Waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Setelah mengganti sprei kasur dan membersihkan diri, Heeseung mengajakmu beristirahat di kamar kalian. Baru beberapa menit kalian memejamkan mata, sebuah panggilan masuk ke handphone milik Heeseung dari seorang anak buahnya. Heeseung lepaskan pelukanmu di tubuhnya dan perlahan bangkit dari kasur untuk mengambil handphone miliknya di dalam tas kerjanya.
Heeseung angkat panggilan tersebut sambil membuka pintu menuju balkon kamar kalian. Setelah menutup kembali pintunya, Heeseung mulai berbicara sambil memandang gelapnya perairan lepas yang kalian arungi. Sementara kamu hanya bisa memandang punggung Heeseung dari kejauhan. Ada perasaan sedih dan kecewa yang kamu rasakan, namun kamu sendiri tak paham atas penyebab perasaan itu kembali memenuhi dirimu.
Air mata tiba-tiba mengalir membasahi wajahmu saat Heeseung akhirnya menyudahi panggilan tersebut. Kamu pikir, lelaki itu akan kembali berbaring di sebelahmu. Kenyataannya, Heeseung malah berjalan menuju kamar mandi tanpa sepatah katapun padamu.
Baiklah, kamu merasa memang harus menunggu, tetapi setelah menyadari Heeseung kembali dalam keadaan telah berpakaian rapi. Membuat air mata kembali tumpah seiring perasaan kecewa semakin kuat kamu rasakan.
Heeseung begitu terburu-buru sampai tak menyadari dirimu belum tertidur di atas kasur kalian. Lelaki itu pikir, kamu begitu kelelahan sampai tak menyadari kepergiannya yang begitu mendadak.
Padahal, kamu masih bisa melihat semua yang Heeseung lakukan di remangnya kamar ini. Kamu begitu kecewa apalagi saat lelaki itu pergi tanpa berpamitan sedikitpun padamu yang terbaring lemah di kasur kalian.
Setelah mendengar suara pintu yang ditutup, tangismu pecah sejadi-jadinya, sampai membuat dadamu sesak. Kamu bangkit secara perlahan dari kasur ini untuk menyalakan lampu kamar lalu kamu menatap ke sekeliling kamar yang terdapat 30 kamera tersembunyi. Kamu tak tahu dimana letak pastinya kamera-kamera tersebut, tetapi rasanya kamu benar-benar berada dalam penjara yang Heeseung buat.
Dengan rasa sakit yang teramat sangat di bagian kaki dan perutmu, kamu berjalan menuju lemari pakaian untuk melapisi baju tidurmu menggunakan jaket tebal pemberian Jay Park. Setelah merapikan sedikit penampilanmu, kamu berjalan dengan perlahan menuju pintu ruangan yang ternyata telah dalam kondisi terkunci dari luar.
Kamu pun tak habis ide, kamu berjalan menuju pintu balkon yang kebetulan tak dikunci lalu keluar dari kamar tersebut menggunakan jalan kecil yang menghubungkan area balkon dengan bagian luar kapal ini.
Kamu menyusuri jalan tersebut hingga tak sengaja berpapasan dengan seorang anak buah Jay Park yang berniat membakar rokok miliknya. Pria itu terkejut bukan main setelah menyadari keberadaan mu di bagian luar kapal pesiar yang membawa kalian kembali ke Korea Selatan.
Dengan suara yang serak, kamu bertanya padanya, "Ahjussi, apa kau tahu dimana letak kamar Sooyoung eonni?". Senyum penuh arti mulai terukir di wajah anak buah Jay Park tersebut, "Mau aku anterin?" tanya pria itu yang langsung kamu jawab dengan anggukan kepala.
Tanpa merasa curiga sedikitpun, kamu ikuti langkah pria itu menuju bagian kapal yang letaknya lumayan jauh dari kamar Heeseung. Setelah sampai di depan sebuah kamar, pria itu ketuk pintunya sambil terus memberikan senyuman penuh arti padamu.
Tak ada pembicaraan di antara kalian, hingga pintu kamar tersebut akhirnya terbuka setelah menunggu cukup lama. "Ada apa?" suara berat itu sangat kamu kenal. Refleks, kamu berjalan mundur setelah menyadari anak buah Jay Park itu malah membawamu kembali pada bos utamanya, bukan mengantarkan dirimu menuju kamar Sooyoung.
Sialnya, pria itu mudah sekali menahan langkahmu dan menarik mu masuk ke dalam kamar Jay Park. Bahkan, pria itu sampai mendorong tubuhmu yang lemah ke dalam pelukan Jay Park sambil mengatakan, "Ini yang kau cari kan, bos?" tanya pria itu. Sontak, Jay Park peluk tubuhmu erat walau rasa terkejut masih tergambar jelas di wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CONSUME
Fanfiction[🔞] Kamu mengalami perundungan akibat kesalahan yang ibumu lakukan di masa lalu. Tak hanya menyakiti fisik hingga mentalmu, gadis perundung itu juga menjual mu ke sebuah pelelangan manusia yang membuatmu bertemu dengan anggota dari sebuah kelompok...