EPS 13

7 0 0
                                    

Suasana perlombaan kewirausahaan di sekolah Bima benar-benar meriah, seolah-olah sekolah berubah menjadi pasar malam yang penuh dengan tenda-tenda dan stan-stan berwarna-warni. Bendera dan balon-balon menghiasi setiap sudut, menambah semarak suasana. Meski disebut perlombaan, sebenarnya lebih mirip festival yang penuh keceriaan dan semangat kompetisi sehat. Semua siswa berusaha menampilkan yang terbaik dari kreativitas dan inovasi mereka.

Setiap kelas membuka berbagai jenis usaha, mulai dari makanan dan minuman, aksesoris handmade, hingga jasa-jasa unik seperti fotografi instan dan permainan berhadiah. Aroma makanan menggoda tercium dari berbagai sudut, bercampur dengan suara riuh tawa dan obrolan para pengunjung.

Di salah satu sudut, terlihat stan kelas Bima dengan papan nama besar bertuliskan "Seblak Mantap Kelas 1B". Meskipun Bima dan Syahrul masih saling diam dan belum berbaikan, mereka tetap berusaha untuk bekerja sama demi kelancaran usaha kelas mereka. Bima sibuk mempersiapkan keperluan seperti kerupuk, sosis-sosian dan keperluan lain, sementara Syahrul lebih banyak membantu mengambil peralatan.

"Kalian lagi diem-dieman ya?" kata ketua kelas mereka dengan nada ganjil, Syahrul dan Bima hanya membuang muka tanpa memberi penjelasan. "Jangan lama-lama saling diem, nanti tiba-tiba aja putus lho! Kaya Jamilah sama pacarnya dulu, sering diem-dieman lama-lama putus."

"KITA GA PACARAN!!!" Syahrul dan Bima serempak.

"Wah, masih kompak ya?" ketua kelas tertawa kecil dan justru mendapat tanda sebagai mempertegas dugaan semua orang kalau mereka memang pacaran.

"Seblak mantap, panas-panas, langsung coba!" teriak ketua kelas penuh semangat. Suaranya tenggelam dalam keramaian, tapi cukup untuk menarik perhatian beberapa pengunjung baru.

Pengunjung festival tidak hanya berasal dari sekolah mereka saja. Banyak siswa dari sekolah lain, mahasiswa, dan masyarakat umum yang turut meramaikan acara ini. Mereka datang untuk menikmati berbagai hidangan, membeli produk-produk kreatif, atau sekadar menikmati suasana yang penuh keceriaan.

Di sepanjang koridor, siswa-siswa berkeliling dengan brosur di tangan, mempromosikan stan mereka dan mengajak pengunjung untuk mampir. Di salah satu sudut, ada penampilan musik live dari band sekolah yang menambah semarak suasana. Alunan musik menghiasi udara, membuat suasana semakin meriah.

Alya, yang sempat risih dengan kehadiran Bima di perpustakaan, terlihat sibuk di stan kelasnya sendiri yang menjual berbagai macam kerajinan tangan. Meski fokus pada pekerjaannya, sesekali ia melirik ke arah stan Bima yang lagi mengomel karena disuruh pakai celemek oleh teman kelasnya yang iseng. Tanpa sadar, Alya jadi memperhatikan Bima dari jarak kelas mereka yang lumayan dekat.

Meskipun ada ketegangan yang terasa antara Bima dan Syahrul, mereka tetap bekerja sama dengan baik untuk memastikan stan mereka berjalan lancar. Apapun tugas yang diberikan ke mereka, mereka kerjakan, walaupun sambil diem-dieman. Para pelanggan mungkin tidak menyadari ketegangan di antara mereka, tetapi teman-teman sekelas yang lain bisa merasakannya.

Di tengah keramaian, terlihat juga beberapa guru yang mengawasi dan menikmati festival ini. Mereka bangga melihat kreativitas dan semangat siswa-siswinya. Pak Samsir dan Pak Haris, yang sebelumnya memarahi Bima, kini tampak lebih santai dan ikut tertawa melihat keceriaan para siswa.

Seiring berjalannya waktu, suasana semakin ramai. Pengunjung terus berdatangan, dan stan-stan yang ada semakin sibuk melayani pesanan. Di setiap sudut, terdengar canda tawa, obrolan hangat, dan teriakan semangat dari para siswa yang berusaha menarik perhatian pengunjung.

"Ya, sekarang gantian!" teriak ketua kelas mengomandoi para bawahannya. Akhirnya Bima dan murid yang tadi menjaga stan kelas mereka, bisa beristirahan dan digantikan oleh teman-temannya yang lain.

Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang