54: Maaf

787 67 5
                                    

"Kau ingin pergi dariku, Y/n?" tanya Heeseung dengan suara yang berat dan penuh amarah. Saking takutnya kamu atas amarah yang Heeseung rasakan, kamu langsung menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala dan tangisan yang semakin pecah.

"Oppa, maafkan aku.." lirihmu, berharap lelaki itu luluh atas sikap lemah mu ini, tapi Heeseung malah mengangkat wajahmu agar tatapan kalian bertemu.

"Siapa dia?" tanya Heeseung. Bahkan dari sorot matanya amat menggambarkan rasa kecewa dan marah  yang Heeseung rasakan. Berusaha kamu atur napas dan degup jantungmu yang semakin tak karuan sebelum menjawab, "Nishimira Riki, teman satu kampus dan satu komunitas sejak aku masih menjadi mahasiswa baru. Kami dulu sangat dekat, sebelum ia mengambil cuti kuliah untuk kembali ke Jepang tanpa mengabariku terlebih dahulu".

Tak ada respon yang tergambar di wajah Heeseung setelah mengetahui identitas lelaki yang ingin membawamu jauh darinya, namun ada satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar untuk lelaki itu.

"Kau menyukainya?" tanya Heeseung masih dengan nada yang tidak bersahabat dan tatapan tajam yang mampu mengintimidasi mu lebih dari yang Jay Park dan Jungwon lakukan.

Sempat kamu alihkan pandanganmu dari lelaki itu sebelum menjawab, "Ti-tidak oppa!" bahkan saking gugupnya takut Heeseung mengetahui kebohonganmu. Kamu sampai tergagap dibuatnya.

"Tapi dia menyukaimu!" duga Heeseung benar adanya. Kalian saling menyukai sehingga bohong jika kamu bilang tak pernah menyukai lelaki itu. Hanya Riki, lelaki yang selalu ada disaat kamu butuh bantuan dan selalu menemanimu dikala sedih maupun senang. Kepergian Riki tanpa kabar begitu menyakiti hatimu sampai membuatmu nekat menjalin hubungan dengan Saena untuk membalaskan rasa kesepian yang Riki ciptakan. Gila memang, tapi itulah kenyataanya.

"Maafkan aku, oppa. Tak ada niatan sedikitpun aku pergi menjauh dari Heeseung oppa. Sungguh, aku hanya mengangkat panggilan yang masuk ke handphone milikku, aku tak tahu kalau yang menelpon adalah Riki.." sekali lagi, kamu berusaha meminta maaf pada Heeseung atas kesalahan yang tak bisa kamu hindari tersebut. Namun, Heeseung malah melangkah menjauhi mu untuk mendudukkan diri di sofa kamar ini.

"Blokir kontaknya!" perintah Heeseung yang langsung kamu lakukan dengan terburu-buru. Setelah terblokir kamu perlihatkan pada Heeseung, namun tak kunjung mendapat perhatian dari lelaki itu.

"Su-sudah aku blokir!" dengan tubuh yang bergetar kamu hampiri Heeseung dan berdiri tepat di hadapannya untuk memperlihatkan kontak Riki yang telah kamu blokir. Namun Heeseung malah mengalihkan tatapannya ke arah lain, Heeseung diam sebenarnya untuk meredakan amarahnya, tapi kamu yang merasa begitu ketakutan malah mengira pemilik barumu tersebut sudah tidak menginginkanmu lagi.

Saking takutnya kamu dibuang untuk ketiga kalinya, kamu sampai nekat bersujud di kaki Heeseung sampai menciumnya dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi. "Heeseung oppa, maafkan aku.." tangismu pecah penuh keputusasaan. Heeseung yang sadar langsung memerintahkan dirimu, "Bangun!" sambil ikut membantumu bangkit dari sujudmu.

Bukannya mereda, rasa kesal semakin memenuhi lelaki itu yang membuatnya tanpa sadar meremas wajahmu lagi, "Y/n, oppa memang berencana membawamu pergi dari kelompok ENHYPEN untuk menjalani kehidupanmu sebagai mahasiswa biasa, tapi bukan berarti kau lepas komunikasi denganku, sayang! Kau akan tetap menjadi gadisku, cintaku, milikku, dan nyawaku!" berusaha Heeseung berikan pemahaman tersebut untukmu hingga perlahan amarah yang Heeseung rasakan mereda setelah melihat tatapan lemah yang kamu berikan padanya.

Tanpa Heeseung sadari, ia tersenyum tipis sebelum meremas wajahmu semakin keras, yang membuat wajah tembammu semakin terlihat menggemaskan baginya.

"Kau mengerti?" tanya Heeseung yang langsung kamu jawab dengan anggukan kepala, "Ne, oppa!". Terlihat susah payah berkat wajahmu yang diremas Heeseung, hingga akhirnya lelaki itu mau melepaskannya dan beralih mengelus pipi tembam mu pelan.

"Satu lagi, jangan pernah bersujud seperti itu untuk meminta maaf pada seseorang karena oppa akan mengangkat derajatmu setinggi mungkin! Jangan rendahkan dirimu pada siapapun, termasuk pada oppa! Kau mengerti?" yang ditujukan pada sikapmu barusan. Heeseung kesal bukan main melihatmu sampai bersujud seperti itu hanya untuk meminta maaf pada dirinya. Heeseung tak ingin kamu merendahkan dirimu sendiri hanya untuk mempertahankan orang lain dalam hidupmu karena bagi Heeseung kamu lebih berharga dari apapun.

"Iya, oppa. Maafkan aku. Aku takut sekali oppa marah denganku dan melepaskan aku. Sungguh tak ada niatan sedikitpun aku pergi meninggalkanmu oppa.." sekali lagi kamu meminta maaf yang memancing Heeseung tuntun tubuhmu yang sebelumnya duduk di lantai tepat menghadap dirinya menjadi duduk di pangkuan Heeseung.

"Iyaa sayang. Cupcup, sudah oppa tak marah lagi denganmu. Jangan menangis lagi ya.." berusaha Heeseung tenangkan kamu tetapi tangismu malah semakin pecah.

"Hidupku hancur oppa, Kyungri menyebarkan video mesum ibuku dan bapaknya ke grup chat kelas. Aku tak akan bisa melanjutkan pendidikanku lagi, keluargaku hancur, aku tak tahu harus kemana setelah ini. Semua orang pasti memandang ren-" ucapanmu langsung Heeseung hentikan dengan kecupan manis sambil ia bawa kamu ke dalam pelukannya begittu hangat. Heeseung elus punggungmu dengan lembut agar membuatmu tenang.

"Shutt, itu tak benar. Hidupmu tak hancur sayangku, ada oppa yang akan melakukan apapun untukmu mulai sekarang sampai seterusnya. Kita akan membangun kelompok ini bersama, membangun keluarga kita bersama, dan membangun rumah kita bersama. Oppa tak peduli, walau kau merasa keluargamu hancur atau dirimu hancur, tapi di mata oppa kau tetap utuh, sebagai Y/n yang sangat oppa sayangi."

TBC

PENDEK BANGET YA?

CONSUMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang