Bima, Amir, Hamzah, Teguh, Gilang, dan nama lainnya hanyalah nama samaran. Nama asli mereka adalah Zidan. Zidan adalah seorang yang mendapatkan pendidikan militer sejak ia berusia sepuluh tahun. Ayahnya adalah seorang veteran di TNI yang sangat disiplin. Tidak hanya dididik secara militer sejak kecil, Zidan juga tumbuh dengan dikenalkan akan dunia intelijen. Sejak kecil, dia dilatih memecahkan kasus, melepaskan diri dari borgol, dan membekali diri dengan berbagai pengetahuan. Dia juga belajar psikologi dan kepribadian banyak orang, meniru gaya bicara, intonasi, dan sebagainya.
Pendidikan Zidan tidak seperti anak-anak seusianya. Saat teman-temannya bermain dan belajar di sekolah umum, Zidan mempelajari teknik penyamaran, seni bela diri, dan penggunaan berbagai senjata dan cara menghadapinya dengan tangan kosong. Ia dilatih untuk tidak hanya menjadi prajurit yang tangguh, tetapi juga seorang agen yang bisa menyusup ke dalam berbagai lapisan masyarakat tanpa terdeteksi.
Begitu lulus dari sekolah intelijen, dia sudah mendapatkan misi-misi penting untuk membongkar kebusukan pejabat daerah, gembong narkoba, teroris, dan kasus-kasus lain yang tidak naik ke permukaan media demi kestabilan negara. Kemampuan Zidan dalam beradaptasi dan menyamar menjadikannya aset berharga bagi negara. Ia pernah menyusup ke dalam jaringan narkoba internasional, berbaur dengan anggota geng, hingga tinggal di daerah-daerah rawan konflik untuk mengumpulkan informasi.
Tahun itu, atas perintah dari Kapolri, ia menerima misi untuk membongkar kebusukan penguasa di Cirebon. Nama yang diberikan padanya untuk misi itu adalah Bima. Menjadi Bima, Zidan harus menyamar sebagai siswa SMA yang tidak menonjol, membuatnya harus menyatu dengan kehidupan remaja biasa.
Sebagai Bima, Zidan harus hidup dua dunia. Di sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang jarang bergaul dan jarang hadir, suka bolos, nilai jeblok dan pemalas. Banyak yang tidak tahu bahwa ketika dia tidak ada di kelas, dia sedang menyusup ke berbagai tempat, ke kantor bupati, kantor walikota, kantor polres. Hal itu dilakukannya untuk mengamati, mengumpulkan bukti, dan menyusun strategi untuk mengungkap kejahatan. Teman-teman sekelasnya, termasuk Syahrul yang adalah sahabatnya, tidak tahu bahwa Bima yang mereka kenal sebenarnya adalah agen intelijen yang sedang dalam misi rahasia.
Pernahkah kamu mengenal seorang tukang sate, yang rasa satenya sangat enak, harganya murah, dan porsinya banyak? Peralatan dagangnya selalu nampak baru, bersih dan rapi, membuat pelanggan merasa nyaman. Setiap hari, kamu melihatnya berjualan di sudut jalan, melayani pelanggan dengan senyum ramah. Namun, ketika suatu hari tetanggamu tertangkap polisi, tukang sate itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Tidak ada yang tahu ke mana perginya, dan seakan-akan dia tidak pernah ada.
Ya, kurang lebih seperti itulah Zidan.
Zidan, dengan segala penyamarannya, mampu menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun. Sebagai seorang agen intelijen, dia harus bisa menyesuaikan diri dengan cepat, berbaur dengan lingkungan sekitar, dan menjalankan misinya dengan sempurna. Seperti tukang sate yang menghilang begitu saja, Zidan juga mampu menghilang dari kehidupan yang dia ciptakan sendiri ketika misinya selesai atau ketika situasi menjadi terlalu berbahaya.
Menjadi Bima adalah salah satu penyamaran Zidan yang paling rumit. Dia harus menyamar sebagai siswa SMA, sedangkan umurnya sudah mau menginjak kepala tiga. Untung saja wajah Bima tidak terlalu merusak penyamarannya. Tinggal mengubah gaya rambut, gaya pakaian, tambahkan sedikit kesan berandal, maka jadilah ia siswa SMA tukang bolos.
Ia juga harus menjalani kehidupan ganda, menjadi siswa yang mengerjakan PR dan ikut ujian, sambil menjalankan misi rahasia untuk mengungkap kejahatan yang melibatkan pejabat tinggi dan jaringan kriminal berkedok instansi pemerintah daerah. Ya, kadang, ia sering bolos, telat, males mengerjakan PR, apalagi ujian⸻ ia sibuk mengumpulkan informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Name
Romance[TAMAT] Alya adalah anak yang berprestasi, cerdas, dan menjadi siswi teladan di sekolahnya. Sementara itu Bima, anak pindahan dari Jakarta adalah siswa yang malas, jarang masuk, sering telat dan sering dapat nilai rendah. Bima jatuh hati pada Alya...