kapasnya yang membuatmu meringis kesakitan hingga meneteskan air mata.

Setelah foundation di wajahmu terhapus sedikit dan menampilkan banyak memar di wajahmu, Jay terdiam dipenuhi rasa bersalah. Lelaki itu akhirnya tersadar setelah melihat banyak sekali memar dan luka yang ia ciptakan di wajah cantikmu. Jay alihkan pandangannya ke bawah karena terlalu merasa bersalah.

Melihat Jay yang merasa tak enak dengan sikapmu tersebut pun akhirnya membuka jalan untukmu berbicara.

"Daddy, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanyamu setelah mengumpulkan banyak keberanian. Kamu menoleh ke arah Jay yang menatapmu sendu penuh rasa bersalah. Merasa diberikan jawaban melalui tatapan mata oleh Jay, kamu pun melanjutkan pertanyaanmu.

"Mengapa sikap daddy berubah setelah Valerie datang? Apa daddy sudah tidak membutuhkanku lagi?" tanyamu akhirnya memberanikan diri, sukses membuat Jay semakin tidak enak denganmu. Lelaki itu mengalihkan pandangan sambil menjawab, "Tidak, daddy masih membutuhkanmu".

"Jungwon oppa juga berubah, tak membalas pesan dariku dan sekarang mengusirku dari kamarnya." suaramu mulai bergetar saat mengucapkan kalimat itu yang merujuk ke pemilikmu yang lain.

"Semua berubah karena kamu mencium Heeseung dibelakang kami, apa kamu tak sadar kesalahanmu?" nada suara Jay sedikit meninggi saat mengatakan hal itu padamu. Kamu pun menundukkan kepalamu sambil melihat tanganmu yang terus bergetar hebat menahan takut.

"Heeseung oppa sangatlah baik, dia selalu ada disaat aku butuh tak seperti daddy dan Jungwon oppa." setelah mengatakan itu, kamu gigit bibir bawahmu yang terluka. Berusaha mempersiapkan diri atas reaksi Jay yang bisa saja menyakitimu kembali.

"Kau baru beberapa hari mengenalnya bukan?! Apa kamu melupakan pengorbanan kami selama ini untukmu seperti apa?!" Jay sangat tidak bisa mengontrol emosinya dan hal itu semakin membuatmu takut.

"Heeseung oppa juga tidak pernah menyakitiku apalagi sampai memukulku seperti daddy." lirihmu pelan dengan kepala yang terus menunduk ke bawah pertanda takut dengan lelaki lawan bicaramu.

"Semua daddy lakukan karena daddy tak ingin kehilanganmu, Y/n!!" Nada bicara Jay semakin meninggi saja.

"Tapi daddy menyakitiku. Lihatlah, semua memar ini! Daddy bisa membicarakannya baik-baik denganku bukan dengan cara seperti ini!! Inilah yang membuatku berpikir daddy tak membutuhkanku lagi!" kamu mengucapkan itu seiring tangisanmu pecah sambil menatap Jay meminta penjelasan lebih mengenai sikap buruknya selama ini.

Dirimu benar-benar hancur karena lelaki itu dan sekarang Jay sepertinya sadar atas kesalahannya. Melihatmu yang menangis sampai tersedu-sedu ini seolah menampar Jay dengan kenyataan yang ia ciptakan sendiri.

Merasa tangismu tak kunjung mereda, Jay ingin memeluk tubuhmu tetapi kamu berusaha menghindar lalu mengucapkan, "Jika daddy ingin kembali dengan mantan kekasih daddy, lebih baik lepaskan aku. Heeseung oppa ingin menebusku jadi aku mohon daddy jangan egois seperti ini." dengan lirih, kamu memohon pada lelaki itu untuk melepaskanmu. Namun, Jay tentu tidak akan melepaskanmu dengan begitu mudahnya.

CONSUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang